18 - Who?

2K 222 148
                                    

I'm back!

Engga nyangka yang nungguin masih adaaaa, aku terharu 😭

Kuy votenya dulu kalo gitu, bombardir lagi comebacknya hutangku yang satu ini biar cepet lunas 😂

Happy reading yaa sheyeng 💜



-Author's POV-

Satu lagi pagi yang menyenangkan, bebas dari bebauan obat-obatan yang memuakkan. Sepasang manik cokelat terang yang tadinya tertutup, kini mulai membuka dengan perlahan, sedikit demi sedikit hingga membelalak sepenuhnya. Paginya kembali terasa begitu indah karena tidak harus terbangun di dalam ruangan serba putih itu lagi. Ia terbangun di dalam kamarnya sendiri lagi hari ini.

Satu yang membuatnya tercekat pagi ini, sebuah lengan lain yang mengurung dirinya. Mengekang hingga ia tak bisa meloloskan diri kemana-mana. Lengan itu memeluknya erat dari belakang, begitu erat hingga seluruh tubuhnya terasa begitu menempel dengan oknum yang saat ini tengah memeluknya.

Dengan sekuat tenaga ia coba berbalik. Meski sedikit sulit, ia berhasil mengubah posisi menjadi tidak lagi membelakangi, melainkan berhadapan dengan sang pelaku yang memeluknya saat ini.

Ia sontak tersenyum kala melihat sosok tampan 'suaminya' tersebut tertidur pulas seakan tanpa beban. Dengkuran halusnya menandakan jika pria itu benar-benar tertidur lelap, sangat nyaman hingga membuat Yerin takut jika pergerakannya dapat membangunkan tidur lelap pria tersebut.

Awalnya ia berniat beranjak, namun niat itu ia urungkan sejenak karena tiba-tiba ia ingin tetap disana barang sebentar saja. Ia ingin mengagumi paras sempurna sang suami, suami yang hanya bisa ia nikmati hingga enam bulan ke depan. Setelahnya? Ia akan pergi jauh dari sini, jauh dari sang suami, jauh dari sang jabang bayi yang kini sudah mulai membuat perutnya membuncit sedikit.

'Tampan sekali.' Batinnya yang susah payah menahan tangan untuk tak menyentuh paras rupawan tersebut.

Alangkah bahagianya Eunji karena dapat melihat pemandangan indah ini setiap kali membuka mata, meski Eunji sendiri juga sama indahnya. Yerin tiba-tiba merasa iri. Ia juga ingin memiliki satu seperti ini, miliknya sendiri, bukan berbagi atau pinjaman dari wanita lain seperti saat ini. Gadis itu bertekad, setelah mimpinya tercapai kelak, ia akan menikah lagi dengan pria yang seperti Jungkook.

Jika memungkinkan tentunya.

Nyaris sepuluh menit menatap tanpa melakukan hal lain, gadis itu akhirnya memilih menyudahi kegiatannya. Matanya sudah sangat diberkahi pagi ini, sudah cukup memandangi Jungkook sepuasnya tanpa merasa malu karena harus bertatapan mata jika pria itu dalam mode bangun. Ia dengan pelan mengangkat tangan Jungkook yang masih ada di pinggangnya, meletakkannya diatas ranjang dengan gerakan sepelan mungkin agar pria itu tak terbangun.

Berhasil. Jungkook sepertinya terlalu lelah hingga sama sekali tak terbangun ketika Yerin memindahkan tangannya dan kemudian mengendap-endap keluar dari kamar. Padahal biasanya pria itu sangat sensitif akan gerakan sekecil apapun. Agaknya Jungkook benar-benar kelelahan dan banyak pikiran saat ini.

Kemarin memang jadwal kunjungan Jungkook ke apartemennya. Namun ia tak menyangka jika Jungkook akan menginap, karena biasanya pria itu lebih memilih pulang untuk menemani sang istri sungguhan di rumah mereka. Namun kemarin berbeda, Jungkook memilih menginap, tak seperti biasanya. Bahkan dalam seminggu ini, Jungkook sudah menginap lebih dari tiga hari diapartemennya.

Yerin sendiri tidak masalah, ia senang-senang saja karena akhir-akhir ini entah kenapa ia ingin terus-terusan berada dekat dengan Jungkook. Sepertinya bawaan dari sang jabang bayi yang ingin selalu dekat-dekat dengan sang Ayah. Namun ia tidak enak pada Eunji, sebab karena ini Jungkook jadi jarang menemani wanita itu di rumahnya.

IntermediareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang