(IND) Chapter Fifteen - Annoying Strangers

440 49 40
                                    

Malam itu Pha terus berguling di kasur yang besar seorang diri dan tidak bisa tidur, memikirkan ucapan Ming. Singto tidak mungkin akan kembali ke Thailand, karena ia sudah menjadi warga negara Korea, pikirnya.

Namun kalimat terakhir Ming membuat Pha gusar bukan kepalang. Jika hal itu sampai terjadi, ia berbikir akan meledakkan grenade di lokasi pernikahan Joss dan Singto.

Tiba – tiba Pha merasa haus dan hendak ke dapur mengambil minum, dan ia tidak sengaja melihat pintu kamar Singto sedikit terbuka dan lampunya masih menyala.

Pha pun memutuskan untuk mengintip.

Ia mendorong pintu dengan pelan, menjulurkan kepalanya untuk mengintip ke dalam, jantungnya bergedup kencang, memikirkan reaksi Singto saat melihatnya, dan baru menghembuskan nafas lega saat melihat Singto sedang terlelap.

Pha membuka pintu dengan hati – hati, dan melangkah masuk, lalu menutupnya kembali sepelan mungkin agar tidak membangunkan Singto.

Pha melangkah tanpa suara mendekati ranjang, dan memanjat naik dengan perlahan, membaringkan tubuhnya di samping kekasihnya, tanpa melepaskan pandangannya sedetikpun.

Pha ingin sekali menyentuh bibir merah yang menggoda itu, ia juga merindukan aktivitas ranjang mereka, dan ntah bagaimana hanya dengan memandang wajah yang sedang tertidur itu mampu membuatnya terangsang.

Pha membawa wajahnya mendekat dan mengendus aroma tubuh Singto dari dekat, dan tiba - tiba saja pria yang sedang tidur itu membuka matanya, saat merasakan aliran udara yang menggelitik lehernya.

Singto seraya menoleh ke samping, dan wajah keduanya hanya berjarak beberapa inci. Tanpa aba – aba, Pha langsung menyerang bibirnya dan menghisapnya dengan nafsu, dan melingkarkan sebelah tangan dan kakinya mengunci mangsanya.

Singto membelalakkan matanya kaget dan mendorong Pha dengan sekuat tenaga, lalu melemparkan bantal padanya.

"Kenapa kau bisa masuk?" tanya Singto dengan nada tinggi, dan seraya bangun dari posisinya lalu turun dari ranjang.

"Kau...tidak menutup pintu..." jawab Pha dengan polos.

Singto teringat, terakhir Seung Hee masuk ke kamarnya dan memintanya membacakan dongeng, ia seraya memindai ke seluruh ruangan namun tidak menemukan bocah itu, Seung Hee pasti keluar saat ia tertidur dan tidak menutup pintu, pikirnya.

Singto memeriksa jam sejenak sebelum menoleh kembali pada Pha dan bertanya.

"Mau apa kau malam – malam begini?!"

"Aku...tidak enak badan dan tidak bisa tidur ..." Pha berusaha mencari alasan.

"Kau...tidak enak badan?" Singto bertanya khawatir.

Pha mengangguk pelan sambil memasang ekspresi seperti bocah berusia 5 tahun yang sedang meminta perhatian.

Namun kekhawatiran Singto tiba - tiba berubah menjadi curiga, mengingat apa yang baru saja Pha lakukan beberapa saat tadi.

"Jadi...apakah malam ini aku boleh tidur disini?" tanya Pha dengan nada memohon.

Singto seraya melototinya. "Tidak, kembali ke kamarmu!"

Singto lalu berjalan membukakan pintu untuknya.

"Yeoboo..." panggil Pha manja.

"Kau ingin aku memanggil Ma untuk mengusirmu keluar?"

"Aw..." Pha bungkam seketika dan cemberut.

Singto melototinya sambil memberinya isyarat untuk keluar.

"Jika kau berpikir untuk mencoba melakukan sesuatu, aku akan pindah keluar besok..." ancam Singto.

"Jangan..." sahut Pha cepat dan menghela nafas sambil memasang ekspresi cemberut, "Baiklah, aku mengerti...."

(IND - ENG) Lovely, New Year Gift 2 (THE END)Where stories live. Discover now