Kata orang jika ingin mengetahui orang itu cinta atau tidak, bisa melihat dari caranya menatap.
•Annaila Vriska Erlina•Selamat datang kembali di sekolah. Begitulah kata yang cocok untukku saat ini. Senangnya bisa memijakan kaki di koridor sekolah.
Dengan senyuman yang setiasa terukir aku menelusuri lorong sekolah. Terkadang aku menyapa para siswi yang kukenal. Hari ini aku berangkat bersama bang Arlan, akan tetapi aku sudah mengabari Arkan untuk tidak menjemputku.
Langkahku terhenti ketika sampai di kelas. Ada senyuman yang menyambut kedatanganku. Dan tepat pada saat itu otakku berputar menampilkan kejadian itu.
"Hai, Anna?" Lamunaku tersadar, aku mencoba tersenyum hangat.
"Rara!" Kakiku melangkah menghapus jarak di antara kami.
"Apa kabar? Gue kangen banget!" Tak di sangka wanita itu memeluku. Aku pun membalasnya. "Alhamdulillah, baik."
"Eh tau gak, Ra? Anna udah jadi bidadari sekolah loh plus pacarnya Arkan," sahut Geby yang sendari tadi memperhatikan bersama Veril.
"Oh, ya?" Aku mengangguk kecil.
"Selamat!" Dia tersenyum senang. Namun boleh jujur, aku bisa melihat kekecewaan yang sangat di tutupi oleh wanita itu. Ah, mungkin ini hanya perasaanku saja.
Kembalinya Rara ini di sambut baik oleh para guru ataupun murid IPA-A. Dan aku kembali duduk bersama Geby, untungnya Arkan tidak marah untuk pindah kembali.
***********
Istirahat kali ini berbeda. Aku dan teman-teman satu meja dengan kawan-kawan Arkan. Pembicaraan kami begitu ringan, kadang Gerel memecahkan keheningan dengan celotehannya.
Mataku melihat sosok Rara, kemudian mengikuti tatapan wanita itu. Dahiku mengerut, ketika jalur tatapan Rara kepada seseorang kini berada di sampingku. Arkan.
Aku menelisik lebih jelas lagi, ada yang berbeda dengan tatapan Rara. Senyumannya senantiasa teriring. Apa ini hanya perasaan takutku untuk kehilangan Arkan? Mungkin saja.
"Kamu kenapa Anna?" Kepalaku tergelak, membuyarkan lamunanku ketika Arkan bertanya.
"Nggak apa-apa." Aku menjawab dengan senyuman.
"BTW besok kan ada pertandingan basket. So, kamu para ciwi-ciwi harus lihat pertandingan itu dan semangatin kami para laki." tutur Gerel seraya menyuap somaynya.
"Ogah!" Ungkap Geby.
"Siapa yang ngajak lo!" Beo Frizal. Mulai sudah perang omongan.
"Sudah gak usah banyak ngomong. Kita semangatin ko. Iya gak, Na, Ra?"
Rara dan Aku mengangguk secara bersamaan.
"Makin cinta deh, Beb," kata Gerel yang membuat kami beratatap aneh. Sedangkan Veril hanya bersipuh merah. Apa mereka pacaran? Kurang lebih seperti itu arti tatapan kami.
*********
Setelah kejadian waktu lalu yang membuatku masuk rumah sakit. Kini bang Arlan menjemput begitu tepat waktu. Dan yang pasti aku tak bisa pulang bersama Arkan lagi.
"Anna." Badanku berbalik, menampilkan sebuah senyuman termanis.
"Iya, ada apa?" Arkan menghapus jarak diantara kami.
"Nanti kamu ada waktu gak?" Dahiku mengerut, "ada memangnya kenapa?" Jawabku langsung.
"Lili, adek saya selalu minta jalan-jalan bareng kamu."
"Oalah, baiklah nanti jemput saja." Senyuman Arkan mengembang sempurna.
"Sampai bertemu nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Sekolah(END)
Novela Juvenil[Tahap Revisi] Kita disatukan dalam sebuah gelar, kita disatukan dalam sebuah sekolah, dan kita disatukan dalam sebuah hubungan. Tapi mampukah kita melepaskan? Sementara hati ini ingin terus terikat. Aku ingin menjadi bidadarimu bukan hanya sebatas...