11

2.6K 340 6
                                    

Sudah 5 hari Heejin menunggu hasilnya, dan akhirnya keluar juga hasilnya.

"Terima kasih" kata Heejin lalu meninggalkan ruangan dokter.

---

"Bunda, bunda jemput Jihyun?" tanya Jihyun, Heejin mengangguk.

"Kita mau kemana bunda?" tanya Jihyun begitu masuk ke mobil Jaemin.

"Kita akan pergi, ke rumah baru" jawab Heejin.

"Ada om ganteng dan tante cantik disana lho" kata Jaemin.

"Tapi ayah Hyunjin?" tanya Jihyun.

"Dia sudah bilang iya Jihyun, sekarang tidak usah bertanya soal ayah Hyunjin mu lagi" balas Heejin yang membuat seisi mobil terdiam.

"Jaemin, tempat Yeji dan Yeonjun benar-benar jauh dari Hyunjin kan?" tanya Heejin.

"Tentu saja, tenanglah kau akan jauh dari bayang-bayang Hyunjin untuk selamanya"

---

"Lingkungan ini benar-benar nyaman Hitomi, aku menyukainya" kata Hwall sambil menyeruput tehnya.

"Baguslah kalau begitu kak, ah iya wanita ular itu tengah mengincar kakak. Ia bahkan menghasut ibu"

"Biarkan saja, ular itu juga akan mati dengan sendirinya" balas Hwall, keduanya kini tengah berkomunikasi via telefon.

"Iya kak, oh iya kak Junkyu kenapa makin tampan?"

"Tanyakan saja padanya Hitomi chan, tanya padanya apa yang ia makan diatas pesawat sana"

"Dia menjawab 'aku memakan awan' huft menyebalkan"

"Haha, ia memang begitu Hitomi. Bersabarlah dengannya"

"Aku sudah sangat bersabar, oh iya aku harus pergi. Dadah kak"

Pip, sambungan dimatikan oleh Hitomi. Hwall menggelengkan kepala, Hitomi itu unik, lucu, dan benar-benar mengerti dia.

Ia juga baik, ia bahkan membantu pelarian ini dan mencari Heejin, semoga saja gadis tembam itu mendapat jodoh yang baik.

---

"Sepi sekali rumah ini" keluh Hyunjin, padahal ia sudah membelikan tiga box pizza dan pulang disaat jam Jihyun pulang.

Tapi, tak ada satu orangpun dirumah.

"Apa ini?" gumam Hyunjin begitu melihat sebuah amplop.

"Aku belum bayar tagihan?" gumamnya sendiri lalu mulai membukanya.

Dear Hyunjin,

Hyunjin, ini aku, Heejin. Kutulis surat ini agar kamu mengetahui sesuatu yang sudah lama aku sembunyikan.

Tentang Jihyun, dan juga malam kelulusan itu. Jihyun adalah putri kandungmu Hyunjin, mungkin kau tidak ingat kapan kau melakukannya denganku, tapi biar aku beritahu padamu lewat surat ini.

Dia malam kelulusan itu, kamu minum cukup banyak. Saat itu Ryujin memutuskan mu dan membuatmu melampiaskan semuanya dengan minuman. Lalu saat itu aku datang, kamu mengira aku Ryujin.

Kamu menarikku ke sebuah tempat tersembunyi, melakukan hal itu, lalu pergi begitu saja. Bahkan disaat kau melakukannya, kau masih meneriak kan nama Ryujin.

Aku menangis saat itu, aku benar-benar merasa kotor. Tak habis disitu, dua minggu kemudian aku positif hamil, disitulah aku benar-benar frustasi. Aku tidak bisa memberitahu mu karena kau mungkin tidak sadar.

Aku pergi, aku putus dengan Hwall, lalu lari sejauh mungkin dari kota kita. Membesarkan Jihyun sendirian tanpa mu, hanya ada bibi ku.

Setelah tujuh tahun tak berjumpa, kita bertemu lagi, di acara reuni itu. Aku masih ingat begitu kau mengelus rambut Jihyun, kau menyayangi Jihyun seperti anakmu sendiri. Aku terharu dengan semua itu.

Awalnya akan ku beritahukan saat aku bilang ingin mengajak mu bicara. Tapi aku terlalu takut, Heejin bodoh ini terlalu takut untuk bicara. Dan akhirnya kau punya Nakyung, kau menyayanginya.

Aku tak mau mengusik kehidupan mu lagi Hyunjin, jadi aku dan Jihyun memutuskan untuk pergi. Aku hanya memberitahukan semuanya lewat surat, aku tak siap dengan reaksimu yang mu yang mungkin tak sesuai ekspetasiku.

Atau mungkin, kau menolakku. Jadi akau putuskan untuk pergi, berbahagialah dengan Nakyung, dia gadis yang baik.

Salam dariku, Heejin

"Jihyun?" gumam Hyunjin, ia membuka lipatan kertas lainnya yang berisi keterangan kalau Jihyun adalah putri kandungnya.

"Sial, aku harus mencari Heejin"

"Jihyun, ayah akan datang"

Bunda; Heejin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang