Setelah pulang dari lomba di taman budaya, Viola beserta tim kembali ke sekolah. Mereka sekarang sedang berkumpul di ruang karya ilmiah. Wajah Viola menunjukan bahwa ia sedang sangat kecewa sekarang.
Bagaimana dia tidak kecewa, kali ini ia kalah, ini untuk pertama kalinya tapi ini benar-benar fatal. Sketsa mading 3d yang sudah ia dan Sarah buat beberapa minggu lalu ditinggal begitu saja diatas meja sekretaris Karya Ilmiah, padahal tadi Viola ingat betul bahwa ia melihat Sarah memasukan sketsa itu di dalam mobil, tapi kenapa bisa tertinggal?
"Feeling gue sih, anggota lo ada yang jadi musuh dalam selimut,"ucap Kanya yang pertama kali memecahkan keheningan.
"Masa sih ada yang kayak gitu,"kata Sarah, ia menatap wajah teman-temannya satu persatu. "Selama ini gak ada masalah,"
"Belum ketauan aja kali kedoknya,"ucap Kanya lagi, tak mau kalah.
"Maaf kak, tapi masalah terus-terusan datang baru satu bulan ini."kata Kania menatap Kanya sedikit menyelidik.
Kanya menatap Kania menantang, "Apa maksud perkataan lo barusan? Lo nuduh gue gitu?"
Kania langsung menunduk, Kanya menatapnya tajam.
"Udah-udah gausah saling menyalahkan,"ujar Viola menengahi. "Jujur gue bener-bener kecewa sama kita kali ini, tapi untuk lain kali harus lebih teliti lagi."
"Tapi saran gue sih lo harus lebih hati-hati sama anggota lo, biasa aja kan mukanya doang yang sok suci."ucap Kanya kemudian pergi meninggalkan sekre Karya Ilmiah.
🔮🔮🔮
"Aurora kemana Kay?"tanya Viola saat sampai di kantin dan melihat Kayla hanya sendirian.
"Ga masuk, sakit."jawab Kayla, perempuan itu sedang menyantap bubur ayam kesukaannya.
Tak lama kemudian Haikal datang dan langsung duduk, tangannya merangkul Viola dengan mesra.
"Apaan si lo, datang-datang asal rangkul aja."Viola melepaskan tangan Haikal dari bahunya.
"Yaelah rangkul doang, belum juga gue peluk."ucap Haikal dengan santai.
"Jangan macem-macem lo ya."Viola menunjuk Haikal mengancam.
"Tenang, gue gak akan macem-macem,"ucap Haikal kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Viola."Satu macem doang,"
Sontak Viola langsung menggeser duduknya agak menjauh, "Lo ngapain sih disini, sana gabung sama genk lo."usir Viola.
"Males ah sama mereka, enakan disini. Sama lo,"Haikal menampakan senyumnya membuat Viola ingin menonjok wajah cowok ini lagi.
"Ntar mau ikut gue ga?"tanya Haikal.
"Kemana?"
"Kerumah gue, ketemu nyokap sama bokap gue. Siapa tau kan lo betah,"
"Malesin banget si lo, kerjaannya gombal mulu."jawab Viola, berjalan ke arah kulkas dan mengambil susu full cream kesukaannya.
"Elo gue seriusin dikira bercanda,"ucap Haikal kembali membahas kejadian kemaren.
"Lo ngomong itu lagi gue musuhin seumur hidup,"ancam Viola. Haikal mengangkat tangannya.
"Ampun bos,"
"Eh Kay ntar mau jenguk Aurora ga?"tanya Viola menatap Kayla yang sudah dongkol karna menjadi obat nyamuk.
"Boleh deh, tapi entar gue bareng sama Deffran."jawab Kayla senyum-senyum menjijikan.
"Payah bucin,"ucap Viola.
"Makanya punya pacar, biar bisa bucin-bucinan juga. Bukan cuma bisa iri doang,"cibir Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOOD BOOSTER || Wattys2019
Fiksi Remaja-Finally the last words of our story is Happy Ending-