"Yah kan ditutup! Abang sih!"
Luna berdecak saat gerbang telah ditutup. Leon dan Luna tadi telat gara-gara Leon yang bangun kesiangan dan susah dibangunkan. Sial!
"Tenang. Kita lewat belakang!"
"Motornya?"
Leon tak menjawab pertanyaan Luna, dia berjalan menuju warung di depan sekolahnya dan menitipkan motornya sampai pulang sekolah nanti pada sang pemilik warung.
"Yuk!" ajak Leon
"Tapikan aku pake rok, bang."
"Udah sih tenang!"
Mereka berjalan beriringan menuju halaman belakang sekolah.
Dua tas sudah jatuh dari tembok pembatas sekolah. Dibagian atas tembok terdapat besi tajam agar mengurangi kebolosan para siswa. Tinggal selangkah lagi, upaya untuk masuk ke sekolah berhasil Luna lakukan.
Dannnnnnn......
Kaki luna telah menapaki tanah. Pendaratan yang sempurna untuk seseorang yang baru pertama kali memanjat tembok.
Sambil menunggu Leon turun, Luna memunguti tas yang telah sampai duluan di tanah ini. Di bersihkannya tas miliknya dan Leon.
Happp
Pendaratan Leon kali ini tidaklah mulus. Pantatnya lebih dulu menimpa tanah.
Luna yang melihat kejadian itu tertawa terbahak-bahak sedangkan Leon yang melihatnya masih terpaku pada tawa Luna yang pertama kali dia lihat setelah kejadian itu, sesekali meringis menahan sakit.
Merasa diperhatikan, Luna menoleh kearah Leon. Mulutnya dia tutup menggunakan tangan.
"Abang rindu tawamu, Lun..."
"HEH KALIAN BERDUA!!!!"
Wadawww
Luna dan Leon sontak menoleh pada suara cempreng seseorang yang meneriakinya.
Nampak seorang guru berbadan gempal seperti nyonya puff di film kartun spongebob menatap keduanya dengan wajah garang.
"SINI KALIAN!!!"
Mereka berdua mengerjap. Saling bersitatap dan berjalan menghampiri Bu Komala.
"Kenapa ya, bu?" Leon dengan polosnya bertanya pada bu Komala yang sudah siap mengeluarkan asap di telingnya
"MASIH BERANI TANYA?! KALIAN TELAT KAN???!"
"Udah tau nanya."
Bukan Luna yang menjawab. Masih Leon yang setia mengeluarkan suaranya.
"KURANG AJAR! KALIAN BERDUA BERSIHKAN TOILET SEKARANG JUGA!!!"
"Siap... Toilet cewek kan, bu?" tanya Leon dengan tampang polosnya.
"LEONNNNNNNN!!!!!"
--oOo--
Keduanya kini tengah membersihkan toilet perempuan. Sebenernya, hanya Leon di toilet laki-laki. Tapi dia tak mau dan dengan gampangnya ngomong ;
"Abang gak akan ngebiarin kamu bersihin toilet cewek sendirian Luna."
Alah. Dasar.
Bilang aja Modus!
"Besok lagi aku gak mau berangkat bareng abang!"
Luna berkata sambil menyikat lantai didalam bilik kamar mandi.
Di bilik lain Leon menyahut, "ya gak bisa gitu dong!" tolaknya
"Luna gak mau telat kayak gini lagi, abang!"
"Besok-besok abang gak bakal telat. Kamu tenang aja!"
"Bullshit!"
"Yaudah kita buktiin aja!"
"Gak!" Luna menolak dengan keras
"Harus mau!"
"Gak. mau!"
"Harus mau!"
"Gak. Mau!"
"HARUS MAU LUNA!"
"GAK. MAU. ABANG!"
"HARUS MAU LU-"
"AWWWWWWWW." pekik seorang gadis yang baru saja memasuki toilet, "ngapain lo disini, Leon?"
"Makan-makan."
"Hah?"
"Ya bersihin ni toilet lah!"
"Tapi kenapa mesti di toilet cewek anjir?"
A/n : LANJUT GAK NIH?
KAMU SEDANG MEMBACA
MoonStars [END]
Teen FictionKejadian rusaknya kamera kesayangan gadis berwajah baby face disebuah pantai membuatnya membenci seseorang yang telah merusaknya. Hari demi hari mereka lalui bersama. Sampai sebuah rasa mulai tumbuh. Tak hanya ingin mendapat maaf. Sang pemuda juga i...