11

65 9 0
                                    

Kami berempat keluar dari restauran. Hoseok sunbae mengambil mobilnya dan berhenti di depan gedung tempat kami berada, sunbae pun langsung menyuruh Yerin untuk masuk ke dalam mobil.

Namun tiba-tiba, Yerin menyuruh oppa untuk menunggunya sebentar. Dia memutar tubuhnya dan menyuruh Jungkook untuk menjauh, membiarkan kami berbicara berdua. Tanpa mengatakan apapun, Jungkook angsung berjalan menuju Hoseok oppa.

"Kenap?" tanyaku, tidak sinis namun terdengar dingin. "Heejin-ah, tolong jangan marah kepadaku."

Aku tersenyum kecil, "Aku tidak bisa marah kepadamu, Yerin. Aku menghargai perasaannu kepada Hoseok sunbae." Yerin menahan tangisannya begitu aku mengucapkan kata-kataku.

Tentu saja, bagaimana bisa aku mengikhlaskannya secepat itu, bahkan dengan sahabatku sendiri yang sudah mengetahui rahasia ini dari lama.

Yerin memelukku dan aku pun membalaskan pelukannya. Sambil berpelukan, aku menatap Jungkook yang berada di belakang Yerin, dia berdiri bersandar pada mobil dan melihat kami berdua yang sekarang berpelukan ria.

Tanpa sengaja, air mataku terjatuh. Aku segera mengusapnya kasar dan melepas pelukannya. Jelek sekali! Perlu sekali aku menangis di depan Jungkook? Apa setelah ini dia akan mengejekku? Astaga, sangat memalukan.

"Sepertinya sunbae sudah menunggumu." ucapku dengan pelan ke Yerin.

"A-Ah, begitukah? Baiklah, aku pergi. Sampai jumpa." ucapnya sambil melepas pelukan kita dan berjalan memasuki mobil sunbae, kemudian mobil tersebut segera melaju.

Aku menatap mobil itu pergi dengan senyuman kecil. Jungkook yang melihatku sedang melamun, segera ia jentikkan jarinya tepat di depan wajahku.

"Hoi!"

Aku tersentak dan menatapnya tajam, "Apa yang kau lakukan?!" ucapku, kemudian jalan meninggalkan dia. "Kau bawa mobil?" Dia menggeleng. "Bawa motor?"

"Aku jalan kaki." Aku tertawa tidak percaya, "Kau sungguh jalan kaki kesini? Astaga, seperti tidak punya kendaraan saja." balasku dengan nada mengejek.

Aku pun segera berjalan meninggalkan pria itu, "Aku pulang duluan, kau hati-hatilah." ucapku sambil berjalan ke arah trotoar di luar area gedung ini.

Langkahku sudah sampai di trotoar dan sudah lumayan jauh dari area gedung tersebut. Tiba-tiba, sebuah tangan menggenggam tanganku dan seseorang berteriak tepat di kupingku.

"Ya!" Aku segera menepis tangan orang itu dan hampir saja menamparnya. Dengan wajah terkejut, aku menyadari bahwa disana hanyalah Jungkook dengan senyum kelincinya.

Dia pun segera menyamakan langkahnya dengan langkahku dan menatap wajahku sembari menggoyang-goyangkan tangan kami berdua.

Aku menarik tanganku dan mengernyit, "Ini apa? Lepaskan." ujarku sambil berusaha menarik tangan. Tapi kita sudah tahu siapa pemenangnya, tentu saja aku tidak bisa mengalahkan kekuatan super dari atlet renang ini.

"Lepaasss!!" ucapku sambil mendorong tangan Jungkook menggunakan tanganku yang satu lagi.

Jungkook hanya tersenyum menatapku dan terus mempertahankan genggamannya. "Ah, kau kenapa sih?! Kita akan dianggap pacaran jika seperti ini, aku tidak mau." balasku sambil berkali-kali menepuk genggamannya.

Dia tertawa lepas kemudian menarik tubuhku ke depannya dan langsung melingkarkan tangannya di perutku.

Aku langsung menatap kedua tangan itu bingung, kemudian segera memukulnya bertubi-tubi, "YA! KAU GILA?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku langsung menatap kedua tangan itu bingung, kemudian segera memukulnya bertubi-tubi, "YA! KAU GILA?!"

"Tidak, kau hanya perlu menikmatinya. Langkahkan kakimu seperti tadi. Satu, dua." Dia pun kembali berjalan membuat kedua kakiku juga harus maju. "Kau–Lepaskan dulu baru kita jalan seperti biasa!!" teriakku sembari berusaha menggoyangkan seluruh tubuhku.

Dia pun tertawa, "Ya, kau ingat waktu kita kelas 5 SD? Saat itu aku tidak sengaja menumpahkan minuman ke rokmu dan kau marah besar sehingga kita berdua bergulat sampai dipanggil ke ruang guru. Astaga." ucapnya sambil menggeleng-geleng.

"Ah! Jangankan berpelukan, kau saja waktu itu pernah meminum botol yang sama denganku. Kau ingatkan? Saat aku bermain bola, kau duduk di pinggir lapangan dan tidak sengaja mengambil minumanku yang ku taruh disitu. Kemudian saat aku mencari minumanku, kau sedang tersedak karena temanku memberi tahu bahwa itu adalah minumanku, HAHAHAHA!"

Aku menghela nafas kasar, kemudian mengambil ponselku, "Kalau begini, aku lebih baik naik mobil online saja." ucapku sambil mengotak-atik ponselku.

Tak

"Jeon Jungkook!!"

Jungkook mengambil ponselku, dan aku segera membalikkan tubuhku. "Kalau itu jatuh bagaimana?! Berikan padaku sini!!" ucapku sambil berjinjit.

Aku meraih benda tersebut tapi Jungkook semakin menaikkan tangannya dengan senyuman manisnya. "Untuk apa kau berjinjit? Tinggimu tidak selevel denganku."

Jungkook tersenyum kemenangan setelah menyadari bahwa aku tidak lagi mengelaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook tersenyum kemenangan setelah menyadari bahwa aku tidak lagi mengelaknya. Sebagai gantinya, aku menunjuk wajahnya dengan jari telunjukku, "Kau itu menyebalkan! Kau itu aneh, tidak waras, idiot!! Aku ingin sekali merobek-robek wajahmu itu, kau tahu?!"

"Tolong sehari saja jangan membuat hidupku semakin buruk. Walaupun itu hanya sehari, setidaknya aku bisa senang tanpa mengalami gangguan darimu!"

"Ah! Dan juga, kau tahu, kan? Betapa bahagianya aku saat di SMP dan aku sama sekali tidak pernah melihat WAJAH KELINCIMU ITU!"

Aku pun memajukan bibirku dan memutar tubuh membelakangi Jungkook. Melihat lengan Jungkook yang masih mengitari perutku, aku pun segera mendorongnya kasar dan berjalan jauh darinya.

Setelah tiga langkah, aku menghadap kebelakang, "Jangan–"

Bisa kulihat tangannya sebentar lagi akan menyentuh tangan kiriku untuk menggenggamnya. Dia segera menarik tangannya dan seakan-akan tidak melakukan apa-apa. Aku menutup mataku kesal, berusaha untuk tidak marah kemudian membuka mataku secara perlahan.

"Jangan pernah menyentuhku lagi. Ingat itu." Jungkook hnya tersenyum miring dan tidak merespon apapun selain itu. Dia pun mundur 3 langkah ke belakang kemudian menyuruhku berjalan dengan gestur tangannya. Setelah itu kami berjalan dengan diam.

Sesampainya di depan rumahku, dia hanya memberiku ponsel yang tadi dia ambil kemudian dia pergi begitu saja.

Ya. Aku sudah terlalu kesal dengannya jadi aku tidak mengajaknya berbicara sama sekali.

who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang