Pada sore itu, seluruh keluarga Singto dengan total kira -kira 30an orang telah berkumpul dan duduk berjejer dari ruang tamu hingga ke dapur, untuk menyambut kedatangan Singto dan keluarga, tetapi sebenarnya mengharapkan oleh-oleh dari Korea.
Pha dan Singto menarik keluar dua koper besar yang berisi hadiah yang berbeda – beda untuk setiap anggota keluarga, Singto menghabiskan 6 - 7 juta won hanya untuk membeli hadiah – hadiah tersebut.
Ming tidak berbicara dan berusaha menghindari tatapan dengan Singto maupun Pha selama acara berlangsung, sementara ibunya sama sekali tampak tidak terganggu oleh kejadian pagi itu dan sibuk menjaga si kembar.
"N'Sing, aku sangat iri padamu memiliki keluarga yang sempurna, juga suami yang tampan dan kaya, yang sangat mencintamu..." puji kakak tertuanya sambil melirik Pha sekilas dan tersenyum canggung. "Terima kasih untuk hadiahnya...."
"Kau juga punya keluarga yang bahagia dan seorang suami yang baik, Phi..." balas Singto sambil memberi salam pada abang iparnya.
"Aw, sebaik – baiknya suamiku, mana bisa dibandingkan dengan N'Pha..." pujinya lagi, tanpa menyadari perubahan wajah suaminya. "Kau sungguh beruntung, N'Sing!"
"Kudengar saat ini N'Pha menjabat sebagai presiden direktur Kong Il Corp, benarkah begitu?" kakak keduanya menyela. "Mengurus perusahaan sebesar itu pasti tidak mudah, kau sangat hebat N'Pha!"
"Aku hanya meneruskan kerja keras ayahku, aku tidak sehebat itu Phi!" Pha merendah.
"Bagaimana hubunganmu dengan ibu N'Pha, kudengar awalnya ia tidak merestui hubungan kalian?" Kakak ketiganya mengajukan pertanyaan pada Singto. "Apakah ia baik terhadapmu?"
"Ibu Pha sudah menganggapku seperti putranya, dan aku sangat bersyukur dan berterima kasih padanya sudah membantuku menjaga si kembar..."
"Aw, apakah si kembar sering membuat masalah dan tidak bisa di atur? Kau seharusnya lebih tegas dan jangan terlalu memanjakan mereka..."
"A-aku mengerti, terima kasih nasehatnya, Phi!"
"Namtarn, apakah kau sendiri sudah mendidik anak – anakmu dengan baik?" ibunya mengingatkan. Kakak Singto seraya melirik kedua putrinya yang berebut mainan, dan putranya sedang mengeksplorasi koper berisi oleh - oleh.
Tiba – tiba saja mata Pha tertuju pada sesuatu di tangan bocah tersebut, yaitu tas yang ia cari – cari sejak pagi, Pha syok seketika, pada saat bersamaan bocah laki – laki itu membuka risleting tas tersebut hingga isinya berceceran di lantai.
Seluruh mata tertuju pada kondom dan botol lubricant yang di lantai dan tercengang. Singto dan Pha juga mematung hingga tidak sanggup berkata – kata sangking malunya.
Pha langsung menebak pasti si kembarlah yang memindahkan tas tersebut, namun ia sungguh tidak tau kapan mereka melakukannya.
"Aw, apakah itu salah satu hadiah untuk kita?" Tanya kakak ketiga Singto dengan nada menyindir.
Pha dan Singto saling bertukar pandang, Singto melototi Pha tajam.
"Ini pasti pesanan ku ya, Phi?" seru Jane yang melompat keluar dan memungut benda – benda tersebut dari lantai. "A-aku jadi malu..." ia mengerdipkan mata pada suaminya yang tersenyum melihat tingkahnya.
"P'Matt dan aku merasa bosan, dan ingin mencoba gaya yang berbeda, jadi aku berkonsultasi pada P'Sing, tapi aku malu membeli lube, jadi aku minta tolong padanya..." Jane berkata dengan santai.
Pha seraya menoleh pada Sing dan mengangkat alisnya, pria itu memberinya isyarat dengan menghembuskan nafas lega, untung Jane bereaksi cepat.
Pha dan Singto masih ingat, delapan tahun lalu Jane dan suaminya juga pernah bersandiwara untuk menutupi pengalaman memalukan mereka juga menyatukan mereka bersama. Keduanya sangat berhutang budi kepada Jane dan Matt, dan tidak tahu cara membalasnya.
YOU ARE READING
(IND - ENG) Lovely, New Year Gift 2 (THE END)
RomanceCharacter : Singto/Phana Genre : Romance/Drama Just for fun XD Description : The couple face the new problem and new rivals that become the trial of their relationship.