Pagi ini Luna berangkat dengan Ron, ternyata Ron satu sekolah dengannya, SMA Angkasa. Cuma bedanya dia kelas XI IPA2, sedangkan Luna kan X IPA 3 otomatis gak sekelas dong? Dia emang selisih satu tahun dengan Ron. Jadi ya gitu...
Pas sampe sekolah Luna beneran berasa diintimidasi sumpah. Siswa-siswi lain menatapnya dengan tatapan sinis ke dia tapi ada juga yang kayak ... Ehm. Kagum gitu. Mungkin kagum sama Ron kali ya. Secara dia kan artis, pasti terkenal deh. Luna juga masih bisa denger bisik-bisik alay
"Oh God! Itu bukannya Ronald Reonald itu ya? Yang artis Inggris itu kan? Pemain Lost in London yang disutradari sama Woody Harrelson itu kan? Ya tuhannn. Dia pindah kesini????"
"Apaan sih Luna, kemaren sama Leon sekarang sama Ron. Dasar bitch."
Udah itu aja yang Luna denger karena dia tutup kuping, pura-pura gak denger. Ron disebelahnya mulai menenangkan sambil genggam tangannya erat.
"Jangan di dengerin sayang..." dia bisikin itu tepat ditelinga Luna. Ihh mrinding anjir.
"Pliss jangan modus Ron."
"Iya iya. Yaudah yuk anter ke ruang Kepsek."
Mereka berjalan beriringan menuju ruang Kepsek (kepala sekolah). Setelah sampai, Luna langsung pamit untuk ke kelas.
Setibanya di depan bangku yang biasa dia duduki, disebelah bangkunya yang sebelumnya kosong kini diduduki oleh lelaki yang gak dia kenal namanya. Dan Luna juga gak peduli sebenernya, tapi tetep aja dia gak terima kalo lelaki itu duduk bareng dia!
Dia langsung ngambil tasnya lalu dia buang kesembarang arah.
Ini dia Luna;
Perempuan sades, sayangnya cantik.
Body-nya mantap betul alias Mantul. Depan belakang maju alias nonjol.
Tapi jangan salahkan jika dia emang beneran sades-se-sades-sadesnya.
"Itu teh tas saya teh,"
"Tah teh tah teh gue bukan es teh!"
"Teteh teh, teteh bukan es teh,"
"SERAH! LO JANGAN DUDUK DIBANGKU GUE!"
"Ohh, ini bangku teteh ya? Maaf teh, tapikan bangku lainnya udah penuh tinggal bangku teteh yang kosong."
"Peduli setan!"
Tak lama kemudian datanglah guru yang akan mengajar di pagi ini. Bu Iin, selaku guru kimia.
"Bimo, ngapain kamu masih berdiri disitu?"
Ooh. Jadi namanya Bimo, ah bodo amat. Gak peduli Luna.
"Teh saya duduk disini ya... Nanti bisa-bisa saya dimarahin atuh teh,"
Luna masih diem.
"Kenapa sih?"
"Kenapa? Ya karena nanti teteh sama saya bisa dimarahin sama Bu Iin."
"Kenapa sih selalu ada orang yang muncul dihidup gue!" Luna bales dengan nada ketus andalannya.
"Gak tau teh, jodoh kali!"
Idih. Ngarep lo!
"Oiya teh, kita belum kenalan. Nama saya, Bimo Prananta,"
"Luna."
"Ohh, teh Nana, semoga kita bisa berteman baik ya teh."
"Ngarep lo! Lagian siapa sih lo?! Nama gue Luna!" Luna mulai ngegas, emosi juga ngladenin ni anak.
"Lhoo, nama sayakan Bimo teh,"
"DIEM!!!"
Luna sampai kelepasan, Bu Iin langsung menghadap ke arahnya
"Kenapa Luna?"
"Ijin bu ke toilet."
"Oh yasudah silahkan."
Luna akhirnya melenggang pergi ke toilet, di tengah perjalanan dia bertemu dengan Ron mau jalan ke toilet kayaknya.
"Ella?"
A/n : Gimana? Pada kangen Juna gak? Chapter ini pendek yaaaa. Next di chapter berikutnya. Bakalan ada Juna kok!
Kalian tim mana nih?
★ Juna dan Luna alias Aluna?
Atau
★Luna dan Ron asias Naron?
Jangan lupa Vomment!!
Biar aku semangat nih ngetiknya wkwkThanks.
KAMU SEDANG MEMBACA
MoonStars [END]
Novela JuvenilKejadian rusaknya kamera kesayangan gadis berwajah baby face disebuah pantai membuatnya membenci seseorang yang telah merusaknya. Hari demi hari mereka lalui bersama. Sampai sebuah rasa mulai tumbuh. Tak hanya ingin mendapat maaf. Sang pemuda juga i...