5. Libur semester

13 0 0
                                    

Semester ganjil berlalu cukup cepat, hari ini libur semester, dan semua orang peduli itu. Libur kali ini seperti libur-libur pada umumnya, hanya 2 minggu.

Tebak, hari ini tanggal berapa?

Tepat!

31 Desember.

Menghitung waktu, dan mereka akan merayakan pesta tahun baru. Iya, mereka. Blast dengan 6 laki-laki, ditambah Diandra, Vania, Bella-- pacar Jovan, dan Shela-- pacar Hendra. Mereka ber-10 akan memanggang daging sapi bersama malam ini, atau sebut saja barbeque.

Rumah megah nan sepi ini adalah rumah Alex. Orang tuanya sedang ke luar kota, dia anak tunggal, dan dirumah hanya bersama pembantu. Bahkan Alex bisa saja jika harus mengadakan bikini party disini, kolam renangnya sangat luas. Tapi beruntunglah, Alex lebih memilih barbeque party bersama teman baiknya.

"Jo, tolong ambilin itu dong!"

Seberapa pendeknya Alex sampai-sampai untuk mengambil satu kotak sendok diatas lemari setinggi 2 meter saja tidak bisa.

"Pendek lo," jawab Jovan mengambilkan.

"Biarin pendek yang penting kaya,"

Siapa yang tidak bisa melihat? Iya, rumah ini punya barang-barang mahal yang memang pantas untuk disombongkan, dan baguslah jika Alex mengerti itu.

"Lo pikir gue kere?! Apartemen sebelah kantor lo itu punya siapa? Ngaca!"

Astaga, mereka malah saling pamer.

"Woi apaan sih! Bacot banget!" Sony ngedumel dari kejauhan.

"Mendingan lo bantuin kita sini," Ezra menengahi, menarik tangan Alex menjauh.

Percayalah, mereka benar-benar tahu cara berteman dengan baik.

Pukul 10 tepat, tapi panggang-memanggang ini belum juga usai. Meski para perempuan sudah sekuat apapun berusaha, kaum lelaki tetap saja mengganggunya dengan kerapkali mencomot daging-daging itu begitu saja.

Bukan masalah jikapun harus memanggang berkali-kali lagi, mereka tetap terlihat bahagia. Senyum empat gadis itu selalu cerah meski sudah banyak peluh dan kesal. Blast sepertinya sudah tidak akan mengganggunya lagi, mereka sedang asik bermain perkusi sekarang.

Lagu-lagu bergenre pop sudah mengudara di angkasa, barbeque juga sepertinya sudah siap untuk dinikmati. Beruntunglah Alex punya banyak sofa di ruang terbuka yang terletak tepat di samping kolam renang ini.

Mereka memang-- sedikit --rasis, orang yang seharusnya disebut 6 potong itu kini telah diperpendek menjadi 3 stel, yang artinya Egi-Diandra, Jovan-Bella, dan Hendra-Shela. Hei, apa kabar jomblo? Alex, Sony, dan Ezra masih bisa bersekutu, sedangkan Vania? Astaga, kasihan sekali nasib gadis itu.

Tapi kalian akan lebih tidak percaya lagi, kalau menit berikutnya dengan secara tiba-tiba, Sony menembak Vania.

Ini acara barbeque party, bersenang-senang dengan kawan, lantas jika semuanya punya pasangan, bagaimana nasib Alex dan Ezra? Oke, mungkin Alex bisa saja ndusel-ndusel dan jika harus akan menjelma menjadi homo dengan Ezra. Tapi bagaimana bisa seorang ketua kelas bermartabat seperti Ezra akan melakukan itu? Bahkan ia merasa jijik pada dirinya sendiri yang terus bersampingan dengan Alex.

"Anjir! Lo minggir sana! Jijik gue!" Sarkasnya.

Bagaimana Alex bisa minggir? Kini acara itu berubah menjadi dansa secara tiba-tiba, maki saja Jovan yang secara sangat sengaja mengubah player di CD menjadi lagu mellow.

"Bang Ezra ganteng jangan gitu, dong," rayunya sok manis.

"Pengen muntah gue!" Ezra sejauh mungkin menghindari Alex.

Berulang KaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang