Viola menghentikan makannya saat merasakan ada seseorang yang duduk dihadapannya.
Kayla duduk dengan wajah yang terlihat begitu kesal, tak lupa dengan mulutnya yang terkadang mengumpat kecil.
"Kenapa lo? Baru hari pertama udah ancur aja suasananya." ucap Viola kemudian kembali memakan makanannya tadi.
Kayla mendengus mendengar ucapan Viola yang membuatnya makin kesal.
"Ih Vio, jangan nambah-nambahin deh panas nih," Kayla meminum jus jeruk milik Viola yang berada diatas meja."Sumpah ya Vi, gue kesel banget sama pak Dani. Yakali gue udah capek dandan cantik-cantik malah disuruh ngaduk sampah, kan ngeselin."ucapnya menggebu.
"Salah sendiri telat," celetuk Aurora yang barusaja datang.
Aurora menarik kursi kosong yang berada disamping Kayla. Kayla menatap Aurora malas."Asal nyambung aja deh,"
Tanpa menghiraukan Kayla, Aurora menatap Viola antusias."Vio, dikelas gue ada anak baru loh,"
Viola yang barusaja menyelesaikan makannya langsung menatap Aurora tanpa minat, berbeda dengan Kayla yang tiba-tiba tersenyum sumbringah.
"Cowok apa cewek Ra?" tanya Kayla dengan begitu antusias.
Aurora menatap Viola dan Kayla bergantian dengan senyum misterius."Coba deh tebak,"
"Pasti cowok kan?" jawab Viola dengan percaya diri.
"Kok lo tau?" tanya Aurora seakan bisa menebak tebak-tebakannya tadi adalah sebuah ketidakmungkinan.
"Yaelah, kalo anak barunya cewek, lo gak akan se-excited itu kali."jawab Viola.
Barusaja Kayla ingin menanyakan sesuatu, tiba-tiba saja ponsel Viola berbunyi menandakan ada panggilan masuk dengan nama Gilang.
Viola meraih ponselnya diatas meja, kemudian menggeser layar hijau diponselnya.
"Iya Lang?"
"Ini gue, Abrar."
"Napa Brar?"
"Vio, tolong anterin hape gue ke rooftoop."
"Iya bentar lagi gue kesana,"
"Cepetan ya Vi,"
"Bawel." Viola langsung memutuskan panggilannya secara sepihak.
"Abrar Vi?" tanya Kayla.
"Iya, dia minta tolong anterin hapenya di rooftoop." kata Viola sambil menunjukan ponsel berwarna grey tanpa case itu
"Gue ke rooftoop ya, ntar lo balik aja duluan kekelas." ucap Viola yang dijawab dengan acungan jempol oleh kedua sahabatnya.
Viola berjalan dengan santai, beberapa kali ia tersenyum menanggapi sapaan dari para siswa yang berpapasan dengannya.
Viola membuka pintu rooftoop tersebut, ia dapat melihat Abrar beserta dengan genknya disana.
Biar diperjelas. Abrar itu sepupu Viola dari Papanya, jadi wajar jika mereka begitu dekat.
"Nih hape lo," Viola mengulurkan ponsel milik Abrar."Ada notif tuh dari pacar 3, pacar 4, pacar 9, sama pacar 12"
"Lo baca?"
"Kebaca," jawab Viola seadanya.
"Sama aja anjir," umpat Abrar kemudian mulai fokus layar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOOD BOOSTER || Wattys2019
Novela Juvenil-Finally the last words of our story is Happy Ending-