11. KARYAWAN BARU

2.7K 152 0
                                    

#NWR #INCOGNITO #FIKSI #ROMAN #DEWASA

#NWR #INCOGNITO #FIKSI #ROMAN #DEWASA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TITAN

Aku beruntung mendapatkan karyawati pengganti yg pintar untuk staf yg cuti melahirkan, sedikit instruksi dan ia bisa mengerjakan semuanya. Tidak banyak bicara, nyari file cepat, dan karyawan lain suka kepadanya.

Anastasia simple and casual, rambutnya pendek, berkacamata, wajahnya natural tanpa make up, hanya bedak dan lipgloss. Umurnya 23 tahun, fresh graduate dari ITS Surabaya. Sejak hari pertama masuk ia selalu memakai celana panjang, dan blazer, aku tidak bisa menebak-nebak bentuk badannya, ramping atau bohay. Tidak pernah memakai rok, sehingga tidak memberikan kesempatan teman seruangan yg cowok semua itu mengintipnya.

Tampaknya di ruang bagian administrasi tender itu ada persaingan diam-diam, tapi kompak. Kebetulan empat staf cowok di sana semua belum menikah. Yg kumaksud kompak, mereka kompak untuk menjaga persaingan di antara mereka berempat, bila aku datang ke meja Tasia untuk memberikan instruksi, selalu ada yg mengalihkan perhatianku saat aku akan berbasa-basi dengannya. Dan yg mengantar dokumen ke ruanganku, selalu salah satu cowok itu, ada saja alasan tentang kesibukan Tasia.

Dari gosip di ruang lainnya, salah satu dari mereka berempat selalu menemani Tasia makan siang, tidak memberikan kesempatan cowok di bagian lain mendekat.

Aku jadi tertantang untuk menggoda mereka.

"Besok ada aanwijzing, Tasia ikut ya?"

"Saya saja, pak." Ronny menawarkan diri.

"Ya pak, Tasia diminta pak Hendra memeriksa pengajuan termin dari subkon untuk proyek di Cikupa. Karena pengajuannya melebihi kontrak kita ke bouwheer." Dadang menyahut.

Tuh kan, kompak.

Aku adu kepintaran dengan staf admin proyek, masalahnya aku juga sering mewakili mas Jules dan mas Odis menghadiri site meeting. Akhirnya aku menyerah, toh Tasia hanya bekerja tiga bulan saja menggantikan Nella.

Awal bulan ketiga, staf admin proyek meminta waktu meeting dengan kami bertiga, mas Jules, mas Odis, dan aku, para bossnya di Tiga Pilar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awal bulan ketiga, staf admin proyek meminta waktu meeting dengan kami bertiga, mas Jules, mas Odis, dan aku, para bossnya di Tiga Pilar. Tapi saat meeting, Tasia tidak hadir.

"Tasia menjaga gawang, pak." Indra menjelaskan tanpa diminta melihat pandanganku menyapu wajah mereka berempat.

"Apa agendanya?" tanya mas Jules.

"Mmm anu pak," Rommy tergagap menjawab, "Kami berempat mengajukan Tasia menjadi karyawan tetap."

"Tidak bisa, bagaimana dengan Nella?" tanyaku.

"Mungkin di bagian lain ada lowongan, pak." Dadang yg menjawab.

"Ia rajin loh, pak, cekatan, suka membantu tanpa diminta, cepat belajar, teliti." Renee memuji bertubi-tubi.

Mas Odis yg paling pendiam dari kami bertiga tertawa. "Panggil Tasia kemari."


ANASTASIA

Perasaanku tidak enak, aku dipanggil ke ruang meeting, setelah sebelumnya keempat teman seruanganku meeting dengan ketiga petinggi Tiga Pilar, tanpa aku. Mengapa aku tidak diajak? Karena aku karyawan pengganti, atau karena aku melakukan kesalahan?

Aku membuka pintu dengan menunduk, tidak berani menatap wajah ketiga boss itu, terutama pak Titan.

"Duduklah," pak Titan menunjuk deretan kursi di hadapannya dimana keempat teman kerjaku duduk, Rommy, Indra, Dadang, dan Renee.

Aku duduk di samping Renee.

"Tasia," mau tidak mau aku mendongakkan kepalaku, takut dianggap kurang ajar.

"Kamu senang kerja di sini?" Pak Odis bertanya, nadanya sedingin es.

"Ya pak."

"Mengapa?" Pak Titan yg bertanya.

"Saya senang pekerjaan saya, dan teman-temannya menyenangkan."

"Teman yg mana? Mereka berempat ini?" Pak Titan bertanya dengan nada mengejek.

"Semuanya, pak, yg di bagian lain juga, bukan hanya mereka berempat." Jawabku cepat.

"Kamu arsitek, mengapa tidak bekerja di konsultan?" Pak Jules bertanya.

"Saya sedang melamar ke beberapa konsultan, tapi belum dipanggil, pak."

"Berarti kalau sekarang ada konsultan yg menerimamu, kamu langsung minggat tanpa menunggu Nella masuk?"

"Tidak pak," jawabku mantap, "Kalau mereka tidak mau menunggu, berarti itu bukan rejeki saya, pak."

"Apa sih minatmu?" Pak Jules bertanya lagi.

"Setelah dua bulan mengurusi tender, saya menyadari saya lebih menyukai urusan administrasi daripada disain, pak."

"Dari data pribadimu, kamu belum menikah." Kata pak Titan, aku mengangguk, "Punya pacar?"

"Ada pak."

Aku dapat mendengar keempat temanku berseru tertahan.

"Dia kerja dimana?"

"Di Surabaya, pak."

"Ada rencana menikah?"

"Belum pak."

Aku mulai tidak nyaman, ini seperti interview tapi dikeroyok tujuh, aku teringat sidang ujian sarjanaku.

"Kamu mau terus bekerja di sini?"

Aku mendongakkan kepala, "Mau, pak."

"Keberatan bertugas ke luar kota?"

"Tidak masalah, pak."

"Okey," pak Jules memutuskan, "Setelah Nella masuk, kamu bertugas menjadi asisten Titan yg menghubungkan Titan dengan bagianmu yg sekarang. Tugasmu memeriksa ulang semua RAB sebelum ditandatangani. Kalau tendernya di luar kota, kamu harus ikut, supaya bila ada perubahan, bisa segera diajukan."

Aku mendengar lagi seruan tertahan dari keempat temanku.

Lalu ketiga boss keluar. Mereka berempat menarik napas lega.

"Setidaknya Tasia masih seruangan sama kita." Kata Renee tersenyum.

"Selamat bergabung, Tasia." Mereka bergantian menyalamiku, dan kami kembali ke ruang administrasi tender.


bersambung

INCOGNITOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang