8

76 9 25
                                    

Heejin's POV

Satu bulan kami berdiaman, satu bulan juga kami tidak sekali pun bertatapan.

Pria berwajah menyebalkan itu menjadi patung dingin dan tidak berekspresi. Seolah-olah wajahnya beku seperti es, tampangnya terus menerus menunjukkan tatapan tajam yang diperoleh dari bentuk mata dan alisnya.

"Itu Jeon Jungkook dan Yoon Heejin. Apa mereka akan berantem lagi?"

Cih! Dasar adik kelas sok tahu.

Aku menatap ke depan, melihat seorang pria bertubuh tegap berjalan ke arahku. Jeon Jungkook menghadapku lagi-lagi dengan tatapan dinginnya.

Semoga dia melewatiku, doaku dalam hati.

Tentu saja aku masih takut, dia seorang laki-laki bertubuh kekar yang bisa melakukan apa saja secara tiba-tiba. Jika dia masih menyimpan dendam kepadaku bisa saja tiba tiba ia menginjak kakiku saat kita berpapasan nanti.

Argh! Benar kata orang-orang, aku harus selalu mengingat ucapan  ini, 'Jeon Jungkook sang pria yang mempunyai 1001 cara unik agar bisa mengganggu orang.'

Argh! Intinya, aku tidak boleh terlihat kalah. Lagi pula sudah satu bulan ini dia tidak menggangguku, aku tidak akan diganggunya kan? Benarkan? Tentu saja!

Tidak ada Jungkook. Tidak ada kerusuhan.

"Astaga, Jeon Jungkook akan mengikuti lomba renang lagi bukan? Minggu depan? Bukankah dia benar benar paket komplit?"

"Dia pintar, atlet renang, tinggi, tampan."

Aku berdecak mendengar hal itu semua. Iya benar! Dia tampan! Dia punya segalanya! Tapi kau belum lihat sifat aslinya. Jika kau sudah lihat, apa yang bisa kau harapkan dari laki-laki gila itu?

Aku menatap ke depan dan melihat pria yang dibicarakan oleh adik kelas itu sebentar lagi akan berpapasan denganku. Kita terus mendekat dan..

Tidak! Sepertinya kita akan menabrak satu sama lain jika tidak ada yang berhenti.

Tidak! Sepertinya kita akan menabrak satu sama lain jika tidak ada yang berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pun terus berjalan begitu juga pria keras kepala itu. Oke, kita lihat siapa yang akan mengalah, tantangku dalam hati. 5 detik sebelum menabrak tidak ada yang diam, sampai akhirnya, aku memilih untuk mengalah dan diam di tempatku berdiri.

Dasar!

Pria itu berjalan dan maju dengan jalannya yang gontai mendekatiku. Saat di depanku, segeraku berikan tatapan malas dan berdecak dengan keras agar dia mendengar keluhanku. "Lama sekali jalannya."

"Jam 8 malam, hari ini. Jangan kemana-mana tetap dirumahmu."

Dia pun pergi dan segera melewatiku. Aku menengok ke arahnya dan memutar mataku, Ya! Memangnya aku akan menuruti ucapanmu? memangnya kau bisa membuatku mengikutimu hanya dengan seperti itu? Cih, Bodoh!

who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang