🌻🌻🌻
"Paggiiiii...... Kamii dataaannggg!!!!"
Suara seruan gaduh terdengar dari pintu utama. Semua yang tengah berkumpul dimeja makan untuk sarapan sontak saling pandang.
"Denger nggak? Kayak suaranya om Aldo nggak sih?" kata Charlotte.
Kevin menoleh pada Clarissa, "bukannya janjiannya ntar siang?"
Clarissa menggidikkan bahunya, "dia cuma chat aku bakal dateng kerumah, tapi nggak bilang datengnya jam berapa."
Tanpa babibu, kini Aldo, Chrysan dan kedua anak mereka muncul dihadapan keluarga Sanjaya.
"Pagi semuaaaa, Aira sama Aurora dataangg.."
"Halo sayaaang..." seru Charlotte menghampiri adik sepupunya Aurora.
Aurora yang sudah berumur 3 tahun pun menghambur ke pelukan Charlotte.
Aldo dan Chrysan langsung mengambil tempat duduk dan akhirnya sarapan bersama.
"Ce syalot itu siapa?" tanya Aurora berbisik sambil menunjuk Aster pelan.
"Ini? Dia pacarnya koh Call."
Mendengar Charlotte menyebut Aster pacarnya Callen, raut wajah Aurora langsung sinis kearah Aster.
"Haii Aurora, kenalan boleh nggak?" sapa Aster ramah sambil tersenyum.
Aurora masih memasang wajah jutek, ia hanya menatap kilat uluran tangan Aster lalu setelahnya membuang muka.
Semua terkekeh pelan melihat kelakuan Aurora.
"Heii kakak, nggak boleh gitu sama cecenya, masa baru ketemu udah disebelin." tegur lembut Chrysan.
"Rora sebel mama, cecenya pacar koh Callen." sahut Aurora.
Harvey pun ikut menyahut, "makanya ra, mending sama koh Harvey, nanti kokoh ajak jalan-jalan beli es krim."
"Nggak mau, koh Avey nggak ganteng."
***
Hari ini Kevin, Clarissa, Aldo dan Chrysan berniat pergi menjenguk keluarga mereka yang tengah sakit. Berhubung mereka tak ingin repot alhasil yang berangkat hanya mereka berempat tanpa membawa anak-anak.
Jika Kevin dan Clarissa bisa dengan tenang tak membawa sera anak mereka, beda halnya dengan Aldo dan Chrysan.
Anak mereka berdua masih kecil-kecil. Ada Aurora yang baru berusia 3 tahun, ada pula Aira yang baru berumur belum genap setahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ash For Call ✔
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA) (COMPLETE) 🌼🌼🌼 Jika ini Cinta, maka biarkan ia tumbuh sebesar-besarnya. Tapi, jika rasa ini bukan untuknya, jangan biarkan hati ini terus bertahan pada tempat yang sama dalam waktu yang lama. Dan jika aku harus bertahan...