Moonstars - 15

724 56 0
                                    

Semoga suka ya. Ini part favorit menurut gue sih.










Mobil Juna melaju membelah kota. Menuju kota lain yang di tempuh hanya dua jam melalu jalan bebas hambatan. Tidak begitu macet dan cuaca sedang bersahabat.

"Pernah kesini, La?"

Sekian lama hening akhirnya Arjuna mengeluarkan suaranya.

Luna membalasnya hanya dengan gelengan kepala. Pertanda tidak pernah.

"Kalo lo ngantuk tidur aja. Dua jam perjalanan."






"Ha?"


Luna melongo. Dua jam perjalanan katanya? MAU DIBAWA KEMANA.??? Jangan nyanyi plis. MAU DIBAWA KEMANA ANAK PRAWAN ORANG WOYYYY?

"Kenapa, La?"

"Kemana sih?" Luna malah balik bertanya pada Juna










"Kemana-mana hatiku senaaaaaaaannnggggggg......"





Juna yang ditanya malah seenaknya bernyanyi membuat Luna mendelik tajam. Merasa di pelototi, Juna melirik kesamping, tempat Luna duduk.

Nyanyiannya berhenti begitu melihat wajah Luna yang hendak mengeluarkan asap.

"Selo. Gue bakal bawa balik lo kok."


Hening.

Luna gak jawab.

"Gue gak bakal culik lo kok. Tenang. Everything okey!"

Juna kembali berbicara, mencoba meyakinkan Luna.






--oOo--




Luna yang awalnya ogah-ogahan mengikuti Juna, kini menjadi bersemangat kala melihat pemandangan di depannya. Senyumnya mengembang.

Namun, Luna merasa ada yang kurang.


Juna memperhatikan Luna yang melepas seatbelt dengan tergesa-gesa.

"Sabar dong, La. Seneng banget kayaknya? Tadi aja cemberut mulu. Aduh, gak sia-sia gue ajak lo kesini. Senyumnya itu loh, manis banget. Andai lo senyum terus kayak gini. Bisa makin cinta gue...."

Luna tak mempedulikan racauan Juna, dia dengan semangat keluar dari mobil setelah susah payah melepas seatbelt yang mendadak susah untuk dibuka.


Mereka berdua mendekat ke ujung tebing yang lapang. Tersisa empat orang yang siap dengan parasutnya. Pemandangan disini benar-benar menakjubkan.






"Lo mau coba?" Tanya Juna ketika memperhatikan Luna yang memandang takjub pada paralayang.

Sontak Luna memandang Juna yang sedang memperhatikannya.

"Boleh?" Luna balik bertanya

"Kenapa nggak? Ayo kita coba!"

Juna berseru semangat. Mendengar jawaban Juna sontak membuat senyum Luna kembali mengembang.




Juna masih terpana memandang Luna yang mengeluarkan senyum menawannya.

Ahhh, rasanya pengen gue cium.





Otak mesum Juna dalam mode on. Sontak dia menggeleng-gelengkan kepala, membuat Luna mengernyitkan dahi. Bingung akan tingkah Juna.

"Kenapa lo?"





Luna bertanya. Juna yang ditanyai, mengerjap, mengelap bibir dan siap menjawab pertanyaan Luna.

"Gak. Yuk buruan!"

Juna mencoba mengalihkan fokus Luna. Luna yang diajak, tampak begitu antusias dan melenggang meninggalkan Juna.





Masih diam, Juna menarik tubuh Luna untuk membelakanginya. Suara benda dikaitkan terdengar dari arah belakang Luna.

Joni sang pemandu, ikut tersenyum ketika membantu Juna memeriksa keadaan parasut dan tali keamanan keduanya.

Setelah dirasa cukup aman dan arah angin pun cukup bagus, Joni mengacungkan jempol kearah Juna. Lelaki itu mengangguk.

"Dengerin apapun yang gue katakan. Nanti kalo gue bilang Lari. Lo harus lari. Oke ?"

Luna mengangguk.






Melihat batas tebing di depan seolah siap menelan tubuhnya membuat Luna menutup mata.

"Kita terbang berdua dan gue pilot disini, La. Jadi, gue minta toleransi dari lo. Karena bukan cuma lo yang bakal celaka kalo gak nurut."

Luna mengangguk dan masih menutup matanya.

"SEKARANG LARI!!!"











Entah dorongan dari mana, Luna dengan mata tertutup berlari dibarengi Juna yang menarik parasut menuju ujung tebing. Jantung Luna seakan merosot, saat kakinya tak lagi menatap di tanah.


Luna melayang.

Terbang di udara.

Nge-fly pemirsah.


Dengan gerakan sangat pelan, Luna membuka kelopak matanya.


Luna terpaku. Ekspresinya langsung berubah takjub, saat hamparan pepohonan, bukit hijau, dan vila-vila yang terlihat kecil seperti rumah semut.

"Baguskan?" Juna bertanya saat melihat Luna memandang takjub.

"Bagus banget! Lo sering kesini?" Luna menjawab antusias.

Juna yang sedang memandang ke depan, menoleh kearah Luna.

"Gak sering sih. Paling tiga bulan sekali. Itupun kalo ada yang ngajak gue."

Mereka terdiam, menikmati indahnya pemandangan dari atas sana.














Sayangnya,














KAMERA LUNA MASIH BERADA DI RUMAH SAKIT ALIAS TUKANG SERVICE!!!!!












ARGHHHHHHH!!! SIALANNNNNNN!!!!!!!!!

GAK BISA MENGABADIKAN MOMENT PAKE KAMERA GUE ANJER!!!!!!

MoonStars [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang