Chapter 15

40 3 2
                                    

Zera memandang jengah, mungkin lebih kekesal menatap sinis pada sepupunya yang asik bergelung dalam pelukan seseorang yang membuat mood Zera tambah buruk.

Bagaimana tidak, Sudah tadi dikampus tiba-tiba Siaurin pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun, mencari Zhiva ternyata dia sudah tak ada juga. Lalu saat hendak menuju parkiran, ia baru ingat kalo tadi ia pergi dengan Siaurin.

Dan sialnya lagi ia harus berpapasan dengan dosen paling menyebalkan seantero jagat raya yang sudah terdaftar dalam list, bahkan dicoret tebal dan teratas seseorang yang wajib dihindari bahkan jangan sampai terlihat walau hanya setitik bayangannya.

Zera mendengus kesal. Ia berbalik arah, entah kemana saja asal jangan sampai bertatap dengan orang itu.

Zera mencoba berjalan santai, walau tak dipungkiri dalam hati ia sedikit hawatir. Sebab kalau tak salah lihat, sebelum ia berbalik, matanya tak sengaja beradu tatap dengan orang itu. Bahkan Zera sama sekali tak ingin menyebut namanya. Tatapan nya begitu dingin dan sangat menusuk berbeda dari biasanya.

Bohong jika Zera tenang-tenang saja setelah kejadian malam pesta itu. Ia yakin, bahkan sangat, pasti orang itu telah memikirkan berbagai macam cara untuk membalas dendam pada Zera.

Tapi Zera mengabaikan semua rasa hawatirnya dan berusaha terus berjalan santai menjauh dari orang itu.

Saat sudah merasa aman, Zera menoleh ke belakang. Matanya menelisik memastikan kalau orang yang dihindarinya sudah menghilang. Menghela nafas lega dan berbalik namun____

"Mencari siapa hm?"

____ seketika nafas nya tercekat saat bisikan suara yang tak asing lagi baginya mendesis di telinganya. Bahkan bisa ia rasakan hembusan nafas seseorang itu ditengkuk lehernya yang terekspos sebab rambut blondnya yang tergulung acak.

Belum tersadar dari keterkejutannya, tiba-tiba tangannya ditarik dan digeret paksa oleh seseorang yang mati-matin Zera hindari.

Baru saja ia akan menarik lengannya dan menyuarakan protesannya, badannya terhempas pelan membentur dinding disalah satu koridor kampus yang sepi.

"Mencoba menghindar hm?" desis Yoongi tepat di depan wajah Zera. Wajah mereka berjarak tak lebih dari 5 inci. Membuat Zera menahan nafasnya tanpa sadar.

"Aaarrghhh...."

"Awss...!"

Zera mengerang lalu meringis dan mendelik tajam pada sang sepupu yang baru saja menimpuknya dengan bantalan sofa.

"Apa???" tanya Siaurin dengan wajah tak berdosa nya. Membuat Zera memutar bola matanya jengkel.

"Kau itu kenapa sih? Berulang kali menghembuskan nafas, melamun, lalu tiba-tiba mengerang seperti orang gila."

Tanya Siaurin menatapi Zera yang sedari tadi berwajah keruh yang tidak merubah posisinya sedari dari. Bahkan sang istri dari seseorang yang dipeluknya sudah entah pergi kemana bersama Zhiva.

"Oppa... Apa kau tidak merindukanku?!"

Zera tak menghiraukan pertanyaan Siaurin, menatap kesal pada oppanya itu yang sedari tadi hanya terus terkekeh memerhatikan Zera yang terus mempoutkan bibirnya.

"Kenapa kau malah terus tertawa?! Aku kesal sekali oppa. Kau tahu itu? Hah?!!!"

Sungut Zera seraya menegakkan duduknya dan melipat tangan nya didepan dada.

Siaurin yang memang sengaja membuat Zera kesal hanya terus terkekeh masih dengan tangannya yang melingkar apik di pinggang sang oppa.

"Aihhh, kau lihat oppa.. Wanita itu terus saja mengomel dan mengkerut, bisa-bisa ia lebih cepat tua dari Kiyo eonnie" ejek Siaurin makin menyamankan pelukannya pada seseorang yang teramat dirindukannya, Song Joong Ki.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang