(IND) Chapter Four - The Guest

459 49 38
                                    

Seperti janjinya, Pha menugaskan Ming menjadi supir pribadinya di kantor, jika ia pergi bertemu client, dan kadang ia juga meminta Ming mengantarkan customer seperti pekerjaan lamanya.

Pagi itu, Pha tidak sempat sarapan karena ia harus bertemu dengan tamu penting pagi – pagi sekali. Setelah pertemuan selesai, Ming mengantarnya ke sebuah coffee shop dengan inisiatif sendiri.

"Apakah kau lupa jalan pulang ke kantor?"

"Kau belum makan apa – apa sejak pagi, sebaiknya kau mengisi perutmu sebelum kembali bekerja!" saran Ming, lalu turun dan membukakan pintu mobil untuknya.

"Aku bisa meminta sekretaris Jung membelikan nasi kotak dari cafeteria!" ujar Pha sambil turun dari mobil dan berjalan masuk ke coffee shop.

"Apakah kau selalu makan nasi kotak setiap hari? P'Sing tidak mengetahuinya?"

"Jangan salah paham, aku hanya makan nasi kotak jika terpaksa, biasanya aku selalu sarapan di kafetaria..."

Ming menarik nafas panjang sebelum mengikuti Pha masuk.

Pha memesan dua cangkir café latte untuk mereka, sambil membolak - balik buku menu untuk mengorder makanan.

"Apakah kau terbiasa dengan pekerjaanmu? Jika Bahasa Koreamu sudah lancar, aku akan menempatkanmu di posisi lain!"

"Jangan khawatir, aku menyukai pekerjaan ini..." potong Ming. "Jika jadwal kuliahku sudah teratur, aku akan mencari pekerjaan sendiri!"

"Baiklah, jika itu rencanamu!"

Setelah mengorder makanan, keduanya saling mengobrol sambil menunggu. Pha mengamati interior café dan mengagumi designnya.

"Tempat ini mengingatkanku pada toko ramenku...."

"Kenapa kau tidak membuka cabangnya di Seoul?"

"Mm...aku pernah memikirkan ide itu...tetapi..."

"Aku tau, kau pasti tidak punya waktu mengurusnya..." sambung Ming. "Lagipula, kau lebih cocok dengan pekerjaanmu yang sekarang!"

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Aku hanya mengatakannya..."

"Alasanku tidak merealisasikannya karena, Singto tidak menyetujuinya..."

Ming terlihat terkejut ketika mendengar hal itu. "Alasannya?"

"Ia ingin aku fokus pada satu pekerjaan dan melakukannya dengan sebaik - baiknya..." jawab Pha. "Sing bilang, pekerjaan sama halnya dengan pasangan hidup, memiliki dua perkerjaan sama seperti halnya satu kaki menginjak dua perahu..."

"Selain tidak bisa membagi waktu, beban pikiran juga bertambah..." tambah Pha.

Ming meresponnya dengan tertawa. "Itu merupakan hal yang berbeda, jaman sekarang banyak orang yang memiliki pekerjaan tetap namun juga memiliki side job!"

"Well, jika Singto mengatakan satu aku tidak akan mengatakan dua..." ujar Pha. "Bagiku, cukup memiliki satu pasangan hidup dan satu pekerjaan, aku hanya ingin membahagiakannya dan anak – anak kami..."

Tanpa disadari ekspresi wajah Ming berubah. "P'Sing, sangat beruntung memilikimu..."

"Jika suatu saat kau bertemu dengan belahan hatimu, kau akan mengerti apa yang kukatakan hari ini..."

Ming tertawa getir dan bertanya. "Bagaimana jika...orang yang kita sukai sudah memiliki belahan hati?"

Pha mengangkat alisnya dan terlihat canggung dengan topik pembicaraan tersebut. "Maksudmu...kau menyukai kekasih orang lain?" Tanya Pha to the point. "Itu artinya kau salah alamat, lupakan dan cari yang lain!"

(IND - ENG) Lovely, New Year Gift 2 (THE END)Where stories live. Discover now