11 - Aggresive

1.8K 227 178
                                    

Chapter lalu disappointed banget ya gaes? Sepi banget masa sampe aku ngira kalo book ini udah pada dilupain 😅

Semoga chapter ini lebih baik ya, agak sedih soalnya liat komen dan votenya menurun sekali :((

Selamat membaca dan jangan lupa tinggalin jejaknya sheyeng 💜


-Author's POV-

"Jinjja?! Wah akhirnya!!" Pekikan riang terdengar di ujung panggilan hingga Yerin harus sedikit menjauhkan ponselnya demi menjaga kesehatan telinganya. "Aku turut bahagia untukmu, Yerin-ah!"

Yerin terkikik pelan mendengar histeria Sooyoung ketika mendapat kabar jika dirinya tengah hamil saat ini, tak jauh berbeda dari Hayoung yang bahkan langsung memeluknya saat itu juga. Ia yakin, jika saja ia memberikan kabar ini secara langsung pada Sooyoung, gadis itu mungkin akan melakukan hal yang sama seperti Hayoung.

"Kenapa jadi kau yang sesenang itu huh?" Tanya Yerin yang masih terkekeh. Lucu saja melihat Sooyoung yang menjadi dua kali lipat lebih ekspresif usai mendengar kabar kehamilannya.

"Tentu saja! Kau sudah menikah lebih dari satu bulan tapi tak kunjung menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Aku jadi khawatir, aku takut pasangan itu akan kecewa padamu." Ucap Sooyoung dengan polosnya.

Kekehan kembali terdengar sebagai sahutan atas ucapan Sooyoung yang terdengar mengkhawatirkannya. "Semua butuh waktu Soo-ya. Selain bantuan dokter, kita juga butuh bantuan dari Tuhan. Yang penting sekarang aku sudah hamil. Hanya tinggal menjaganya hingga lahir dan seluruh tugasku akan selesai." Ujarnya ringan.

Sesumbar. Yerin tidak tahu jika kalimat sesumbar yang keluar dari mulutnya itu akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri kelak.

"Dan setelah itu kita akan pergi berlibur berdua, jauh ke belahan bumi barat! Bagaimana?" Usul Sooyoung yang terdengar antusias. "Aku juga sedang mencari tempat-tempat menarik di Eropa sana." Sambungnya.

"Terdengar menyenangkan..." Sahut Yerin yang terdengar sedang berpikir. "Cool! Aku setuju!"

Keduanya terkikik geli, sangat tidak sabar menanti hari itu akan tiba. Menanti hari dimana mereka akan memanjakan diri usai bekerja keras menjadi perantara kehamilan, melepas status miskin yang dulu sempat tersemat didada keduanya. Kini mereka bukan lagi gadis miskin yang tangan dan kakinya terbelenggu untuk melakukan banyak hal. Mereka yang sekarang adalah gadis yang sudah terlihat sama seperti gadis-gadis pada umumnya, bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Obrolan keduanya terus mengalir hingga suara pintu kamar yang dibuka mengalihkan perhatian Yerin. Adalah Eunji, yang diekori oleh Jungkook memasuki kamarnya.

Yerin segera mematikan sambungan teleponnya usai berpamitan pada Sooyoung setelah memberitahu gadis itu bahwa ia kedatangan tamu. Gadis itu cepat-cepat berdiri dari posisi awalnya yang tengah berbaring asal diatas ranjang.

"Gwaenchana, duduklah dengan nyaman, Yerin-ah." Ujar Eunji ketika melihat Yerin yang tiba-tiba berdiri. "Kami kesini untuk membawakanmu ini."

Wanita itu menyerahkan sebuah paperbag berisi obat-obatan dan vitamin kepada Yerin. Gadis itu baru saja keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu usai diberikan perawatan serta transfer sel yang sempat tertunda. Kondisinya semakin membaik dari hari ke hari, meski gejala awal kehamilan kini sudah mulai ia rasakan seperti mual dan pusing, serta kehilangan selera makan.

Yerin tak bisa melakukan banyak hal saat ini karena mual yang dirasakannya bisa datang kapan saja. Ia juga terpaksa harus cuti beberapa saat dari seluruh kursusnya hingga kondisinya membaik kelak. Selain itu, ia juga menjadi cukup sensitif terhadap bebauan saat ini. Selain Jungkook, tidak ada yang boleh memakai wewangian di dalam apartemennya, bahkan Eunji sekalipun. Seluruh isi perutnya seakan diaduk-aduk setiap kali mencium parfum yang digunakan oleh orang-orang yang berada didekatnya.

IntermediareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang