(IND) Chapter Fourteen - The Confession

474 49 82
                                    

Sejak hari itu Singto memutuskan komunikasi dengan Pha secara sepihak, tidak hanya di rumah namun juga di kantor. Jika mereka bertemu secara tidak sengaja, jangankan bicara, Singto akan langsung menghindar dan mengalihkan tatapannya ke arah lain.

Tidak sedikit orang yang menyadari hal tersebut, termasuk So Hyun dan Joss.

"Kalian sedang perang dingin?" tanya Joss penasaran pada Singto saat mereka sedang istirahat makan di cafetaria. "Apa yang terjadi pada hari itu?"

Singto yang sedang menyendok makanan ke mulutnya berhenti seketika dan melirik Joss. "Apa kau harus menanyakan hal itu sekarang?"

"Aw, aku bertanya karena khawatir padamu..." sahut Joss.

Singto langsung menaruh sendoknya dan menggeser piringnya ke depan.

"Er...maaf, aku tidak bermaksud menghilangkan selera makanmu..." ujar Joss menyesal. "Baiklah, lupakan pertanyaanku, ayo makan..." ia menggeser piring Singto kembali.

"Kami sudah berpisah..." jawab Singto seketika to the point, namun ia tidak ingin menceritakan detail apa yang terjadi antara ia, Pha dan So Hyun.

"Hah?!" seru Joss kaget, namun ia penasaran apa yang di maksud Singto dengan berpisah.

Meskipun ia tidak lagi melihat cincin pernikahan di jari Singto, namun Pha masih mengenakannya. Mereka juga masih tinggal serumah, dan tidak ada kabar bahwa keduanya sudah bercerai.

"Er...tunggu, kau pikir kalian sedang pacaran?" komentar Joss. "Hanya dengan satu kata 'Berpisah' dan semuanya berakhir?"

Joss tertawa dan menambahkan. "Well, meskipun aku tidak melihat cincinmu, tetapi kalian belum bercerai, kan?"

"Apa bedanya?"

"Tentu saja berbeda!" tukas Joss. "Jika kalian sudah bercerai, itu artinya yang lain ada kesempatan untuk mendekati salah satu dari kalian, contohnya..." Joss berhenti seketika dan berpikir sejenak. "Contohnya...kau bisa bebas menjalin hubungan dengan yang lain tanpa di tuduh berselingkuh...atau menikah lagi..." Joss menambahkan sambil tertawa canggung.

"Kau ingin bilang seperti Pha dan So Hyun Ssih?"

"Seperti kau dan aku..." sahut Joss spontan dan membeku seketika, menyadari kesalahannya. "M-maksudku...kita bisa bebas mengobrol dan bercanda, tanpa ada yang akan salah paham...haha..." ralat Joss cepat dan menghembuskan nafas lega.

Singto tertawa tiba - tiba tanpa alasan.

Joss memandangnya dengan keheranan. "Melihatmu masih bisa tertawa, aku merasa sedikit lega..." ujar Joss sambil menyendokkan makanan ke mulutnya.

"Lalu, bagaimana dengan ketiga bocah di rumahmu itu? Apakah mereka mengetahui apa yang terjadi?" Joss mengganti topik.

Singto memandang Joss sejenak, lalu menghela nafas berat dan menceritakan kesepakatannya dengan ibu Pha.

"Apa kau yakin akan bisa mengenyahkan perasaanmu dalam tiga bulan?"

Singto memicingkan matanya menatap Joss dan bertanya. "Apa aku punya pilihan lain? Pha akan meninggalkanku cepat atau lambat, sebelum itu terjadi, aku harus mempersiapkan hatiku, meskipun sepertinya tidak mungkin, namun aku harus berusaha!"

Joss terkejut mendengar ucapannya. "Tetapi, mungkin semuanya belum terlambat..."

"Well, aku tidak ingin bertaruh dalam hal ini!"

Joss mengangguk dan menghela nafas panjang. "So, apa rencanamu selanjutnya?"

Singto melipat tangannya di meja dan bertanya dengan ekspresi datar. "Selain menanyakan rencanaku, apa kau tidak bisa memberiku saran?"

(IND - ENG) Lovely, New Year Gift 2 (THE END)Where stories live. Discover now