Annaila Veriska Erlina.
-
-
-
-
-
-Author POV.
_______________Kini di kamar yang bernuansa hitam putih berubah suasana menjadi serius. Anna serta kedua temannya itu terdiam seperti memikirkan cara agar terbebas dari taruhan ini. Di sisi kedua temanya itu ingin sekali Anna memenangkan taruhannya.
Anna berdesis kesal, "udah deh lupain aja taruhannya." Ucapan gadis tadi langsung diberi tatapan protes dari kedua temannya.
"Gak-gak, pokoknya lo harus menangin taruhan ini. Percuma lo mau ngomong tolak taruhan ini ke Sisil, keputusan cewek jalang itu tidak bisa diganggu gugat." Geby berbicara secara menggebu-gebu.
"Dan akhirnya lo harus keluar dari sekolah, karena kalah taruhan," tukas Veril. Anna menatap bingung, "emangnya dia siapa gitu, main suruh siswi out."
"Lo gak tau apa Sisil anak pemilik sekolah SMA Galaksi," sahut Geby. Mata Anna menatap tak percaya. Mengapa ia baru tahu?
"Trus gimana dong, ngumpulin pendukung selama sebulan. Itu bukan waktu yang lama, dan lihatlah aku hanya punya sedikit pendukung dibandingkan Sisil," tutur Anna secara panjang lebar. Hingga Geby dan Veril melongo dibuatnya.
"Tenang. Yang perlu kita lakuin adalah lo, Anna harus bisa interaksi dengan anak OSIS dulu." Geby mulai bicara dan menyusun rencana.
"Harus ya?" Cicit Anna.
"Harus lah! Gue ada temen. Nanti dia akan bantu lo supaya lebih deket dengan anak-anak OSIS itu." Anna hanya mengagguk seperti anak kecil yang menuruti perintah ibunya.
"Anna, dalam waktu sebulan itu harus dekat dengan anak eskul semua. Nanti gue bakal minta bantuin Arkan, mau?" Mendengar nama itu Anna langsung melotot, "nggak! Dia pasti dukung Sisil," sergah Anna.
"Kata siapa? Menurut gue mah itu mustahil," ucap Geby menggoda.
"Ya biasa aja kan."
"Denger nih, cepat atau lambat kabar taruhan ini pasti akan tersebar. Jadi Anna gak usah kaget jika nama kalian berdua menjadi bahan omongan di Sekolah," jelas Geby.
"Huu menyebalkan!" Anna mendengkus, seraya menenggelamkan wajahnya di bantal.
"Semangat Anna, kita selalu ada di dekat lo ko. Kita akan bantu untuk kemenangan lo." Veril menyalurkan semangat dengan menggenggam tangan mungil Anna. Wajah Anna terlihat kembali, ia tersenyum.
Lalu mereka bertiga saling berpelukan, "terima kasih banyak." Hanya itu yang terucap di bibir manis Anna.
*********
Suara bising di ruang tamu tercipta oleh kedua makhluk yang sedang berebut kripik kentang. Namun ada seorang yang masih tenang dalam tidurnya, ia memilih terlelap dengan posisi tengkurap dari pada mendengar perkelahian kedua cucunguk ini, siapa lagi kalo bukan Gerel dan Frizal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Sekolah(END)
Teen Fiction[Tahap Revisi] Kita disatukan dalam sebuah gelar, kita disatukan dalam sebuah sekolah, dan kita disatukan dalam sebuah hubungan. Tapi mampukah kita melepaskan? Sementara hati ini ingin terus terikat. Aku ingin menjadi bidadarimu bukan hanya sebatas...