14

128 11 0
                                    

Setelah kami presentasi, kami sama sekali tidak berbicara. Entah dia yang menjauh atau diriku yang terlalu sensitif, tapi kurasa dia sedikit menghindar dariku.

Aku dan Yerin juga tidak sering berbicara, namun tetap saja tidak separah aku dan Jungkook. Aneh rasanya, padahal dia sendiri yang bilang kita harus seperti biasa.

Sekolah pun selesai, hari ini aku akan pulang ke rumahku seperti biasanya. Saat kelas sudah kosong, aku baru melangkahkan kakiku untuk keluar dari kelas. Sesampainya di depan pintu, suara dari ruang guru pun sedikit terdengar.

Akibat dari pintu yang terbuka sedikit, aku bisa melihat disanalah Jeon Jungkook bersama Kim saem berbicara. "Jungkook-ah, apa kau sudah siap dengan pertandingan besok?" tanyanya. Jungkook mengangguk, "Sudah, saem." Terlihat sekali, walaupun mengangguk tetapi wajahnya menunjukkan kekhawatiran.

Kim saem berdiri dan menepuk pundaknya, "Aku harap kau tidak kehilangan fokus seperti waktu itu. Jangan biarkan pikiran-pikiran lain menghalangmu, kau harus fokus pada pertandingan besok. Kau mengerti?"

"Iya, saem."

Kemudian Kim saem keluar dan aku segera berlari menjauhi ruang guru tersebut.

Jeon Jungkook mengikuti sebuah lomba dan dia tidak fokus? Benarkah? Mengapa aku tidak mendengarnya dari dia? Biasanya dia akan mengeluh dan mengomel seenaknya ketika ada masalah.

Kim saem pun melewatiku, aku menengok ke belakang dan mendapati Jungkook yang sedang menatap luar jendela di depan ruang guru. Dia tidak memperlihatkan wajah khawatirnya tapi dia seperti bingung terhadap sesuatu, dan setelah itu.. dia tersenyum?

Haha, apa dia sudah gila atau bagaimana?

Aku pun berjalan keluar sekolah dan menatap jendela yang berada di lantai dua itu. Disana, masih terdapat Jeon Jungkook yang sekarang sedang menutup matanya dengan tangan kirinya, kemudian aku bisa melihat bahunya naik turun akibat tidak bisa menahan tawa.

Entah bagaimana, melihat wajahnya yang bahagia, membuatku jadi ikut tersenyum.

Masih memandangnya, tiba-tiba dia membuka mata dan mata kami mendadak bertemu. Dia membulatkan matanya karena terkejut melihatku yang menatap dia, sedetik kemudian, ia mengangkat tangannya lalu melambai-lambaikan tangannya cepat. Dia pun tersenyum lebar sambil mengatakan sesuatu.

"Hai, sayang?" gumamku setelah membaca pergerakan mulutnya. Tiba-tiba jantungku berdetak sangat keras dan menimbulkan kupu-kupu berkeliaran di perutku. Aku mengernyitkan dahiku dan tersenyum kecut seakan-akan berkata 'Jangan mengatakan itu disini' namun sepertinya dia tidak sadar dan dia terus melambai-lambaikan tangannya.

Aku mengeleng-gelengkan kepalaku kemudian berucap, "Aku pulang." Dia mengangguk dan tersenyum. Akhirnya, aku pun berjalan keluar dari gerbang dan menuju rumahku.

---

Ting

Ting

Ting

Aku membuka mataku dan menengok ke arah ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidurku. "Eugh, jam berapa ini?"

Tanganku mengambil benda tipis tersebut kemudian membukanya, "Siapa sih? Padahal baru jam 8. Masa tidak tahu hari ini libur? Setidaknya aku harus tidur lebih lama." ucapku sambil berkali-kali mengedipkan mataku yang baru setengah terbuka.

Jeon Jungkook
Ya
Ya
Yoon Heejin
Bukuku
Ada dirumahmu, ya?

Yoon Heejin
Hah? Buku?
Kau taruh dimana?

who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang