15.

332 39 4
                                    

Pukul 20.30

Seperti biasa, Hanbin berada di ruang kerjanya untuk membuat lagu. Tapi kali ini dia tidak sendirian. Jinhwan menemaninya membuat lagu karena ia tidak ingin Hanbin tidur malam lagi.

"Pokoknya kau harus tidur sebelum jam sepuluh! Aku akan menemanimu sampai kau tidur!" tegas Jinhwan.

"Hyungg, aku kan sudah besar! Kau tidak perlu menemaniku, aku bisa jaga diriku baik-baik" tolak Hanbin.

"Omonganmu itu tidak bisa dipercaya, Hanbin!" tegas Jinhwan lagi.

"Ah, terserah hyung saja!" kata Hanbin kesal.

Sebenarnya, Hanbin tidak terlalu merasa keberatan karena Jinhwan tidak hanya menemaninya tapi juga ikut membantu membuat aransemen lagunya.

"Ah, ternyata besok lagu itu keluar, ya?" sentak Hanbin di tengah-tengah keseriusannya.

"Lagu apa?" tanya Jinhwan pura-pura tidak tahu.

"Aih, kau bahkan ikut menonton saat aku syuting music videonya, Hyung" kata Hanbin kecewa.

"Hahaha, bagaimana mungkin aku tidak tahu" tawa Jinhwan memecah kesunyian.

"Tok..tok.. nugu opseo.." senandung Jinhwan membuat Hanbin merasa geli mendengarnya.

"Ah, tapi menurutmu dia itu bagaimana?" tanya Jinhwan tiba-tiba.

"Dia? Hayi?" tanya Hanbin memastikan.

Jinhwan mengangguk. "Dulu waktu masih jadi trainee, kau bilang kau suka pada seseorang dan itu cinta pertamamu. Kupikir Hayi itu orangnya, apa perasaanmu terhadapnya masih sama sampai sekarang?"

"Ah, jadi kau masih mengingatnya, hyung? Sebenarnya aku tidak tahu bagaimana cara menggambarkan perasaanku saat ini. Aku selalu merasa nyaman saat didekatnya. Aku juga suka saat dia berbagi cerita dan keluhannya padaku. Tapi kurasa perasaan itu bukanlah rasa cinta yang seperti aku harus memilikinya atau menjadi kekasihnya. Kami lebih seperti sahabat atau partner yang saling mendukung, kurasa begitu" tutur Hanbin. Mereka jadi menghentikan aktivitas mereka karena obrolan yang cukup seru itu.

"Benarkah? Tunggu dulu! Jadi cinta pertamamu itu Lee Hayi?" tanya Jinhwan tak percaya.

Hanbin tidak menjawab. "Kenapa tiba-tiba kau menanyakan ini, hyung?" tanya Hanbin.

Namun Jinhwan juga tidak menjawab.

"Tunggu sebentar! Jangan-jangan hyung suka Hayi? Whoaa.. Tenang saja hyung, aku akan memberikan semuanya untuk mu! hahaha" kini suara Hanbin yang memecah kesunyian ruang kerjanya.

"Ya! Bukan begitu maksudnya! Arghh, sepertinya aku ceritakan saja hal ini padamu" marah Jinhwan.

"Hal apa?" tanya Hanbin penasaran.

"Beberapa waktu lalu, Dahyun mengirim pesan padaku" kata Jinhwan mengawali ceritanya.

"Dahyun? Kapan kalian saling bertukar kontak?" tanya Hanbin dengan raut wajah yang serius.

"Dia bilang, dia meminta nomorku pada Jennie karena ingin bertanya sesuatu" lanjut Jinhwan.

"Lalu kau balas apa? Hyungg, kau tidak boleh merahasiakan ini padaku!" seru Hanbin makin penasaran.

"Makanya kalau hyung sedang bicara itu jangan dipotong-potong!" kata Jinhwan kesal sambil memukul kepala Hanbin dengan selembar kertas.

"Hehehe, baiklah akan aku dengarkan sampai akhir!" seru Hanbin mantap.

"Dahyun bertanya tentang keadaanmu. Dia bilang kau sempat muncul dalam mimpinya. Tapi dia berkata kalau itu adalah mimpi buruk. Makanya dia bertanya apa kau baik-baik saja? lalu aku jawab kalau tadi pagi kau sakit. Dia juga bertanya apa kita semua baik-baik saja? Mungkin dia bermimpi kau sedang punya masalah dengan kami. Lalu aku jawab kita semua sangat baik, dan aku memberitahukannya tentang perjalanan sekolah. Kemudian... ah sebentar aku lupa! aku cek ponselku dulu"

You & Me | 김 다현 & 김 한빈 [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang