24. THE WEDDING

2.6K 123 2
                                        

#NWR #INCOGNITO #FIKSI #ROMAN #DEWASA

#NWR #INCOGNITO #FIKSI #ROMAN #DEWASA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TITAN

Aku memandang bercak darah di seprei putih ranjang pengantin yg berantakan, dan aku tersenyum.

Saat mataku terbelalak memandang wajah Tasia dibalik kerudung yg kubuka tadi, aku sudah siap menerima bila ternyata Tasia tidak perawan.

Ada Glen, kedekatannya dengan Krisna, beberapa kali aku punya kesempatan menidurinya, dan beberapa kali ia menggodaku, aku tidak lagi mengharapkan keperawanannya. Mungkin saja ia sudah punya banyak pengalaman, aku tidak akan mempermasalahkannya. Sudah berapa puluh perempuan yg kutiduri, tidak adil bila aku menuntut istriku masih perawan. Dan sejak melamarnya, aku toh tidak pernah menyinggung tuntutan soal itu.


flashback

Krisna yg menjadi best man menggiringku menunggu di altar sebelum mobil pengantin yg membawa Tasia datang. Mataku menatap pintu masuk dengan tak sabar menunggunya datang.

Lalu koor mulai menyanyikan lagu I believe in you yg dipopulerkan Celine Dion dan Il Divo, lagu ini pilihan Tasia juga. Pintu terbuka, Tasia berjalan berlahan ke arah altar, tangan kirinya memegang buket bunga, tangan kanannya menggamit siku mas Harto.

Gaun pengantinnya kontemporer, simple tanpa ekor yg panjang, dan gila! Sepuluh senti di atas lutut! Memamerkan kaki jenjangnya. Aku ingat kaki itu waktu duduk bersila di apartemenku yg lama, aku menelan ludah.

Bagian bawah roknya agar lebar, seandainya ia bergerak berputar, pasti roknya melambai mengembang ke atas, memamerkan celana dalamnya. Aku teringat celana dalam berenda yg dipakai Sasha dalam mimpiku. Gila! Aku akan menikah dengan Tasia, bagaimana aku bisa memikirkan selangkangan cewek lain.

Dari pinggang ke atas roknya ketat memeluk pinggang ramping dan dadanya yg membusung. Samar-samar aku melihat rok itu off shoulder, tidak ada tali pundaknya, tapi kurang jelas juga, tertutup kerudungnya. Tasia tidak mau memanjangkan rambutnya, dua hari yg lalu ia ke salon untuk hair extension supaya rambut pendeknya bisa disanggul untuk memakaikan mahkota di kepalanya.

**


Mas Harto menyerahkan Tasia kepadaku, aku tidak bisa memandang wajahnya dengan jelas terhalang kerudung, yg pasti aku melihat bibirnya yg tidak seperti biasanya berwarna coral natural, bibirnya merah menggoda, seperti bibir Sasha. Aduh, Sasha lagi!

Lalu acara pemberkatan dimulai, aku dan Tasia mengucapkan janji perkawinan, suaranya terdengar seperti kidung malaikat di telingaku, "Di hadapan imam dan para saksi, saya, Anastasia Widagdo, menyatakan dengan tulus iklas, bahwa Titan Prasetyo, yg sekarang hadir di sini, mulai sekarang ini menjadi suami saya. Saya berjanji setia kepadanya dalam untung dan malang, dan saya mau mencintai dan menghormatinya seumur hidup. Demikianlah janji saya demi Allah dan Injil suci ini."

INCOGNITOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang