ALONA 10

720 45 8
                                    

     Hari ini Alona datang ke sekolah bersama dengan Thirta. Jika bukan karna Dewi yang memintanya, Thirta mana mau ke sekolah dengan Alona. Apalagi harus merelakan jok belakang motornya yang di tempati Alona. Selama ini hanya satu orang yang Thirta izinkan menaiki motornya. Tapi sekarang ntah di mana dia. Thirta sesungguhnya membeci Alona ketika masih kecil, gadis yang telah merebut semua perhatian mamanya yang seharusnya tertuju padanya. Tapi ketika semakin bertumbuh dewasa Thirta dapat mengerti semuanya. Alona kecil yang kesepian di tinggal orang tuanya bekerja hingga larut, bahkan dia sama sekali tidak memiliki teman bermain. Semua anak  komplek menjauhinya, karena Alona kecil yang tidak pernah berbicara, dia hanya diam jika di ajak berbicara itu membuat semua orang menjauhinya dan enggan untuk mengajaknya bermain bersama.

     Tapi semua berubah ketika dia memasuki bangku SMP. Kehadiran Kayla dan Dinda membuat semuanya berubah, Alona jadi sering berkomunikasi dengan orang-orang, dia jadi tau bagaimana caranya bercanda dan tertawa. Perlahan sikap kayla dan dinda yang bobrok dan tidak bisa diam menurun ke Alona seiring berjalannya waktu. Alona yang sekarang mudah sekali tertawa dengan hal yang sepele, tapi itu berlaku untuk orang terdekat saja. Tidak bagi orang asing yang baru di temuinya beberapa saat.

     "Turun," Alona tersentak kaget, lalu memandang Thirta, dia buru-buru turun lalu segera berjalan ke dalam sekolah. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar Thirta kembali berujar.

     "Helm." Thirta manarik ujung bibirnya tipis, hampir tidak terlihat karena hanya senyum kecil.

     Alona membalikan badan nya kembali ke arah Thirta. melepaskan helmnya lalu di berikan ke Thirta. Tanpa sepatah kata pun Alona segera berjalan cepat ke dalam kelas.

     Selama di koridor Alona risih karena selalu di perhatikan. Ada yang menatapnya seolah menilai, ada juga yang menatapnya lalu mulai berbisik-bisik bersama teman di sampingnya. Bukan bermaksut kegeeran, namun, Alona merasa mereka semua membicarakannya. Tapi entah karna apa.

     "ALONAA!" Alona terkejut ketika mendengar teriakan Kayla juga Dinda, dan semua mata tertuju padanya, padahal selama ini semua bersikap acuh ketika Alona datang. Dia menunduk lalu mulai berjalan ke bangkunya, ketika Alona mengangkat kepalanya dia dapat melihat, semua orang menatapnya seolah ingin mengajukan pertanyaan. Tapi ketika Thirta masuk semuanya memandangan sesaat lalu mengalihkan padangannya ke arah lain, seolah bersikap acuh kembali. Namun Alona dapat melihat ada beberapa siswi menatap dirinya dan juga thirta bergantian. Alona hanya mengernyit tidak mengerti.

     "Al, satu sekolah gempar tau gak sih gara-gara lo," ucap Kayla memandang Alona. Seolah tidak percaya apa yang baru saja terjadi.

     "Gue?" Alona menunjuk dirinya sendiri. mengernyitkan kembali tanda tidak mengerti sama sekali.

     "YAAMPUN AL LO BEGO BENERAN APA GIMANA SIH!?" Semua orang menolah ke arah Dinda karena teriakanya yang sangat nyaring. Alona menunduk malu, kesal dengan Dinda yang mulutkan seperti toa saja.

     "Tau nih. Al,  sekolah gempar itu karena lo sama Thirta yang berangkat ke sekolah bareng bego," Kayla menatap gemas ke Alona yang kelewatan oon. "Mau tau satu fakta lagi gak?"

     "Apa?" Ucap Alona penasaran. Masa iya cuman gara-gara dia dan Thirta berangkat bareng seheboh ini. Wah Ternyata Thirta sangat populer dari apa yang di bayangkanya.

     "Kasi tau Din, biar pingsan nih anak," Dinda langsung sigap mendengar intruksi Kayla, dia mendekatkan diri ke arak kuping Alona.

     "Lo cewe pertama yang di bonceng Thirta ke sekolah."

🌸🌸🌸🌸

     Lo cewe pertama yang di bonceng Thirta ke sekolah

ALONA (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang