24.Really?

1.4K 146 10
                                    


" Gue boleh minta tolong? "

" Ikut gue bentar ya?"

"Gue ga bakal ngapa-ngapain lo,"

"Gue bakal jagain lo, kalau lo ngerasa ga nyaman atau dalam bahaya."

"Bantuin gue ya? Gue butuh banget bantuan lo."

"Lo temen nya Amora kan? Gue Arsen, lo siapa?"

Oh astaga, seolah kepala Bella ingin pecah saat ia mengingat betapa bodoh nya ia mau ikut, tanpa curiga sedikit pun pada Arsen yang sudah jelas-jelas ia kenal sebagai seorang iblis, king of devastating.

Hanya karna kelembutan palsu yang Arsen tunjukan untuk pertama kali nya, membuat Bella dengan konyol nya sempat mengira Arsen menyukainya.

Namun kini semua sudah jelas, Arsen tetap lah Arsen, presiden bully pembawa kehancuran, tidak ada yang bisa selamat setelah berurusan dengan Arsen, mungkin Bella juga akan merasakan itu.

Entah lah, sepertinya efek ketampanan Arsen membuat Bella terus saja mencoba berfikir positif, meskipun kini Ia sudah berada di dalam mobil Arsen yang berhenti di jalanan yang sepi di pinggir kota, jauh dari pemukiman penduduk, dengan keadaan tangan nya di ikat.

"Ka-Kak Arsen,please lepasin gue," pinta Bella yang sudah sangat ketakutan.

"Sayang nya gue ga mau,"balas Arsen tak acuh.

"Salah gue apa sih Kak? Kenapa lo giniin gue?"tanya Bella yang lebih terdengar seperti ungkapan keputus asaan.

"Kayak nya ga ada, mungkin karna gue pengen aja kali ya?" ucap Arsen dengan sangat santai, seolah ketakutan Bella bukan apa-apa baginya.

"Lo tau? Lo cantik," ungkap Arsen yang entahkah Bella harus senang saat mendengar nya atau malah sebalik nya

"Lo masih perawan kan?" tanya Arsen yang membuat mata Bella membulat sempurna.

Sungguh kata perawan sangat sensitif bagi seorang wanita.

"Iya lah, lo pikir gue perek ?" jawab Bella sedikit kesal.

"Ga juga,"

"Kenapa lo nanya? Lo ga berpikir mau merusak itu dari gue kan Kak?" tanya Bella yang di balas serigai Arsen.

Jangan sampai karna kebodohan nya hari ini, Bella harus kehilangan harta paling berharga yang ia jaga selama ini.

"Rencana nya iya, tapi gue ga punya waktu, toh sebrengsek apapun gue, gue ga ngejebolin cewek baik-baik," ungkap Arsen yang membuat Bella bisa bernafas lega.

"Tapi gue belum bisa mastiin lo masuk kategori cewek baik-baik atau nggak," lanjut Arsen kemudian melajukan kembali mobil nya dengan kecepatan penuh.

Tidak berselang lama, mobil Arsen memasuki sebuah gerbang dengan pekarangan luas, terkesan sangat mewah, namun sepertinya jarang di rawat, terlihat seperti sudah lama tidak terpakai, semakin masuk, kini bisa tampak jelas sebuah bangunan layak nya istana di sana, sebuah mansion berwarna gading, dengan kolam air mancur yang sudah kering di tengah-tengah pekarangan.

Arsen menghentikan mobil nya, namun tidak langsung keluar, Ia mengambil sebuah tas berbentuk koper dari kursi belakang, kemudian membuka nya setelah memasukan beberapa pasword.

"Lo--"

"Ssstt," Arsen meletakan jari telunjuk nya di depan bibir, mengisayaratkan gadis tersebut untuk diam.

Tanpa bantahan Bella lansung menurut, sebelum benda-benda berbahaya dari tas tersebut di arahkan ke kepala nya.

Siapa Arsen sebenarnya?
Kenapa benda tersebut ada dalam tas nya? Itu lah pertanyaan yang kini memenuhi kepala Bella.

The Bad Students 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang