3.🐍BAPER

2.4K 73 2
                                    

Viola dan Aurora sudah bergabung dengan Abrar, Dirga, Galang, dan Viko. Viola dan Aurora hanya menjadi pendengar yang baik, lebih tepatnya mereka tidak mengerti apa yang cowok-cowok itu bicarakan. Viola menatap keempat cowok itu dengan jengah, berbeda dengan Aurora yang justru menatap Dirga tanpa kedip.

Tak lama kemudian, seorang cowok bergabung di meja mereka, cowok itu duduk setelah mereka usai berhigh five.

Cowok yang barusaja bergabung dengan mereka itu mengalihkan tatapan Viola. Viola menatap cowok bername tag 'Haikal Adnan Praharja' itu dengan tatapan menilai.

Mata Viola terus menelusuri setiap inci lekukan di wajah Haikal. Haikal memiliki alis yang tebal, hidung mancung, bibir sexy, tak lupa dengan senyum manisnya yang mampu melelehkan siapapun yang menatapnya.

Abrar yang menyadari sepupunya itu sedang menatap kearah Haikal, tersenyum penuh arti.

"Haikal lebih ganteng dari bang Fares ya kan Vi? Liatnya sampe ga kedip gitu,"sindir Abrar tiba-tiba.

Viola langsung menatap Abrar dengan pandangan menusuk."Sotoy lo!"

Haikal yang merasa namanya disebut langsung menatap Viola yang kini fokus pada minumannya. Haikal menatap Viola tanpa kedip.

"Namanya Viola. Jaga mata lo baik-baik Kal," sindir Viko yang ada disebelahnya.

"Lo cantik,"ucap Haikal tiba-tiba. Viola mengalihkan pandangannya dari minuman di depannya kearah Haikal.

"Mata lo bagus."

Deg.

Mata lo bagus.

Mata lo bagus.

Kata-kata Haikal barusan seakan membuat Viola merasa dejavu.

🔮🔮🔮

Haikal, Abrar, Dirga, Galang, dan Viko sedang berkumpul di markas mereka yang berada tak jauh dari sekolah. Mereka sudah berencana bolos untuk mabar hari ini.

"Kena marah ga lu kemaren sama nyokap lo?" tanya Galang sembari melepaskan celana abu-abunya dan menyisakan boxer berwarna hitam.

"Ya enggak lah, kan gue balik bareng Viola. Jadi aman," jawab Abrar dengan bangga.

Haikal melepaskan dasi sekolahnya dan melemparnya asal."Gue bakal ada project baru nih," ucap Haikal kemudian duduk di sofa yang sudah sedikit usang itu.

Haikal adalah seorang fotografer dan editor yang handal, hobbinya itulah yang membuat ia sering membolos sekolah, sampai-sampai ia dikeluarkan dari sekolahnya yang lama karena ia hanya masuk 2 kali dalam 5 hari sekolah, itu pun ia hanya masuk di jam pelajaran pertama.

"Project apaan?"tanya Abrar, ia melemparkan tasnya asal hingga tak sengaja mengenai Viko yang sedang asik memainkan game online di ponselnya.

"Anjing! Sakit bangsat!" umpat Viko lalu menyingkirkan tas Abrar dari wajahnya.

"Aelah, tas gue isinya cuma powerbank doang juga, lebay lo!"sinis Abrar."Lah mana si Dirga?" tanya Abrar ketika ia menyadari Dirga tidak berada disini.

"Lagi rajin dia, ya biasa punya mangsa baru si Bangsat."Galang membuka seluruh kancing bajunya sehingga menampakan kaos putih didalamnya.

"Mangsa baru?" Abrar mengerutkan dahinya."Siapa?"Abrar membuka kaleng minuman yang baru saja ia ambil dari dalam kantong kresek dengan logo minimarket terkenal yang dibawa Viko tadi, kemudian meneguknya hingga setengah.

"Itu temennya Viola yang kemaren," jawab Galang.

"Anjir!" umpat Abrar.

"Kenapa elah?" Haikal melemparkan snack kentang kearah Abrar.

"Tau tu, suka lo sama Aurora?" Viko meletakan ponselnya diatas meja.

"Swasta bener mulut lo," Abrar menatap Viko sinis."Kalo si Dirga niatnya cuma main-main mending jangan lah."

Ketiga sahabatnya itu menatap satu sama lain dengan kerutan di dahinya masing-masing.

"Masalahnya, kalo si Dirga sampe nyakitin Aurora, bisa habis gue sama Viola. Dia ga akan mau bantu gue lagi kampret!"

"Udahlah, daripada ngurusin si Dirga mending lo bertiga bantuin gue,"Haikal menatap ketiganya.

"Bantu apaan?"

"Bantuin cari orang yang bisa nulis naskah cerita buat project gue."

"Gausah repot-repot cari kali,"ucap Galang membuat ketiga sahabatnya menatap kearahnya.

"Sepupu lo kan si Viola penulis, gue aja suka bacain cerita-ceritanya di wattpad."

"Viola?" Haikal mengingat-ingat nama itu "Cewek yang kemaren di caffe?"

"Yap, 100 buat lo." Galang menjentikkan jarinya."Lo coba aja ajak dia collab,"

"Kalo dia mau."lanjutnya.

🔮🔮🔮

"Viola!" Viola memutar tubuhnya menghadap ke sumber suara.

Ternyata Haikal yang memanggilnya, Viola menatap Haikal datar.

Haikal menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal, ia binggung bagaimana cara mengatakan tujuannya.

"Kenapa?" tanya Viola karna Haikal yang tak kunjung berbicara.

"Lo penulis kan ya?"

Viola mengernyitkan dahinya."Emang kenapa?"

"Jadi gue ada project untuk buat film, tapi gue di tim gue gaada yang bisa nulis skenario," Haikal menggantungkan ucapannya."Jadi, lo mau gak gabung di tim gue untuk nulis skenario?"

Viola menghela napasnya berat."Terima kasih buat tawarannya, tapi sorry gue ga bisa terima."ucap Viola kemudian pergi meninggalkan Haikal yang kini mengacak rambutnya frustasi.

Haikal menatap punggung Viola yang baru saja hilang di ujung koridor.

"Gue harus cari cara buat dia gabung di tim gue."salah satu sudut bibirnya terangkat.

"Apapun caranya."

⛅⛅⛅

HALLO HAI GUYS....

SEMOGA KALIAN SUKA YA SAMA CERITANYA...

KALO ADA YANG KURANG KALIAN BOLEH KRITIK DI KOMEN YA...

MAAF KALO MASIH ADA YANG TYPO, NAMANYA JUGA MANUSIA😹

JANGAN LUPA VOTE JUGA YA GUYS😊

SALAM SAYANG DARI PACARNYA ABANG RM😚

SEEYA 😘

Lop
Andel


Senin, 8-April-2019

MOOD BOOSTER || Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang