“Will you my girlfriend, Luna?”
Luna memandang Juna yang sedang bersimpuh tepat di depannya. Di tempat yang banyak sekali bunga-bunga, Juna sedang menembaknya, menyatakan cinta kepadanya. Untuk pertama kalinya.
Pipi Luna memanas, jantungnya berdegup kencang seakan ingin meloncat dari tempatnya, senyumnya tak dapat dia tahan.
Luna memandang Juna dengan perasaan campur aduk, antara senang, terharu dan juga bahagia akhirnya Juna mengungkapkan perasaannya terhadap Luna.
“Luna, jawabannya?”
Tanya Juna sekali lagi saat Luna tak menjawabnya.
Lidah Luna kelu saat ingin memberi jawaban pada Juna. Dan kini yang dia lakukan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda mau.
Juna yang mengetahui itu senang bukan main, mereka berpelukan di sebuah taman dengan nuansa ke romantisan.
“Yaudah yuk, gimana kalo kita makan buat ngerayain hari jadian kita?”
Juna mencium gadisnya dan merengkuhnya. Estrella Luna, kini dia telah menjadi gadisnya. Gadis kesayangan dan gadis yang selalu dicintainya.
Ah, rasanya begitu senang.
Serasa dunia milik mereka berdua. Yang lain hanyalah ngontrak.
--oOo--
“Ciyeeee yang udah jadian. Pejenya dong peje.”
Ron menggoda pasangan baru yang ada di depannya. Mereka berdua kini nampak serasi. Luna yang dulunya jarang tersenyum, kini kembali menebarkan senyum pada siapapun.
Luna yang dulunya sangat malas berbicara, kini lebih banyak berbicara.
Luna yang dulunya sangat anti sosial kini menjadi terkenal dan ramah pada lingkungan.
INTINYA SEMUA BERUBAH KARENA JUNA HADIR DALAM HIDUPNYA.
Mereka sedang berada di sebuah pantai berpasir putih dengan air yang masih berwarna biru.
Niatnya mereka akan menggunakan Jet ski di pantai yang bersejarah.
Mereka berdua akan berboncengan, dengan Juna yang menyetirnya, menerjang ombak di tengah pantai.
Kenapa mereka memilih pantai?
Karena pantai adalah tempat pertama kali mereka di pertemukan.
Tempat bersejarah yang akan mereka ceritakan kelak pada anak-anaknya.
Ih geli, masih SMA udah bahas anak.
“Eh, Ron fotoin dong gue sama Juna!”
Luna menyuruh Ron untuk memfotokan dirinya dan Juna untuk mengabadikan momen menggunakan kamera Luna yang sudah di service oleh Juna.
Mereka sudah berpose dengan banyak gaya, mulai dari berpelukan sampai berangkulan tangan. Sampai sampai Ron merasa terbohongi karena dari tadi Luna berkata “Satu kali lagi, Ron” tapi berujung berkali-kali. Dasar cewek. Kalau sudah depan kamera pasti banyak tingkah.
“Udah banyak nih! Gantian dong gue fotoin.”
“Lah? Foto sama siapa? Lo kan jomblo!” Ledek Juna
“Lo ngeledek gue, tai?” Ron yang di ledek langsung tak terima.
“Iya. Sadar diri ya lo?”
“Ck, udah napa sih kalian berdua ini brisik tau! Buruan di fotoin terus kita naik Jet ski! Aku udah gak sabar Junaaaaaa....” Rengek Luna manja pada Juna. Memang setelah berpacaran mereka resmi memanggil aku-kamu satu sama lain
Setelah memfoto Ron, mereka berdua menaiki Jet Ski yang telah mereka sewa.
Saat di tengah laut mereka sama-sama berteriak sambil mengobrol, menghabiskan waktu berdua di tengah laut dengan angin yang berhembus menerpa rambut mereka.
“ESTRELLA LUNA, I LOVE YOU SO MUCH!!!”
“ARJUNA JERICHO SMITH, I LOVE YOU MORE!!!!”
Terimakasih untuk Juna yang telah datang ke hidupku. Membuatku menjadi seseorang yang dulunya merasa sangat menderita, kini menjadi seseorang yang sangat bahagia dan merasa di hargai serta senantiasa di cintai.
Untuk Arjunaku....
Seseorang yang merubah hidupku yang monokrom ini menjadi lebih berwarna layaknya pelangi....Aku mencintai mu; sekarang, besok, lusa dan bahkan selamanya
Dari Luna si keras kepala untuk Juna si penakluk hati kerasnya.
—THE END—
A/n : INI END BENERAN.
TERIMAKASIH UNTUK PARA PEMBACA YANG SETIA MEMBACA CERITAKU INI.
PEMBACA YANG SELALU MEMBERIKAN JEJAK DI KARYA PERDANA KU INI.
AKU MENCINTAI KALIAN.....BERIBU KATA TERIMAKASIH AKU UCAPKAN UNTUK KALIAN YANG SELALU MENDUKUNGKU.
AKU SAYANG KALIAN SEMUA!!!!!
150719
KAMU SEDANG MEMBACA
MoonStars [END]
Novela JuvenilKejadian rusaknya kamera kesayangan gadis berwajah baby face disebuah pantai membuatnya membenci seseorang yang telah merusaknya. Hari demi hari mereka lalui bersama. Sampai sebuah rasa mulai tumbuh. Tak hanya ingin mendapat maaf. Sang pemuda juga i...