🕊DUA🕊

2K 146 35
                                    

Kicauan burung di pagi hari membuatku semangat, sekaligus menjadi melody yang sangat harmoni. Sudah beberapa menit aku di depan kaca sibuk mengepang rambut pinggir dan diikat menjadi satu. Oke sip, sudah cantik.

Tak ada polesan tebal di wajah, hanya ada bedak baby. Entah kenapa kalau memakai make up, serasa berat di wajah.

"Annaila Vriska Erlina!! Cepetttt!" teriakan bang Arlan sangat terdengar ke kamarku. Baiklah mereka sudah kesal menunggu.

Segera kumemakai almamenter abu-abu yang berlogo SMA Galaksi, lucu bukan namanya. Seperti sekolah luar angkasa, namun nyatanya hanya sekolah SMA biasa.

Sudahlah lupakan, aku menghampiri mobil tak lupa mengunci pintu rumah.
"Maaf." Hanya itu yang terlontar ketika melihat wajah kesal mereka kerena menungguku.

"Kucinnya di aku ya, Bun."

"Iya, Sayang."

*******

Mobil berhenti di Universitas yang akan bang Arlan kuliah.
"Arlan pamit, Bunda."

"Belajar yang benar, Bang."

"Oke." Bang Arlan melanggang memasuki gerbang, namun teriakanku menghentikan pria itu.

"Abangg!! Jangan lupa cari kakak ipar yang cantikkk!!!" Mungkin bang Arlan malu, pasalnya dia langsung pergi tanpa menengok.

Di dalam mobil aku dan bunda tertawa renyah, menggoda bang Arlan membuatku bahagia.

Tak berapa lama mobil hitam bunda sampai di sebuah gedung sekolah yang lumayan luas, banyak siswa-siswi beralmamenter sama sepertiku. "Anna pamit Bunda cantik."

"Iya sayang, belajar yang serius. Banggain Bunda ya." Setelah mengucapkan pesan, bunda mencium keningku. Aku tersenyum, kemudian keluar mobil.

Setelah memastikan mobil bunda pergi, aku melangkah memasuki gerbang yang megah ini. Ada pertanyaan muncul di benak ketika semua siswi menatapku dan berbisik-bisik tidak jelas, ada yang aneh dengan penampilanku? Bodo amat, mungkin mereka baru melihatku di sini.

Sebelum lonceng sekolah berbunyi, aku ke ruang guru terlebih dahulu untuk bertanya kelas yang nanti akan di tempati.
Langkahku terhenti tepat di depan ruangan itu, aku tertegun melihat seorang lelaki yang kemarin menginjak kakiku ada di sini. Dia menatap sekilas, lalu berlalu keluar ruangan.

Karena ada tujuan di ruangan ini, aku melupakan sejenak soal lelaki itu.
Di ruangan aku disambut baik kepala sekolah, beliau menyuruhku mengikuti seorang wanita berkaca mata yang katanya wali kelasku.

Koridor terlihat sepi, mungkin tadi lonceng telah berbunyi. Aku tetap mengikuti langkah wanita yang ber name tag-Tania.
Hingga memasuki kelas 11 IPA-2, ya aku memilih jurusan IPA karena bunda ingin aku menjadi dokter dan kebetulan itu cita-citaku.

Saat memasuki kelas itu, suara riuh yang kudengar tadi seolah senyap. Semua mata memandang ke arah tempat aku kini berdiri, tanpa sengaja aku menangkap sosok lelaki itu lagi. Namun dia tampak berwajah datar.

"Selamat pagi," sapa bu Tania dengan ramah dan langsung disahut oleh para murid.

"Kelas kita kedatangan murid baru, dia cantik bukan? Silahkan, nak kenalkan dirimu."

Aku tersenyum sebentar lalu berbicara, "Selamat pagi, aku Annaila Vriska Erlina panggil saja Anna. Pindahan dari Bandung. Salam kenal kalian semua."

"Akhirnya setelah sekian lama kelas ini dapet cecan!" seru siswa di pojok kiri yang entah siapa.

"Betulll!!" seru semua siswa. Aku hanya tersenyum kikuk.

"Diam kalian, silahkan Anna kamu duduk di bangku belakang. Tak apa kan kamu sendiri?"

Bidadari Sekolah(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang