Chapter 14

36 3 0
                                    

Si dosen pemilik mata sipit itu melirik kearah gelas yang digenggam Zera. Bisa ia pastikan kalau saja genggaman nya lebih kuat, gelas itu bisa saja pecah dan melukai tangan si gadis bersumbu pendek dihadapan nya.

Seringai nya kembali terpantri saat Zera menoleh kearah nya dengan wajah yang mengeras dan memerah penuh dengan amarah. Berjalan mendekati Yoongi dengan bola mata berkilat tajam.

Byuurrr......

Diluar dugaan Yoongi, Zera menyiramkan sampanye nya kewajah Yoongi. Membuat kemeja yang ia kenakan juga ikut basah.

Belum selesai akan keterkejutannya, Zera menyerahkan gelas kosong itu ketangan Yoongi dan berlalu pergi tanpa menghiraukan Yoongi yang menatap nya tak percaya. Mengusap wajah nya yang basah lalu meninju udara seraya mengumpat kesal.

"SHIT..!!!" kesal nya seraya melempar gelas yang tadi diserahkan Zera asal.

Nafasnya berburu, mukanya juga ikut memerah. Tangan nya mengepal kuat pada pagar yang menjadi pembatas balkon hotel tersebut.

Ia malu, sungguh. Karna tak sedikit orang yang berada disekitar balkon memusatkan atensi nya pada Yoongi. Apalagi tadi Yoongi juga sempat mendengar pekikan kaget saat Zera menyiramnya.

Siapa yang tak mengenal dirinya. Si calon pewaris Min Company.

Emosinya makin bertambah saat ia melihat Zera yang berdiri di bawah sana, matanya dapat menangkap apa yang Zera ucapkan walau tak dapat ia dengar

"SA.TU.SA.MA. " Zera berujar dengan penuh penekanan disetiap suku katanya, jangan lupakan senyum pongahnya serta bersmirk kemudian berlalu pergi.

Bughh...

Yoongi meninju pagar pembatas balkon itu tanpa peduli tangan nya sakit dan lecet. Mengabaikan tatapan mengerikan dari orang-orang yang sempat melihat ekspresi Yoongi dan memutuskan untuk pergi.

Kali ini Yoongi benar-benar dibuat emosi terlebih oleh seorang gadis. Ia tak mungkin tinggal diam setelah kejadian seperti ini.

"Lihat saja kau manis. Aku tak akan membiarkan poin kita seri....!!"

.
.
.

Jimin menghentikan mobilnya tepat didepan pintu utama mansion Mahattan, karna si cantiknya terlelap nyaman dikursi penumpang sebelah kemudi. Membuat Jimin tersenyum memerhatikan wajah cantik dan polos gadisnya.

Mengubah posisi duduk nya menjadi menghadap Zhiva yang masih terlelap. Membenarkan rambut Zhiva yang menghalangi wajahnya, lalu menyelipkan nya ketelinga Zhiva.

"Aku janji.. Akan membuatmu tidak meragukan perasaanku Zhiva. Aku sungguh menyayangimu..." ucapnya pelan masih dengan memerhatikan wajah damai Zhiva yang terlelap.

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan pada kaca mobil disamping kemudi membuat Jimin mengalihkan atensinya.

Terkejud saat mendapati seorang pria paruh baya yang Jimin yakini itu adalah kakek Zhiva.

"Anyeonghaseyo harabeoji" salam Jimin setelah turun dari mobil dan membungkuk pada tuan Choi

Tuan Choi hanya tersenyum dan balas sedikit menunduk pada Jimin yang terlihat canggung.

Lalu terkekeh menepuk pelan pundak Jimin

"Apa cucu manjaku menyusahkanmu nak?" tanya tuan Choi lembut

"Ahh tidak sama sekali harabeoji. Dia sungguh menggemaskan." jawab Jimin dengan tersenyum membuat mata nya sedikit menghilang.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang