🕊LIMA🕊

1.5K 108 2
                                    

Pulang sekolah hari ini sungguh melelahkan, ditambah tugas yang berjibun dari bu Putri guru si ratu fisika.

Gravitasi ranjang seolah menarik badanku yang serasa remuk. Cukup lama aku menatap langit-langit kamar, menetralkan segara fikiran tentang tugas sekolah.
Aku terbangun dan beranjak untuk mandi.

Perlu beberapa menit untukku melakukan ritual mandi ini, sekarang badanku sudah segar. Dengan penampilan santai, dan rambut diikat asal aku menghampiri bunda yang sedang membuat kue.

"Hey, Bun! Anna bantuin ya?" Bunda meliriku, lalu tersenyum, "emang bisa?" Tanya bunda dengan nada memanantang.

"Bisa dong, sini biar Anna yang ngaduk adonannya." Akhirnya bunda menyerahkan wadah adonan itu.
Dengan hati-hati kuaduk dan mengikuti intruksi dari bunda.

"Kurang terigu deh, coba kamu ambil di atas lemari es," perintah bunda. Aku mengangguk dengan semangat.

Terigu sudah di tangan, aku berjalan ke arah bunda kembali namun ...

Brug
Prang

Habis sudah terigu tumpah di wajah, ah sial sekali. Tanganku mengelus bokong yang sakit akibat benturan lantai. "Minyak sialan! Siapa sih yang numpahin minyak!" Teriakku karena saking kesalnya.

"Ada apa sayang, ko teriak." Bunda datang dan langsung tertawa terbahak-bahak melihat penampilanku yang serba putih.

"Bunda, jangan ketawa ih," rengekku.

"Hahah oke oke, kenapa bisa gini sih?"

"Gara-gara minyak di lantai tuh, aku jadi kepeleset," ketusku.

"Uluhuluh, itu bibir gak usah maju dong," goda bunda seraya mencubit pipiku. Ah menyebalkan!

Ting nong

Bel rumah menolongku dari godaan bunda yang semakin menjadi-jadi.
"Kamu yang cek gih, siapa itu," suruh bunda. Ck! Bunda ini gak lihat apa anaknya sedang berpenampilan buruk.

"Iya iya." Dengan langkah malas aku menghampiri pintu dan membukanya. "Ada ap ...." mataku sempontan terbuka lebar ketika melihat tamunya ia lah Geby, Veril dan ARKAN!

"Tunggu 5 Menit!"

Brug

Kututup kembali pintu itu, bisa kutebak mereka pasti kaget melihat penampilanku seperti goreng pisang ini. Dengan tergesa-gesa aku memasuki kamar mandi, terpaksalah mandi lagi.

Setelah itu memakai baju dengan seadanya saja, yang penting terlihat rapih. Sudah dipastikan perfect, aku menghampiri mereka kembali. Entah mereka sudah pulang atau stay nunggu.

"Kalian, ada apa ke sini?" Tanyaku dengan cengiran kuda. Aku tak berani melihat wajah Arkan, sudah berapa kali aku terlihat bodoh di depannya.

"Lo gak apa-apa kan, Na?" Tanya Geby. Aku tersenyum demi menutup malu. "Gak apa-apa," jawabku sekenanya.

"Kita ke sini mau ngajakin nonton Anna!" Dengan semangat Veril memberitahu.

"Nonton?"

"Iya, Arkan yang bayarin!" Sahut Geby. Aku melirik lelaki itu, ia terlihat tetap tersenyum.

"Ayo cepat siap-siap, masa pake baju santai aja," heboh Veril.

"Baiklah. Kalian duduk aja dulu." Masih banyak pertanyaan yang ada di benakku, namun aku tak ingin mereka terlalu menunggu lama di luar sana.

Pakaian yang kupilih ialah rok pendek bermotif kotak-kotak dan atasannya baju rajut berwarna hitam. Tak perlu polesan berlebih, hanya bedak baby saja.

Bidadari Sekolah(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang