10

67 8 16
                                    

Heejin's POV

Ini lebih buruk dari yang kukira.

Siapa sangka ternyata kita berempat duduk bersama.

Aku dan Jungkook sama-sama terdiam–bingung dengan situasi sekarang. Kami berempat duduk di dua sofa yang berhadapan di sebuah restoran yang terlihat elegan dan tampak mewah. Ya, tentu saja, dengan Hoseok sunbae bersama pacarnya, yaitu Yerin yang tepat di depanku.

"Yerin-ah?"

Hoseok sunbae tersenyum. "Iya, dia pacarku sekarang." ucapnya sambil mengangkat tangannya yang bergandengan dengan Yerin sedari tadi.

Aku tersenyum kaku sambil menggigit bibirku agar tidak menangis, Yerin pun ikut tersenyum dan menoleh ke arahku. "Kalian berteman?" tanya Hoseok sunbae lagi sembari tersenyum lebar ke arah Yerin. Yerin mengangguk kemudian menundukkan wajahnya. Ah, memang dunia itu sangat sempit. Bagaimana bisa hal ini terjadi padaku?

Untung saja, seorang Jungkook pun mengalihkan pembicaraan kalau tidak air mataku akan segera tumpah, "Jadi, bagaimana kalau kita pesan makanannya sekarang?" ucapnya. Tanpa basa-basi, aku segera mengusap air mataku seolah-olah sedang membersihkan sesuatu di mukaku.

Hoseok sunbae segera mengambil menu restoran dan mulai memilih makanan bersama Yerin.

Sekarang, aku sama sekali tidak niat untuk makan, banyak sekali pertanyaan yang ingin aku ajukan. Mengapa sekarang Yerin berada di depanku dengan tangannya yang bergenggaman dengan Hoseok sunbae? Kemudian sekarang apa? Sunbae yang akan memilih makanannya? Lalu mereka akan saling menyuapi nantinya? Astaga, aku bisa gila.

"Ya, kau harus makan."

Jungkook menyenggol lenganku membuatku terfokus padanya. Aku pun segera menatap menu tersebut kemudian menggeleng dan menggesernya kembali ke arah Jungkook "Pesankan aku teh hangat saja." Jungkook berdecak dan memutar matanya tidak percaya, "Setidaknya kau makan satu suap agar kau tidak mati kelaparan."

"Ah, tidak mau."

Lagi-lagi aku melirik kedua insan itu yang sedang tersenyum bahagia. Tidak tahu kenapa tapi jantungku sakit dan berkali-kali air mataku mendesak untuk keluar. Memang seharusnya aku menerima ini semua, kan? Tapi kenapa masih sakit? Astaga..

Jungkook menghela nafasnya kemudian memberikan kembali menu makanannya ke seorang pelayan. Begitu juga dengan Sunbae dan Yerin yang baru saja memesan pesanannya.

"Kudengar kalian bertiga sekelas? Bagaimana ulangan tengah semester kalian? Bagus?"

Jungkook menjawab dengan santai, "Tentu saja, memangnya aku orang yang terlihat bodoh? Seperti dia yang disampingku." Sunbae tersenyum sambil terkekeh sedikit, berbeda denganku dan Yerin, kami sama-sama terdiam dan menunduk.

"Ah, Heejin bagaimana dengan matematikamu? Kau sudah bisa, kan?" Aku mendongak dan menatap wajah sunbae yang tersenyum ke arahku.

Melihatnya saja sakit, dia tersenyum dan terlihat baik-baik saja, sangat berkebalikan denganku yang saat ini sedang mati-matian menutupi rasa sakit.

Aku tersenyum kaku dan mengangguk, "Begitulah, aku tidak bisa mengatakan seratus persen bahwa aku bisa." ucapku. "Lalu kau bagaimana, Yerin? Apa kau bisa, hm? Sunbae sudah memberikanmu latihan-latihannya, apa itu mirip dengan soalnya?" ucapnya sambil mengusap lembut kepala Yerin.

Aku menghembuskan nafas kuat kuat dan menggigit bibirku. Aku menundukkan kepalaku dan menutup mata rapat-rapat, memastikan tidak menjatuhkan setetes pun air mata.

Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh tangan kiriku. Aku membuka mataku dan melihat tangan besar milik Jungkook persis berada di samping tanganku. Perlahan tapi pasti, tangannya terangkat sedikit dan terjatuh tepat diatas punggung tanganku.

who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang