9

76 9 6
                                    

Heejin's POV

Dari kemarin, Jungkook menjadi perhatian orang-orang karena telah menjadi pemenang lomba renang antar sekolah-sekolah unggulan lainnya, yang pastinya mereka selalu membawa atlet atlet terbaiknya untuk bertanding.

Namun, apa yang terjadi berikutnya?

Jungkook sama sekali tidak menunjukkan rasa senangnya. Jujur, aku sebenarnya tidak terlalu peduli, namun kalau dia menghiraukan prestasi sebaik itu, bukankah dia memang gila?

"Ya! Jeon Jungkook! Kau keren sekali! Bisakah kau memberikanku tanda tanganmu? Siapa tahu saat kau besar nanti kau akan menjadi atlet sungguhan."

Jungkook menatap pria berwajah ceria itu dengan tatapan kosong, lama menerawang wajah asing itu, dia pun segera melepas earphone-nya. "Tidak menerima permintaan." kemudian ia mengalihkan pandangannya begitu saja sembari memasang earphone-nya kembali.

Dia bangkit dari tempat duduknya dan tanpa sengaja melewatiku yang sedang berpura-pura belajar matematika. Tentu saja, sedari tadi aku hanya menguping pembicaraan penggemar Jungkook dan Jungkook itu sendiri.

Beberapa centi dari tempat dudukku, Jungkook menoleh ke arahku dan seketika mata kami bertemu, dia pun segera menengok ke arah luar kelas. Aku pun mengernyit, "Tidak usah pakai bahasa isyarat, kau masih bisa berbicara."

Tiba-tiba dia menggenggam lenganku dan menarikku pelan. "Keluar."

"Kau mengusirku?!"

"Iya, sekarang."

Lagi-lagi telat merespon, seketika Jungkook menarik tanganku kencang. Aku segera mengelaknya dan kembali duduk di mejaku, "Kau mau apa?! Bilang dulu!"

Ya.. Hanya berjaga-jaga jika dia akan memberikanku bunga lagi.

Jungkook memutar matanya kemudsin memasang wajah dinginnya itu. Dia hanya diam menatapku dengan tatapan ganas, kemudian menghela nafasnya.

Dia menolehkan wajahnya ke arah luar kelas. Tangannya memberikan gestur seolah-olah menyuruh orang itu untuk masuk ke dalam kelas, setelah itu tangannya berubah untuk menunjuk ke arahku.

Ingin tahu siapa orang yang diajaknya berbicara, pandanganku pun mencari arah pandangan Jungkook dan orang yang kutemui adalah Jung Hoseok.

Aku menggigit bibirku, menatap Jungkook dengan tatapan kesal, dan segera menginjak kakinya sehingga membuatnya mengeluh dan membesarkan matanya, "Sakit." ucapnya setengah berbisik.

"Apa yang kau lakukan?" balasku dengan setengah berbisik juga. Namun yang mengherankanku adalah ketika Jungkook membuat ekspresi bingungnya dan menggeleng cepat. Dia pun mengangkat pundaknya, "Aku tidak tahu."

"Yoon Heejin."

Kelasku mulai ribut, banyak dari mereka terkejut bagaimana aku bisa mengenal pria ini. Ah! benar juga, kita kan selalu bertemu diluar dan tidak pernah berbicara di sekolah.

"Ehm.. Bagaimana kabarmu?" tanyanya sambil berdiri di depan mejaku. Aku pun segera berdiri dan membungkuk sopan. "A-Ah, Hoseok sunbae, saya baik-baik saja. Kabar sunbae bagaimana?"

Aku mendengar Jungkook berdecak keras dan mengalihkan pandangannya sembari melipat tangannya di dada. "Dia kenapa?" gumam Jungkook, namun aku masih mendengarnya.

Hoseok sunbae tertawa melihat kelakuanku kemudian tersenyum lebar. "Astaga.. Kenapa kau begitu?" ucapnya dengan nada sedikit diayunkan.

Dia pun mengerucutkan bibirnya dan menggelengkan kepalanya, "Tidak, tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia pun mengerucutkan bibirnya dan menggelengkan kepalanya, "Tidak, tidak. Kau tidak boleh begitu. Kau temannya Jungkook, kan? Santai saja denganku."

"Eh.. I-Iya, sunbae."

"Jadi, kenapa hyung kesini?" sela Jungkook di antara percakapan kita berdua.

Astaga, hampir saja aku lupa kalau ada makhluk itu.

Jungkook pun menaikkan sebelah alisnya dan melepas salah satu earphone-nya. Lagi-lagi Hoseok tersenyum dan menampilkan ekspresi terbaiknya itu. "Kebetulan sekali, kau ada disini, Jungkook. Begini. Aku baru saja mendapat undangan dinner di restauran mahal di daerah Gangnam. Teman ayahku yang memberikannya."

"Tidak ada acara sebenarnya, tapi mungkin mereka ingin berterima kasih kepada ayahku. Disana, kau bisa makan apa saja, teman ayahku yang akan bayar."

"Sayangnya, ayah dan ibuku tidak bisa ikut, begitu juga dengan noona-ku. Tiket lainnya pun juga sudah ku pakai. Sekarang.. aku kelebihan dua tiket."

Hoseok sunbae pun tersenyum lebar sebelum melanjutkan kata-katanya, "Apa kalian berdua mau ikut?"

Aku mengerjap berkali-kali. "H-Hah? Kami? Berdua?"

"Oh iya, tentu saja."

Kepalaku mengarah ke arah Jungkook dan memberinya tatapan mengerikan. "Serius?" gumamku sambil mengernyitkan dahi. Tidak peduli jika Hoseok sunbae melihatku seperti ini, toh dia sudah pernah menyaksikan kejadian tidak terduga di kantin itu.

Hoseok sunbae memberikan dua kertas itu ke Jungkook, kemudian pria itu pamit dan keluar dari kelasku dengan alasan ada tugas yang harus dia kerjakan.

Setelah dia benar-benar keluar. Aku segara menarik lengan Jungkook meminta kedua tiket itu, "Mana tiketnya? Sini! Akan ku berikan lagi ke Hoseok sunbae!" Jungkook tersenyum ke arahku dan menaikkan tangannya sehingga aku tidak bisa meraih kertas tersebut.

"Kau gila?! Memangnya kau mau makan denganku? Aku saja tidak mau!"

Jungkook tertawa pelan dan mengernyitkan dahinya setelah mendengar ucapanku, "Hah? Memangnya aku pernah bilang seperti itu? Kau tidak mau?! Baguslah. Kalaupun kau mau, aku juga akan mencari orang lain." ucapnya dengan wajah secerah mungkin yang membuatku ingin muntah secepatnya.

Tunggu!

Tapi.. Bukankah itu lumayan? Aku bisa makan dengan gratis di restauran mahal. KAPAN LAGI BISA SEPERTI ITU?!

Jungkook menurunkan tangannya dan menggigit bibirnya khawatir, "Jangan bilang kau berubah pikiran." ucapnya dengan nada cemas. Aku pun tersenyum lebar, kemudian membuka kedua telapak tanganku persis di depannya.

"Jadi kapan kita akan kesana?"

who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang