Sekarang sepi banget ya, nyampein tiga digit vote aja lamaaa -.-
Ayo bebs jangan lupa tinggalin jejaknya abis baca, kalo nggak ntar aku gigit nih, pake linggis. Hm.
Udah deh,
happy reading pokoknya 💜
-Author's POV-
Perjalanan belum usai.
Menunggu hingga nyaris petang, Jungkook dan Namjoon akhirnya bertemu dengan pemilik rumah keluarga Jung, atau dengan kata lain adalah kedua orangtua Yerin yang baru saja kembali dari pabrik sang rentenir tua, Tuan Yoo. Keduanya terlihat terkejut melihat kedatangan dua pria asing yang tampan tersebut, tergagap mempersilahkan keduanya untuk masuk ke rumah mereka.
Penampilan kedua orangtua Yerin terlihat menyedihkan. Kentara sekali jika keduanya kelelahan, stress, dan sedang tidak dalam kondisi yang baik. Mereka tampak lebih renta dari umur yang seharusnya, bahkan nyaris terlihat sama renta dengan Tuan Yoo meski keduanya jelas jauh lebih muda.
Sekali melihat saja, siapapun tahu jika dua orang tua ini sedang mengalami masa sulit.
"Maaf, hanya ini yang bisa kami sajikan untuk kalian." Nyonya Jung meletakkan sebuah nampan berisikan tiga cangkir teh diatas meja.
"Terima kasih, ini sudah lebih dari cukup." Sahut Jungkook sopan.
Wanita ini sekilas terlihat seperti Yerin, meski tidak telak sama. Pria yang duduk disebelahnya justru lebih terlihat mirip dengan Yerin, bak pinang dibelah dua dengan jenis kelamin yang berbeda.
Usai sekedar basa-basi memperkenalkan diri, Namjoon menyerahkan sebuah sertifikat lengkap dengan surat perjanjian pada Tuan Jung. Tuan Jung mengambil surat itu dengan bingung, namun berganti membelalak beberapa saat usai membaca isi surat dan sertifikat tersebut secara bergantian.
"I-ini..." Pria tua itu tergagap. Ia menatap Namjoon dan Jungkook secara bergantian dengan raut yang susah payah menahan tangis.
"Rumah ini sudah jadi milik anda lagi, Tuan Jung. Dan ini surat jaminan agar Tuan Yoo tak bisa lagi menggugat atau mengganggu anda karena hutang anda sudah lunas dibayar." Jelas Namjoon.
Nyonya Jung lemas, nyaris ambruk disebelah suaminya jika tidak segera dipeluk oleh Tuan Jung.
"Aigoo..." Isaknya didalam pelukan Tuan Jung. "Apa aku sedang bermimpi yeobo?"
Tuan Jung ikut terisak kecil sembari mengusap lengan sang istri, ia kembali menatap dua pria muda dihadapannya yang turut menatap sendu pada mereka, sejenak kehilangan kata untuk berucap.
"A-aku tidak tahu harus mengatakan apa selain terima kasih pada kalian." Ucapnya dengan tulus. Wajah penuh beban yang tadi keduanya lihat kini berganti dengan wajah yang terlihat lebih tenang. "Aku tidak tahu kalian siapa dan mengapa melakukan ini untukku. Aku tidak mengerti, tapi aku sangat berterima kasih."
Pria itu kembali memeluk sang istri, ikut larut bersama tangis haru karena beban besar yang selama ini membuat pundak mereka terus merosot seakan terangkat habis.
"Aku Jungkook, Jeon Jungkook, Tuan Jung." Ujar Jungkook yang membuat Tuan Jung beralih untuk menatap pria yang tengah berbicara tersebut. Tadi ia tidak banyak bicara, hanya Namjoon yang sibuk berbicara dan memperkenalkan diri pada kedua orang tua tersebut.
"Aku suami dari anak kalian, Jung Yerin."
Isakan Nyonya Jung mendadak berhenti begitu mendengar Jungkook menyebut nama anak semata wayangnya yang pergi sejak dua tahun lalu tersebut. Begitupun dengan Tuan Jung yang membelalak tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intermediare
FanfictionMeminjam rahim wanita lain untuk memiliki keturunan, mungkinkah? Entah itu Yerin atau Eunji, keduanya sama-sama merutuki pilihan itu dikemudian hari. Berbanding terbalik dengan Jungkook yang justru tidak bisa memilih sama sekali. Penyesalan tak la...