11.| Cemburu

3.9K 254 56
                                    

Starla keluar dari toilet, hari ini adalah hari pertamanya PMS, perutnya terasa kram sejak jam pertama belajar tadi.

Usai mencuci tangan, Starla kaget bukan kepalang mendapati Ayana tiba-tiba muncul di depan pintu toilet.

Starla tersenyum sedikit, yang ia tahu, Ayana adalah kakak kelas yang ramah pada semua adik-adik kelasnya. Tapi nyatanya Ayana tidak membalas senyum Starla, gadis berusia tujuh belas tahun itu justru menatap Starla sinis.

"Lo yang namanya Starla?" tanya Ayana, menghalangi pintu untuk Starla keluar.

"Iya kak. Kenapa ya?" tanya Starla bingung.

"Sehebat apa lo sampai-sampai Galaksi bisa motret lo diam-diam?"

"Hah?" Kedua alis Starla berkerut, dia baru ingat, waktu itu Ayana juga ikut mendengar ucapan terimakasih Starla pada Galaksi karena sudah memotretnya.

"Denger ya, jangan ganjen deketin Galaksi. Satu sekolahan udah tau Galaksi itu punya gue dan selamanya akan begitu. Nggak usah berani berharap lebih sama dia. Ngerti lo?" Ayana mengelus-elus rambut Starla.

Starla mematung di tempatnya, kenapa Ayana tiba-tiba semarah ini padanya? Padahal Starla tidak pernah mencari gara-gara.

"Galaksi itu punya gue, Starla. Gue tau kalian makan bareng kemarin. Lo jangan ngambil dia dari gue dong, gue sayang sama dia. Tolong ya, gue udah ngomong baik-baik sama lo, jangan bikin gue marah, cause you will feel the consequences." Ayana tersenyum, memamerkan puppy eyesnya yang indah.

Gadis cantik berambut dark brown itu berjalan masuk ke dalam toilet sambil menabrakkan bahunya dengan bahu Starla cukup kuat sebagai bentuk peringatan kalau dirinya tidak pernah main-main dengan apa yang sudah ia ucapkan.

Starla berkedip beberapa kali, ia membuang napas yang sejak tadi ditahannya, Ayana mulai membuka topengnya dan ternyata gadis itu menyeramkan.

Starla kembali berjalan ke arah kantin menemui teman-temannya yang tadi ia tinggalkan.

"Starla!" Seseorang memanggilnya, ia menoleh, ternyata Rangga, murid kelas XI anggota PMR yang beberapa minggu lalu menyatakan perasaannya pada Starla.

"Eh, kak Rangga," sapa Starla sambil menunggu Rangga menyusulnya. "Ada apa?"

"Nih, undangan birthday partyku, datang ya." Rangga menyerahkan sepucuk undangan untuk Starla, Starla membacanya dalam hati.

"Kapan?"

"Lusa. Ajak temen-temen kamu juga boleh. Pokoknya harus datang ya, aku nunggu kamu lho, Star. Kamu bakalan jadi tamu spesialnya."

"Tamu spesial?"

Rangga mengangguk, "kalo gitu kak Rangga balik ke kelas dulu ya. See you!"

Starla mengangguk, lalu kembali menggerakkan kedua tungkainya ke arah kantin setelah menyimpan undangan tersebut di kantung seragamnya.

Setelah sampai, Starla langsung duduk diantara Anya dan Donita. "Lama amat lo di toilet," ucap Donita, Lontong sayurnya sudah hanis tak bersisa.

"Gue ketemu kak Rangga tadi."

"Bilang apa dia?" kali ini Anya yang bertanya.

"Diundang ke pesta ultahnya, kalian berdua juga harus ikut."

"Emang diundang?"

"Iyalah, tadi kak Rangga bilang disuruh ajak kalian berdua juga."

"Jangan-jangan kak Rangrang mau nembak lo lagi, Star?" tebak Donita.

Galaksi & Starla [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang