Bell pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Viola, Aurora dan Kayla belum beranjak dari kelas 11 Ips 3, mereka masih asik membahas drama korea yang Viola dan Kayla tonton tadi malam. Kemudian ketiganya memutuskan keluar dari kelas itu, ketiganya tampak masih asik dengan bahasan mereka tadi, tapi pembahasan mereka terhenti saat mereka melihat seorang murid baru tadi sedang duduk di pinggir lapangan basket, mengamati Dirga cs yang sedang latihan.
"Dia kayaknya excited banget ya nontonnya." komentar Aurora."Omaigat, Dirga! tolong dong pegangin gue, mau meleleh nih."
Sontak Kayla yang berada di sebelah Aurora langsung mendorong Aurora menjauh."Bucin goblok!"
Anak-anak ekskul basket barusaja selesai berlatih, mereka beristirahat di pinggir lapangan, sembari membahas strategi mereka. Sesekali dirga memberikan gesture melempar, kemudian mereka tampak berkumpul kemudian menyerukan nama tim basket SMA Cempaka. Mereka bubar, kemudian murid baru itu tampak mendekati Haikal. Mereka tampak berbicara, tapi Viola tidak bisa mendengar karna jarak mereka lumayan jauh. Tapi, tak lama kemudian Haikal tampak mendekat kearah mereka.
Entah kenapa tiba-tiba jantung Viola berdetak tak normal. Viola harus bisa bersikap biasa aja!
Haikal tersenyum kearahnya. Menyapa mereka dengan ramah kemudian beralih menatap Viola.
"Belum pulang?" tanya Haikal.
"Ini kita mau pulang." jawab Viola menatap Haikal sekilas, kemudian menatap kearah lain.
"Mau pulang bareng?" tawar Haikal.
"Gue pulang bareng Aurora sama Kayla," tolak Viola secara halus.
Haikal sudah menduga, Viola akan menolak, ia menatap Aurora yang ada di sebelah Kayla. Ia memberikan kode lewat matanya. Aurora mengerti maksud Haikal, ia mengangguk.
"Ya ampun! Kayla, kita kan udah ada janji sama anak dance." alibi Aurora, Kayla mengerutkan dahinya tak mengerti. Sejak kapan mereka punya janji.
"Anak dance? Bukannya itu bes-" belum selesai Kayla mengucapkannya, Aurora sudah lebih dulu menarik tangannya pergi dari sana.
"Vio, lo pulang sama Haikal ya. Bye!" teriak Aurora.
Viola berdecak sebal, ia yakin pasti Aurora sudah bersekongkol dengan Haikal. Viola menatap Haikal yang tersenyum penuh kemenangan.
"Lo modus banget sih jadi cowok! Ini semua pasti rencana lo kan?" tanya Viola kesal.
"Yah, lo ga asik ah. Apa-apa ketebak, kan gue cuma mau nganterin lo pulang." jawab Haikal, rasanya Viola ingin sekali mencakar wajah sok ganteng Haikal itu.
Eit, tapi Viola tidak bohong, Haikal terlihat tampan dengan menggunakan baju basket itu, apalagi wajahnya yang berkeringan menampakan kesan sexy. Apalagi bibirnya? Viola langsung menepis pikirannya itu jauh-jauh, apa-apaan ini.
"Abrar!" kebetulan Abrar lewat, Viola tidak mau pulang sama Haikal."Gue nebeng balik."
Abrar menggaruk kepalanya yang Viola yakin tak gatal. Abrar sedikit cemas memikirkan bagaimana menolak Viola ini, pasti nanti Viola akan mengancamnya.
"Aduh Vio, gue udah janji sama Ariel mau anterin dia beli kado." ucap Abrar jujur, ia sudah ada janji dengan pacarnya yang kesekian itu.
"Kalo lo ga mau anterin gue pulang lo-" perkataan Viola terpotong karna anak baru yang Viola tau bernama Kanya itu mendekat kearah mereka.
Viola menatap perempuan itu sinis, rok yang dikenakannya sangat minim, sedikit saja dia membungkukan badannya sudah bisa di pastikan celana dalamnya akan menjadi tontonan gratis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOOD BOOSTER || Wattys2019
Teen Fiction-Finally the last words of our story is Happy Ending-