Part 6

255 31 0
                                    

"Kalau aku mengatakan aku mengetahui semuanya, apakah kau mau menerima tawaranku?"

Yuju mengerutkan keningnya karena tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Dokyeom

"Maksudmu?"

Dokyeom mengambil sebuah buku berukuran kecil dari dalam tasnya, kemudian menyodorkannya pada Yuju

Yuju terkejut ketika melihat buku yang disodorkan Dokyeom padanya, ia sangat mengenal buku tersebut. Buku yang sekarang ini ada di depannya, adalah buku diary nya

"Kenapa bisa ada padamu?" Tanya Yuju menyelidik

"Aku menemukannya di ruang kesenian."

"Ka-kau membacanya?"

Dokyeom mengangguk

"Lancang sekali kau membaca milik orang!!"

"Salah sendiri kau meninggalkannya di sana" ujar Dokyeom enteng

"Meski begitu kau bisa langsung mengembalikannya padaku kan."

Dokyeom mendekatkan kepalanya pada Yuju, mata mereka saling bertatapan

"Lagipula semua yang tertulis di buku tersebut tentang diriku," ujar Dokyeom masih saling bertatapan dengan Yuju

Yuju sempat terhipnotis oleh tatapan mata Dokyeom, setelah sadar, ia langsung membuang mukanya ke samping kanannya

"Yuju, kenapa kau malah duduk-duduk disini? Cepatlah kembali ke dapur, pelanggan semakin banyak," intrupsi rekan kerja Yuju

"Ba-baiklah, maaf aku sempat melalaikan tugasku," Yuju segera berdiri dari duduknya dan meninggalkan Dokyeom begitu saja

Sepertinya Yuju perlu berterima kasih dan juga memberikan hadiah pada rekan kerjanya itu. Gadis tadi telah menyelamatkannya

°°°°°

Umji berjalan memasuki rumahnya dengan kakak laki-lakinya yang berjalan di belakangnya

"Sudah kubilang jangan memaksa dirinya menjadi orang lain! Biar dirinya menjadi dirinya sendiri!

"Ini juga demi kebaikannya! Lagipula jika dia menjadi dokter, hidupnya akan terjamin."

"Kau hanya memikirkan dirimu sendiri! Kau ingin dia menjadi pewaris rumah sakit milikmu kan?!".

"Lalu apa bedanya dengan dirimu yang ingin menjadikan putra kita pewaris perusahaanmu?"

"BERANINYA KAU!"

"APA?! AKU BENARKAN?"

"EOMMA! APPA!"

Sudah cukup, sudah cukup Jin mendengar perdebatan orang tuanya setiap kedua orang tuanya itu pulang ke rumah

Wajah Jin memerah menahan amarahnya. Ia tidak akan mempermasalahkannya jika hanya dia yang mendengar perdebatan mereka. Masalahnya disini, adiknya juga mendengarkannya. Kalau setiap harinya seperti ini, bisa-bisa mental Umji terganggu.

Oh, ayolah, Umji masih cukup muda, dia juga gadis yang sangat rapuh.

"Eh, Umji, kebetulan sekali kau sudah pulang," Nyonya Kim berjalan menghampiri Umji

"Weekend ini, kau ikutlah eomma untuk menjadi relawan," ujar nyonya Kim lagi

Jin yang mendengar ajakan ibunya pada Umji, memutar bola matanya karena kesal. Ia tidak suka dengan sifat ibunya yang seperti ini.

Obsesi ibunya yang ingin Umji menjadi dokter, membuat Umji tidak bisa bergerak bebas mencapai impiannya sendiri. Kalau bisa, ia ingin menggantikan posisi Umji.

Romance Bloom (Bangchin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang