3

110 10 4
                                    

Heejin's POV

"Heejin-ssi?"

"Uhuk!" Aku mengambil sebuah minuman yang berada tepat disebelahku. Sebuah lonceng dari pintu ini berbunyi dan tiba-tiba mengeluarkan suara familiar yang membuatku tidak percaya.

Aku memukul-mukul dadaku dan menoleh ke arah pria yang memanggil namaku. Dia berjalan sembari memberikan senyuman termanisnya dan sekarang berada disampingku.

"Hoseok sunbae?"

"Ah! Aku kira aku salah orang." ucapnya dengan memamerkan deretan giginya yang rapi kemudian menunjuk ke arah kursi yang berada di sampingku, "Boleh kita duduk bersama?"

"A-Ah, tentu saja, silakan." ucapku sembari membersihkan beberapa pembungkus makanan yang isinya telah aku makan.

Apa ini? Kenapa harus di toko swalayan untuk bertemu pria itu? Kenapa juga aku harus keluar dengan hoodie Seokjin oppa dan celana training? Astaga, aku pasti terlihat seperti gelandangan.

"Sebentar, aku akan membeli beberapa makanan." ucap Hoseok sunbae setelah menaruh beberapa barangnya. Pria bertubuh wangi itu melewatiku begitu saja membiarkan tubuhku ini kaku.

Sebentar.. Apa aku mimpi?

Bagaimana bisa Hoseok sunbae tahu namaku?

Apa kita pernah kenalan?

Atau kita pernah berada di satu ekskul yang sama?

Atau... Apakah sebenarnya kita sudah bertunangan lalu ternyata aku mengidap amnesia?

Dug

Aku menjatuhkan kepalaku ke meja, Ya Tuhan.. Otak manusia memang gila kalau bersangkutan dengan kata 'mengkhayal'.

"Jadi, apa kau sudah lama disini?" ucap Hoseok sunbae tiba-tiba sembari membawa ramennya ke sampingku. Dia pun duduk di tempat kursi tersebut dan setelah nyaman, mulai memakan ramen tersebut.

Aku yang masih memproses cara 'menghilangkan semua khayalan ini' terdiam, beberapa detik kemudian aku mengangkat kepalaku dan menjawabnya.

"T-Tidak sunbae, aku baru saja mau makan." jawabku kemudian tersenyum kaku. Hoseok sunbae mengernyit mendengar pernyataanku, seperti ada yang salah. Reaksi itu justru membuatku takut.

A-Apa? Kenapa dia seperti itu?

Apa aku baru saja menjelekkannya? Atau baru saja aku mengatakan sesuatu yang salah?

"Oh, begitu ya." ucapnya kemudian terkekeh. Aku pun mengangguk ragu, seolah-olah masih takut untuk menyetujui pernyataanku. Hoseok sunbae tersenyum kemudian memakan ramennya lagi sembari menghadap ke arah kaca yang tembus dan menunjukkan jalanan di depan toko ini.

Aku pun masih mengangguk seolah-olah saraf di leherku ini seperti mesin yang rusak dan berkali-kali melakukan itu. Kembali tersadar, aku mengerjapkan mataku dan kembali menyuapi ramen.

Saat hendak mengambil sumpit, aku pun menatap beberapa sampah makanan yang tadi kugeser dari tempat Hoseok sunbae. Mendadak mengerti, aku pun menepuk jidatku.

Bodoh, siapa yang 'baru mau makan' kalau sampahnya sudah sebanyak ini?

Melihat aku yang mengacak-acak sampah itu, Hoseok sunbae tersenyum. "Jadi kau tipe orang yang makan banyak?"

"Eh?"

"Ah! Tidak, aku tidak begitu suka makan.." Aku menengok ke arah sampah tersebut, 3 roti, 2 kimbab, 2 susu pisang, dan masih ada beberapa snack. "Tapi, y-yah.. mungkin saja iya."

who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang