13

73 8 0
                                    

"Heejin.."

Panggil seseorang sambil menggeliat tubuhnya di atas sofa.

"Jangan merengek seperti itu, kau seperti anak kecil, tahu tidak?" ucapku sambil memasak nasi goreng kimchi untuk kami berdua.

Sekarang, aku dan Jungkook berada di rumahku. Jangan tanya tentang orang tuaku, mereka tahu kami berteman dari kecil dan mereka juga tahu bahwa kami sering bertengkar saat itu. Ibu mengatakan bahwa sudah saatnya kami tumbuh menjadi dewasa dan tidak bertengkar karena hal-hal kecil.

Namun pada kenyataannya, hal itu hanya berupa ekspektasi dari orang tua.

Ayah dan ibu masih bekerja sampai sekarang dan di rumah hanya aku dan seorang laki-laki gila, bukankah mereka terlalu jahat pada gadisnya?

"Ya! Kau masak tuh berapa jam sih? Kita sudah lewat satu jam untuk makan siang–"

"Itu salah dirimu sendiri, idiot! Jika kau tidak menyuruhku mengerjakan 7 slide itu maka kita bisa makan tepat waktu."

"Ah! Aku lapar!!"

Aku memutar mataku, tentu saja, Jeon Jungkook laki-laki yang tidak mau terlihat salah. Aku mencicipi nasi goreng yang baru ku buat. "Tambahkan sedikit garam lagi." gumamku sambil menaburkan garam dan mengaduknya lagi.

Setelah kurasa sudah pas rasanya, aku segera memanggil Jungkook yang terlihat nyaman di sofa. Aku berdecak dan menatapnya jengkel, "Bangun." ucapku sambil menaruh kedua tanganku di pinggang.

"Bangun!"

"Halo!! Yang disana!!"

Melihat dirinya tidak sama sekai bergerak, aku pun menaruh kedua tanganku di mulut dan berteriak, "JEON JUNGKOOK! TOLONG BANGUN SEKARAANGGG!" teriakku di depan mukanya.

"Aish! Aku masih bisa mendengar suaramu, bodoh!" ucapnya dengan nada dingin, kemudian dia membuka matanya perlahan.

Aku memutar tubuhku dan bergumam, "Apanya yang bisa kau dengar, daritadi aku sudah teriak tapi kau juga tidak bangun-bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memutar tubuhku dan bergumam, "Apanya yang bisa kau dengar, daritadi aku sudah teriak tapi kau juga tidak bangun-bangun."

"Kau berbicara apa?"

"Hah? Tidak, aku berbicara kepada masakanku." ucapku sambil menaruh nasi goreng di kedua piring. Setelah menghabiskan isi panci tersebut, aku segera menaruhnya di tempat cuci piring. Aku menengok ke arah Jungkook dan mendapati dirinya sedang merangkak ke arah meja makan.

Aku memutar mataku dan melihat dirinya jijik, "Apa kau tidak bisa berjalan atau bagaimana?" tanyaku sembari duduk di depan meja makan. Jungkook menatapku sendu kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas karpet.

"Kau, tolong bawakan makanannya kesini. Aku terlalu lapar sampai tidak bisa berjalan ke sana." ucapnya dengan santai.

Karena tidak mau terjadi keributan, akhirnya aku membawakan piringku dan piringnya ke depan sofa. Aku memberikan makanannya dan aku langsung memakan makananku sambil menghadap meja yang berisi kertas-kertas referensi untuk presentasi kami.

who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang