🌻🌻🌻
keesokan hari setelah malamnya dihabiskan untuk bersenang-senang di pameran pasar malam, tak biasanya Aster bisa bangun pagi.
Hari ini Aster siap bahkan sebelum orang rumah bangun, ia pun bergegas ke dapur lalu berinisiatif menyiapkan sarapan.
Tangan kecilnya dengan cekatan menyiapkan 6 buah piring dan gelas, ia juga sibuk memanggang roti lalu menata beberapa selai dimeja.
Berjalan sekitar setengah jam ia menyiapkan sarapan, ia dikejutkan oleh sosok Callen yang berdiri tak jauh dari meja makan.
Mereka sempat saling tatap sejenak, sebelum Aster memutuskan kontak terlebih dahulu. Melihat Callen berjalan mendekat, Aster pun langsung berjalan menjauh setelah ia mencuci tangan.
"Lo nggak tidur?" tanya Callen tiba-tiba tanpa menoleh setelah Aster berjalan melaluinya.
Faham jika Callen menyinggung kantung matanya, Aster pun menghembuskan nafasnya pelan, "bukan urusan lo." sahutnya dingin.
Aster sedang kesal.
Entah apakah yang menyebabkan gadis mungil itu kesal, terlebih sasarannya adalah Callen. Ia faham betul apa alasannya karna sepanjang malam ia habiskan untuk berfikir, namun Aster adalah Aster, ia memilih menolak untuk menyadari fakta.
***
Keadaan ruang makan saat sarapan terasa riuh, itu semua karna Charlotte dan Harvey sedang adu mulut.
Kevin dan Clarissa yang sudah terlalu lelah menegur memilih untuk tidak menghiraukan serta menghabiskan waktu sarapan sambil berbincang berdua.
Disaat Charlotte dan Harvey masih sibuk saling berbicara dengan nada kesal satu sama lain, Callen yang duduk berhadapan dengan Aster memilih diam dan fokus pada kegiatannya masing-masing.
Aster memilih sarapan sambil membaca cerita Wattpad diponselnya, sementara Callen sesekali mengunyah rotinya sambil curi-curi tatap pada Aster.
Merasa ada yang tidak beres dengan gadis berponi tersebut, Callen pun dengan cepat menghampiri saat mereka selesai sarapan dan bersiap untuk berangkat ke kampus.
"Lo sakit?" tanya Callen saat mereka berdua sama-sama memasang sepatu.
Aster menoleh setelah mendapat pertanyaan dari cowok jangkung tersebut, "nggak, gue sehat." sahutnya tanpa ekspresi.
Aster memilih berdiri lebih dulu dan berniat keluar, namun tangannya dengan cepat ditahan oleh Callen.
Aster yang terkejut langsung menoleh dan menatap Callen dengan matanya yang membulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ash For Call ✔
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA) (COMPLETE) 🌼🌼🌼 Jika ini Cinta, maka biarkan ia tumbuh sebesar-besarnya. Tapi, jika rasa ini bukan untuknya, jangan biarkan hati ini terus bertahan pada tempat yang sama dalam waktu yang lama. Dan jika aku harus bertahan...