24. 🐍KEJADIAN SEBENARNYA

2.4K 65 11
                                    

Sudah seminggu sejak hari itu, Viola terus mendiami Aurora, ia selalu mengelak dan memilih jalan lain daripada harus berpapasan dengan Aurora.

Aurora benar-benar merasa sangat sedih, persahabatannya sedang tidak sehat sekarang. Ia benar-benar tidak punya cara menjelaskannya pada Viola.

Viola terlalu egois hanya untuk sekedar mendengarkan suara Aurora.

Aurora langsung menghampiri Viola saat Viola barusaja keluar dari toilet. Tadi Aurora bersembunyi di balik tembok.

"Vio, please dengerin gue dulu."ucap Aurora, tapi Viola seakan tak mendengar.

"Vio, berhenti dulu dong, lo harus dengerin gue."Aurora menarik tangan Viola, dan Viola menghentikan langkah kakinya.

"Sebenernya bukan gue pelakunya,"ucap Aurora. "Waktu itu..

Viola tertawa sinis, "Udah lah, lo gausah ngelak deh Ra, gue inget banget ya sama ikat rambut yang lo pake."

Aurora menggelengkan kepalanya, "Iya gue emang ada disana waktu itu, tapi bukan gue pelakunya,"ucap Aurora berusaha menjelaskan.

"Makanya, kalo ada orang ngomong dengerin dulu, bukan malah asal potong-potong aja." Viola menyilangkan tangannya di depan dada, malas mendengarkan.

Aurora menghela napasnya, "Jadi waktu itu...aw" mendengar Aurora kesakitan Viola langsung menatap Aurora sepenuhnya, walau bagaimana pun ia juga khawatir.

"Ra, lo kenapa?" Aurora terus memegangi kepalanya, merintih kesakitan.

Brukk!!

"Aurora,"Aurora pingsan,

Viola mengoyangkan lengan Aurora berharap sahabatnya itu bangun. Tapi nihil, Aurora tak sadarkan diri.

Viola meraih ponselnya dari dalam saku, lalu menghubungi seseorang.

"Hallo, Dirga."ucap Viola terdengar cemas.

"Kenapa Vi, gue sehat kok. Lo gausah cemas gitu,"ucap Dirga bercanda.

"Aurora pingsan, sekarang kita ada di depan toilet, lo cepat kesini ya."ucap Aurora mengabaikan candaan Dirga.

"Apa?" Dirga yang tadinya sedang nongkrong di koridor bersama anak-anak BM langsung melompat. "Gue kesana sekarang,"

Viola merasa bersalah, pasti Aurora pingsan karna anemianya kambuh. Viola terlalu membuat Aurora banyak pikiran.

Tak lama kemudian Dirga datang diikuti anak-anak BM dibelakangnya.

Dirga langsung mengendong brydal style Aurora dan membawanya ke uks.

Air mata Viola turun tanpa dikehendaki, tapi ia buru-buru menghapusnya.

"Aurora kenapa?"tanya Haikal, berjalan disamping Viola.

"Gue gak tau Kal,"ucap Viola seperti menahan tangis, saat mereka sudah sampai di depan uks.

"Aurora kayak gini pasti gara-gara gue Kal." Viola menangis, perasaan bersalah menyelimuti pikirannya.

Haikal langsung menarik Viola kedalam pelukannya, mengusap punggung perempuan itu, menenangkan.

"Ini bukan salah lo,"ucap Haikal mengerti apa yang sedang terjadi.

Viola melepaskan pelukan Haikal, mengela napasnya berat.

"Gue yakin bukan Aurora pelakunya,"ucap Haikal tiba-tiba.

"Malam itu, ada nomor yang gak dikenal chat gue, katanya hape lo lowbat makanya lo pake nomor itu,"ucap Haikal. "Dan di chat itu lo minta gue jemput lo di ruang karya ilmiah, ya karna gue pikir itu beneran lo jadi gue kesekolah malem-malem."

Haikal mengajak Viola duduk di bangku depan uks, Viola menurut.

"Saat gue sampe di sana, pintu ruang ekskul lo emang kebuka, jadi gue masuk aja, tapi pas gue udah di depan pintu, lampunya mati dan gue gak ngeliat lo disana, jadi gue keluar."

Viola ingat, di dalam rekaman cctv itu sama persis dengan yang Haikal ceritakan barusan, Haikal tidak bohong.

"Gue rasa, pelakunya itu ada di sekitar lo."

🔮🔮🔮

"Maafin gue ya Ra,"Viola duduk di bangku samping brangkar.

"Makanya dengerin kalo orang ngomong,"ucap Aurora pura-pura ngambek.

"Eh gimana sih, rasanya pingsan?"tanya Viola, ketegangan yang seminggu ini terjadi menguap begitu saja. Viola memang moodyan.

"Pertanyaan lo gak penting banget si,"jawab Aurora. "Eh tapi makasih ya, lo udah bawa gue ke uks."

"Bukan gue yang bawa lo ke uks, mana mungkin gue kuat."jawab Viola.

"Jadi siapa yang bawa gue?"tanya Aurora.

"Ya....Dirga lah, siapa lagi,"ucap Viola.

"Serius?"tanya Aurora berbinar, tapi detik berikutnya ia bersikap biasa aja."Oh,"

"Kenapa lo? Tadi kek nya seneng banget, tapi tiba-tiba cuma bilang 'oh' doang."

"Gapapa,"ucap Aurora. "Cuma lagi berusaha bersikap biasa aja mulai sekarang."

"Kenapa gitu? Katanya suka sama Dirga."sindir Viola.

Aurora mencebikkan bibirnya, "Cinta emang harus memiliki, tapi kalo gak sehati, ya percuma."

"Untuk apa cinta sama orang yang cuma mau main-main?"

🔮🔮🔮

Sepulang sekolah Aurora, Viola dan Kayla berjalan bersama menuju parkiran, hari ini mereka membawa kendaraan masing-masing.

"Aurora,"panggil Dirga dari arah belakang, cowok itu sedikit berlari.

"Eh, guys gue duluan ya."Aurora melambaikan tangannya pergi darisana.

"Eh Ra, tapi kan kita..."panggil Kayla menahan Aurora, tapi sayangnya Aurora sudah menjauh.

"Lah kok malah pergi?"tanya Dirga saat sudah dihadapan Viola dan Kayla, nadanya terdengar kecewa.

"Ya pergi lah, ngapain stuck sama playboy cap kuda kaya lo,"ucap Viola menyindir dengan menekan kata 'playboy'.

"Tega lo nyakitin sahabat gue,"tambah Kayla membantu Viola menyudutkan Dirga.

"Kok gue malah di serang,"protes Dirga,"Gue tu mau minta maaf sama Aurora."

"Maaf? Emang maaf bisa bikin Aurora percaya lagi sama lo?"tanya Viola retoris.

"Simpan maaf lo di dalam kulkas, jangan lupa dipanasin dulu, ntar basi."Viola mengajak Kayla langsung pergi darisana.

Dirga terdiam cengo ditempatnya, gak habis pikir. Cewek-cewek jaman sekarang mulutnya udah kayak kerupuk seblak, lembek tapi pedes.

⛅⛅⛅

HALLO HAI LOP....

LONG TIME YASH NO UPDATE. MOON MAAP GES, SAYA LAGI BUSY BAT BEBERAPA MINGGU INI😢😢

PENDEK? SABAR YA, YANG SABAR DISAYANG SAMA ORANG SANTUY😘😂

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA LOP😘 *purpleyou💜

AKU SANGAT MEMBUTUHKAN SARAN DAN DUKUNGAN KALIAN😿

SALAM SAYANG DARI PACARNYA ABANG RM😚

SEEYA😘

Lop
Andel


Kamis, 3-Oktober-2019

MOOD BOOSTER || Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang