Four

3.1K 380 29
                                    

Ting Tong

Bunyi bel rumah yang berdering membuat Jisoo menghentikan kegiatan berkebun di taman belakang saat itu. Berjalan menuju pintu utama dan membukanya untuk sang tamu.

Gadis itu sedikit terkejut, ketika sebuah buket bunga yang cukup besar kini menjadi pemandangan pertama baginya. Saking besarnya, buket itu bisa menutupi seseorang dibalik buket itu.

Namun keterkejutan Jisoo berubah menjadi senyuman di wajahnya ketika sosok pria yang berada di balik buket bunga itu kini menampakkan wajahnya, dengan senyuman bulan sabit milik pria itu.

"Paket datang untuk Nona Kim Jisoo."

Jisoo menerima buket bunga itu, menghirup aroma segar dari bunga itu sebelum kembali menatap pada sang pria yang kini mengulum bibir bawahnya.

"Terima kasih. Tapi, ada apa kau memberikanku bunga ini? Aku tak merasa memiliki hari yang istimewa."

Pria itu mendengus, bahkan menghilangkan senyumnya setelahnya. "Apa jika kau memiliki hari istimewa saja aku boleh memberikanmu bunga?"

Jisoo hanya tertawa pelan, dan pria itu hanya tersenyum setelahnya mendengar tawa gadis itu.

"Kapan kau kembali ke Korea? Kenapa tak memberitahuku lebih dulu?"

"Hmm, kejutan?"

"Mwoya? Sudahlah, ayo masuk lebih dulu. Mau aku siapkan sesuatu untukmu?"

"Tak perlu. Aku juga harus pergi lagi untuk bertemu dengan Taehyung."

Jisoo hanya memasang senyumnya. "Mana bisa begitu? Ayolah, masuk lebih dulu."

Gadis itu menarik sang pria untuk masuk, membuat sang pria hanya menurutinya dengan pandangannya kini menatap pada pergelangan tangannya yang digenggam oleh Jisoo.

"Duduk saja di sini lebih dulu. Aku akan menyiapkanmu sesuatu."

Jisoo berlalu, meninggalkan sosok pria itu yang hanya menatap kepergian gadis itu. Hanya berselang beberapa menit, Jisoo sudah kembali dengan segelas minuman dan beberapa camilan yang kini ia letakkan pada meja di hadapan sang pria.

"Bagaimana kabarmu? Kau juga tak pernah mengabariku selama kau tinggal di Shanghai."

"Wae? Kau merindukanku?"

"Jangan percaya diri, Tuan Park. Aku hanya khawatir padamu, itu saja."

"Ck, jika bilang rindu bilang saja. Aku pasti akan datang padamu jika kau bilang kau merindukanku."

Jisoo terdiam di sana, dan pria itu menyadari keterdiaman gadis itu. Ia menghela napasnya, tampak ragu namun akhirnya melakukannya. Ketika satu tangannya kini meraih milik Jisoo, mengelus punggung tangan itu dengan lembut.

"Aku merindukanmu, Jisoo."

Gadis itu masih diam, tapi tak juga menolak ketika pria itu akhirnya mendekat padanya. Jisoo tahu apa yang akan pria itu lakukan padanya, tapi ia sama sekali tak mau mendorongnya menjauh. Bahkan dengan perlahan, kedua matanya tertutup. Seolah menunggu akan apa yang pria itu lakukan padanya.

Drrt...Drrt...

Bunyi ponsel yang menggema itu menghentikan pergerakan pria itu, dan Jisoo yang ikut pula membuka kedua matanya. Bahkan gadis itu kini menjauhkan dirinya dan memberikan jarak bagi keduanya.

"K-Kurasa, aku harus pergi sekarang."

Pria itu beranjak, membuat Jisoo menatapnya. Gadis itu mengulum bibir bawahnya, tampak ragu di sana. Namun akhirnya ia beranjak dari duduknya.

the truth untold ❌ jinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang