CHAPTER 16

559 57 8
                                    

Happy reading 💜

▪️▪️▪️

Malam itu juga eunbi kembali ke cheongju. Begitu pula sinb yang langsung ke rumah sakit saat mendengar kabar dari minhyun bahwa eomma nya pingsan dan dilarikan ke rumah sakit seoul.

Setelah pemeriksaan,Sinb menghela napasnya lega. Dokter berhasil memeriksa keadaan eommanya yang ternyata jatuh pingsan akibat kelelahan.

"kamsahamnida.." ucap sinb sambil membungkuk sopan kearah dokter.

"Nde, pasien tidak memiliki penyakit serius, hanya perlu istirahat yang banyak." ucap dokter. Sinb lalu mengangguk, setelahnya dokter itu pun pergi. Sinb menatap sooyeon yang terbaring lemas. Setidaknya kekhawatiran sinb berkurang mengingat kata dokter tadi.
Sinb lalu duduk disamping sooyeon sambil menggenggam tangannya erat.

"Eomma mianhe.." lirih sinb tak ingin membangunkan sooyeon yang sedang tertidur.

Tak lama setelah itu, Sinb lalu menenggelamkan wajahnya lelah ke lengan sooyeon dan sinb pun tertidur.

Beberapa jam kemudian, "Sinb-ya," panggil minhyun memegangi bahu sinb membuat ia terbangun. "Nde, paman?"

"Kau pulanglah ke rumah, biar paman saja yang berjaga malam ini."

Sinb bangkit dari duduknya. "Hm. Keunde, paman. Bagaimana dengan eunbi?"

"Paman sudah mencoba melacak keberadaan eunbi. Jika sudah ketemu paman akan beritahu." Ucap minhyun mendapat anggukan dari sinb. Sinb memandangi eommanya sekali lagi, dan sinb pun melangkah kan kakinya.

"Oh sinb-ya. Sidang nya akan dilakukan minggu depan. Paman harap kau siap" Ucap minhyun membuat sinb berhenti. Ia menatap minhyun, "ne paman, akan aku usahakan." Jawab sinb lalu berpamitan.

Sinb membuka pintu rumahnya. Semua terasa begitu sunyi, hanya ada beberapa penerangan. Sinb pun menghidupkan lampunya. Sinb menatap ke arah foto yang terpajang di dinding, foto dirinya dan eomma. Pasti eunbi melihat semuanya. Sinb lalu menaiki anak tangga dan  membuka pintu kamarnya. Dihidupkan nya lampu dan nampaklah kamar yang terlihat sama seperti terakhir kali sinb meninggalkan nya.

Sinb melihat ada sehelai kertas yang terletak dilantai. Sinb lalu memungutnya.

Air mata sinb tiba-tiba menetes satu persatu membasahi pipinya. Mungkin surat ini alasan eomma pingsan. Eomma sudah mengetahui semuanya. Sinb merasa sesak saat membaca bagian akhir dari surat eunbi

*sepertinya kami benar-benar memiliki banyak kemiripan. Namun kehidupan kami sangatlah berbeda.

Kenapa semua ini menjadi begitu rumit? Sinb meurutuki dirinya sendiri. Sekarang eunbi pergi, karena kesalahpahaman nya pada dirinya dan eomma. Ia tidak mengetahui apa pun tentang kebakaran 17 tahun lalu. Yang ada dalam pikiran eunbi adalah ia sengaja di asingkan dan tidak dianggap.

Sinb menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, membiarkan empuknya memeluk sinb malam ini. Namun tetap saja mata sinb tidak bisa terpejam dengan sendirinya, Sinb lalu meraih kotak obat dalam tas selempang miliknya. Ya, sinb tidak bisa tidur tanpa bantuan obat tidur miliknya, gangguan insomnia yang sinb alami sejak hari itu.

▪️▪️▪️

Hari ini menjadi hari pertama bagi sinb untuk menginjakkan lagi kakinya di sekolah. Kali ini ia benar-benar merasa muak dengan ulah seola, hal itu membuat sinb tidak sabar untuk melihat seola secara langsung.

"Sinb-ya!!"

Sinb menoleh kebelakang, didapatinya sowon dan gohhe sedang berlari kearahnya.

" yak neo!! Dari mana saja kau semalam?! Apa kau tidak lelah menghilang akhir-akhir ini?" Tepuk sowon dipundak sinb. Sinb tersenyum dibuatnya.

Who Are You, The Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang