"Habis ngapain lo sama Arsen??" tanya Revan dingin.
Saat ini Amora sedang berada di kelas nya sambil memainkan ponsel, sedangkan Revan yang baru datang masih berdiri di pintu, dan bertanya dingin pada Amora.
Meskipun pertanyaan Revan tanpa alamat, namun Amora tau pertanyaan itu untuk nya, karna tidak mungkin siswi lain bisa selamat setelah berurusan dengan Arsen.Revan memberi tatapan tajam pada penghuni kelas sebagai kode agar mereka keluar, tanpa basa-basi mereka pun berhamburan ke luar.
Bella? Sejak meninggalkan Amora di kantin bersama Arsen, Bella masih belum kelihatan.
"Kak Revan?"
"Jawab," tukas Revan dingin.
Revan duduk di kursi guru dengan kedua kaki yang di letakkan di atas meja, sangat tidak sopan, namun Amora juga tidak berani memarahinya.
"Mmm nggak ngapa-ngapain," jawab Amora berusaha tenang.
"Lo gabakat bohong," sinis Revan.
Entah kenapa Amora merasa kali ini aura Revan sangat berbeda, tidak ada seringai mengejek atau lelucon seperti yang Revan tunjukan sebelum nya, tidak ada senyum atau tawa meledek, hanya ada wajah datar yang terkesan sangat dingin.
"Tadi cumaaa--" Amora bingung harus menjawab apa, dia masih menjari alasan yang kira-kira masuk akal.
"Jawab!! Lo bisu!" perintah Revan sedikit membentak, Amora bahkan tersentak kaget.
Tidak biasanya Revan seperti ini.
"Kak Arsen ga ngapa-ngapain gue kok," jelas Amora sedikit takut.
"Gue ga nanya dia apapin lo atau ga? Gue tanya ngapain aja? Susah banget apa? Tinggal jawab aja!" ketus Revan.
Dia menatap Amora dingin, ekspresi Revan sulit di tebak, mata Revan membulat saat tatapan nya jatuh pada leher jenjang Amora.
Kalung nya.
Tidak ada kalung pemberiannya pada leher Amora.
Apa gadis itu melepaskan nya.
Revan bangkit dari duduk nya dengan sedikit membanting kursi ke arah belakang, dia berjalan ke arah Amora, membuat gadis tersebut makin cemas.
"Kalung nya mana?" tanya Revan.
"Hah? "
"Kalung yang lo pake!"
"Itu... hmm…"
"Bukan nya Azka udah ngasi tau pas lo siuman, kalung itu ga boleh di buka, ngerti ga si?" sinis Revan.
"Iya ngerti... tapi--"
"Sekarang mana kalung nya?" Revan lansung memotong kalimat Amora.
"I-ilang," sungut Amora sambil menunduk.
"Maaf Kak," pinta Amora.
"Itu kalung di desain khusus, ga bakal bisa ilang kalo ga di buka, kalung itu di buka pake cara khusus, ada teori, orang biasa ga bakal bisa ngebuka tuh kalung, jadi siapa orang hebat yang bukain tuh kalung buat lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Students 2
RomanceLahir dari orang tua nakal? Itu ketentuan. Ikutan jadi anak nakal ? Itu pilihan. Karna buah jatuh tidak jauh dari pohon nya. Nakal untuk bahagia,bahagia untuk nakal. Revkia Than Arzanandes, gadis cantik dengan berjuta kejutan di setiap aksinya, pl...