Pagi yang indah. Burung-burung berkicau, pohon melambai, dedaunan berguguran, matahari menampakkan sinarnya. Sayang sekali, sekarang hari senin.
Selepas upacara, lelaki dengan seragam putih-abu itu tak hentinya mencari-cari. Matanya terus bergerak, kenapa tidak juga ketemu?
Ah, itu dia! Ia tersenyum picik, berjalan gagah menuju lelaki lainnya.
Brukk
Tubuh Ezra ambruk seketika. Ia yang sadar langsung kembali berdiri. Mendapati Egi di belakangnya. Apa lelaki itu yang mendorongnya?
"Lo yang dorong gue?"
"Gak sengaja,"
Egi memasukkan kedua tangannya ke dalam saku, memasang muka sok tidak tahu.
"Apaan sih, Gi?" Ezra tidak mengerti.
Bukan hanya Ezra, bahkan murid lain yang masih tersisa di lapangan pun tidak mengerti. Mereka terus menonton ketua OSIS dan ketua kelas 11 IPA 1 itu beradu tatap.
"Lo yang apaan?! Lo ada masalah sama gue? Gak usah bawa-bawa Diandra!"
"Apaan sih, kok jadi ke Diandra?!"
"Nggak usah pura-pura, deh lo!"
Satu jotosan mendarat di pipi kanan Ezra. Murid lainnya hanya terkejut, tidak ada juga yang ingin melerai. Pasalnya, di sekolah ini jarang sekali ada keributan, apa lagi ini yang ribut ketua OSIS.
Ezra memegangi pipinya, menahan sakit,
"Lo bisa sans gak, sih?! Ngomong baik-baik!"
"Temen bangsat kayak lo gak bisa dibaikin, Zra!"
"Ap--"
Satu jotosan kembali mendarat, kali ini di pipi kiri Ezra.
"Lo bisa, kan, gak usah ikut campur urusan orang?!"
"Heh?! Bisa dibalik nggak pertanyaannya! Bukannya lo duluan yang ikut campur urusan gue?!"
Kali ini Ezra membalas. Astaga, mereka jadi adu jotos di lapangan upacara.
Kemana Jovan dan Alex? Jangan tanyakan, Jovan sedang menenangkan Bella yang malu karena generasi barunya. Alex? Astaga, pintar sekali dia merekam.
Mereka memang beruntung tidak ada yang melaporkan, tapi guru itu datang dengan sendirinya. Memekik kuat dan menarik keduanya menuju ruang BK.
"Kalian ini kenapa?!"
Tanyanya saat Egi dan Ezra sudah duduk di hadapannya.
"Egi yang mulai, Bu,"
"Kalau dia nggak ikut campur urusan saya, saya nggak akan mulai, Bu,"
"Heh?! Lo yang ikut campur urusan gue duluan!"
"Gue nggak pernah ya ngerusak hubungan lo!"
"Peduli setan soal hubungan! Lo ngerusak jabatan yang seharusnya jadi milik gue!"
"Cih. Gue gak nyangka lo se-childish itu,"
"Kalo waktu itu lo gak ikut gue masuk OSIS, lo gak bakal--"
"Heh, sudah-sudah! Kenapa malah dilanjutkan disini?!" Potong Bu Sarah, "lagipula, Zra, kamu kan sudah jadi ketua kelas, apa itu nggak cukup?"
"Bu,--"
"Dan Egi, ketua OSIS tidak pernah melakukan hal sebrutal itu. Ketua OSIS itu contoh yang baik. Kalau kalian bertingkah seperti ini, bagaimana anak buah kalian? Mereka akan mengikuti kalian? Lalu bagaimana dengan sekolah ini? Nama baiknya bisa terancam,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Berulang Kali
Genç Kurgu"Aku mencintaimu, dan selamanya akan begitu," - Ryn Diandra "Gue suka sama lo sejak pertama kali kita ketemu 10 tahun yang lalu!" - Melani Eriska "Hidup itu pilihan, mencintai dan dicintai adalah dua hal yang berbeda," - Egi Alfarandy "I'll try so h...