6. Awal masuk

12 0 0
                                    

Senin. Hari ini sungguh senin. Hari ini menjadi awal masuk mereka sebagai siswa kelas 11. Abaikan tahun-tahun abstrak kemarin, mari kita sambut hidup baru kita.

"Hai, adek," Alex terus saja dengan gatel menyapa adik-adik kelas itu.

"Lo bisa berhenti gak sih, jijik gue dengernya," omel Ezra.

"Bener tuh, gue makan sampe gak tenang anjir!" Egi bicara dengan mulut penuh.

Mereka sedang berada di kantin, menyantap empat buah popmie dan empat gelas es teh.

"Kali aja nanti ada yang kecantol sama gue," masih tetap meneruskan bakatnya, Alex tidak menghiraukan ucapan mereka.

"Gatel lo carinya dedek gemes," Jovan yang sedari tadi diam angkat bicara.

"Panjul! Daripada elo sama janda!"
Alex mengawur sekenanya.

"Asu! Bella masih gadis ya! Lagian cuman selisih setahun doang!" Maki Jovan.

"Anjir! Berondong sama janda! Ngakak 4G gueeee!" Pingkal Ezra melanjutkan lawakan Alex.

"Lo pikir sinyal apa, su! Hahaa!"

Mati. Jovan menjadi bahan bully habis-habisan sekarang. Padahal tadi niatnya mau mojokin Alex, malah dia yang kena.

"Goblok! Gue laporin Bella lo!" Ancam Jovan.

"Laporin apa?" Bella-- yang entah sejak kapan tiba-tiba berdiri di samping meja makan mereka.

Uhuk uhuk!

"Keselek woeee minta minummm!" Ezra membuka kegaduhan.

"Setan! Minum gue! Ini kuah pedes amat sih!" Egi ikut meneriaki apapun yang bisa ia katakan.

"CABE SEKILO!!" Alex, yang merasa menjadi penyebab utama kasus ini berteriak lebih ngegas.

"Mampuss," batin Jovan.

"Gak apa-apa kok, Sayang. Ada apa kesini?"

"Mau cari Egi sama Ezra," jawab Bella kemudian.

"Eh, yang mulai duluan Alex, Bel! Bukan gue!" Egi tak terima.

"Iya tuh! Kenapa malah nyariin kita, sih?!" Protes Ezra.

"Maksudnya gimana sih? Gak ada hubungannya sama Alex. Ini soal OSIS," Bella menjelaskan, mengingat Egi dan Ezra adalah anggota OSIS.

"Oalahh," Egi dan Ezra nyengir bersamaan.

Jovan terpingkal melihat ekspresi keduanya yang merasa takut, belum lagi Alex yang malah ketumpahan kuah sampai ke baju-bajunya.

"Nanti pulang sekolah rapat ya, gue kan udah mau lengser dari jabatan ketua nih, gue mau salah satu dari kalian yang gantiin gue," tutur Bella kemudian.

"Seriusan lo?!" Ezra tak percaya.

Mereka berempat membelalak tak percaya. Pasalnya, Bella adalah gadis yang cerdas, panutan sejuta umat selama setahun terakhir. Dan kini dia minta digantikan jabatannya oleh dua ekor Egi dan Ezra?

Jika Ezra yang terpilih, oke lah, Ezra juga sudah berpengalaman menjadi ketua kelas, apalagi jurusannya juga cocok dengan Bella, sama-sama anak IPA. Kalau Egi? Boro-boro! Dia hanya anak IPS yang pinter saja kadang. Masih mending Alex yang walaupun sengklek tapi terbilang anak pintar se-jurusan IPS. Atau masih mending juga Jovan yang memang jurusan IPS tapi menyandang predikat sebagai ketua Blast.

"Eh, Kak Bella mau makan dulu? Biar Egi yang bayarin," mendadak sok manis.

"Urusan makan biar Egi, tapi urusan OSIS, biar Ezra yang selesaiin," ia menepuki dadanya sendiri.

Berulang KaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang