La Pam Pam 10

368 55 3
                                    

Hari ini adalah hari dimana Aya harus menepati janjinya kepada Dean, ia sudah rapih dengan pakaian yang sesuai dengan konsep yang dikatakan oleh Dean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini adalah hari dimana Aya harus menepati janjinya kepada Dean, ia sudah rapih dengan pakaian yang sesuai dengan konsep yang dikatakan oleh Dean. Saat ini perempuan berumur 20 tahunan itu sedang berkutik dengan handphone-nya di depan gerbang, sibuk mencari driver ojek online yang sejak tadi tidak kunjung dapat.

"Huft, hari ini ada apaan sih sampai driver ojol aja ga mau nge-acc gue" Aya menyandarkan bahunya di tembok pembatas antar kos-an sebelah dan kos-an tempatnya.

Ia sudah mencoba semua aplikasi ojek online yang ada di smartphone-nya tapi tidak ada satupun yang menerima. Sampai akhirnya ia menyerah dan memutuskan untuk berjalan ke depan komplek, menunggu angkutan umum yang searah dengan tujuannya.

Baru saja ingin melewati rumah kos sebelah, pendengarannya langsung dipetakan dengan suara motor yang cukup bising. Ia menengok kebelakang dan ia menemukan orang yang sangat tidak ingin ia lihat. Bisa dibilang ia masih labil, disatu sisi ia ingin selalu bertemu dengan orang itu namun disisi lain ia sangat menolak untuk melihatnya.

Gimana ga gamon coba, ada aja yang bikin gamon - Aya

Saat Aya mulai kembali melanjutkan jalannya dan berusaha keras untuk tidak memutar arah pandangnya. Orang itu malah menghampirinya dan memanggilnya. "Eh! Lo mau kemana?"

"Eh lo El, gue mau pergi lah"

"Ya anak TK juga tau lo mau pergi, maksud gue lo mau pergi kemana? Mau jalan Ama cowok lo ya, cieee"

Miris juga idup gue - Aya

"Engga kok, gue mau ke danau xx ada urusan disana"

"Wah kebetulan banget, gue juga mau ke sana bareng aja kalo gitu"

Apa yang Aya tidak pernah berani bayangkan terjadi, kenapa dari sekian banyak laki-laki yang ia kenal harus El yang mengajaknya saat ini. Misi Aya untuk move on kembali gagal jika seperti ini. "Heh gausah El, gue bisa naik angkot apa ojek di depan. Lagian juga ga terlalu jauh"

"Ya makanya gajauh gue ngajak bareng, ngirit uang juga kan. Udah ayo"

"Ntar cewek lo mikir yang engga-engga gimana?"

El mengerutkan dahinya heran. "Lo tau darimana gue punya cewek,lagi juga gue kesana bukan mau ketemu cewek gue"

"Kan lo pernah nitipin tugas cewek lo ke Sinta lewat gue, masa lupa" ujar Aya sedikit kaku.

El hanya ber-oh-ria sambil mengangguk-anggguk. Ia lalu menepuk bagian belakang jok motornya yang kosong, yang bermakna ia mengajak Aya untuk berangkat bersama. "Udahlah Ya, telat loh ntar lo-nya"

Ya mau tidak mau Aya hanya menurut saja, ia juga tidak enak menolak lagipula ini juga kesempatan kapan lagi ia bisa diboncengi oleh orang yang ia suka itu. Lupakan sebentar tentang move on dan status El yang sudah tidak sendiri.

Selama perjalanan hanya El yang terus bicara, Aya hanya menanggapinya dengan kata 'ya' dan 'enggak tahu' atau sesekali ia ikut terkikik kala El menceritakan hal lucu. Sampai pada akhirnya mereka sampai di tempat tujuan dengan aman. "Ngomong-ngomong lo ma ngapain disini?" Tanya Aya.

"Gue disuruh bantuin si Dean, katanya dia ada tugas ekskul fotografi buat konsep couple. Tapi nyampe sekarang gue gatau siapa cewe yang mau di pasangin sama gue"

Deg

Rasanya ingin sekali Aya cepat bertemu dengan murid-nya itu dan menjewer telinganya. Kenapa bisa-bisanya anak itu memilih El sebagai pasangannya. Entah apalagi yang akan terjadi kedepan-nya jika ia terus dibuat seperti ini.

"Oh iya, terus lo mau ngapain?"

Aya tersenyum kikuk dengan tangan sudah dibelakang tengkuk lehernya. Apa yang harus ia katakan.

ini gue harus seneng apa sedih ceritanya - Aya

"sama kaya lo, hehe" Aya tertawa kikuk sambil menggaruk tengkuk belakangnya. El hanya ikut membalasnya dengan anggukan dan ekspresinya yang biasa saja, namun tangannya langsung menyentuh telinganya yang sedikit memerah. "untung cewenya lo, coba yang lain gatau kaya apaan lagi ntar fotonya"

Aya membelalakkan matanya tak percaya. Ia jadi semakin bingung harus menjawab apa, masalahnya disini adalah jantungnya berpacu cepat dan otaknya tidak dapat berfikir apapun selain tertawa dan tersenyum.

yang ada di otak dia tentang gue tuh apa si? bisa-bisanya dia tenang gitu, kalo dia tahu sekarang gue deg-deg-an ekspresinya kaya apa ya - Aya

Sebenarnya pendapat Aya tentang yang El rasakan kali ini salah, bohong jika ia biasa saja. Nyatanya ia juga sama berdebar-nya dengan Aya, karena ini untuk pertama kalinya ia pemotretan dengan perempuan. Biasanya yang hanya dijadikan model pemotretan Dean hanya dia, Deon atau Dewa saja.

Suara dering ponsel memecah keheningan di antara keduanya. Ternyata panggilan ponsel itu berasal dari ponsel El yang disana menampilkan nama orang yang telah membuat mereka menjadi canggung seperti ini. Setelah menjawab panggilan dari Dean, El langsung mengajak Aya untuk ke tempat yag sudah di tunjukkan oleh Dean.

"eh kakak-kakak datangnya barengan, syukur deh jadi ga usah nunggu-nungguan lagi" Dean yang melihat mereka sambil membersihkan kamera jadi merasa aneh dengan keadaan keduanya yang saling diam.

"gaada masalah kan kak?"

Kualitas ceritanya menurun ya? Komen dong apanya yang nurun buat motivasi 😁😁😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kualitas ceritanya menurun ya? Komen dong apanya yang nurun buat motivasi 😁😁😁

LA PAM PAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang