Deon sedang berbaring di kasurnya sambil terus memandangi ponselnya setelah pulang dari pekerjaannya untuk menenmani saudar kembar satu-satunya mengerjakan tugas Ekskul. Ia terus menerus menyalakan dan mematikan ponselnya tanpa bosan. Bahkan saat Dean memasuki kamarnya dan memerhatikannya ia tidak sadar, sampai Dean menggelengkan kepalanya. Karena ia belum siap memiliki saudara gila maka ia langsung memanggilnya."lah lo sejak kapan masuk si An? orang mah masuk ketok-ketok udah punya kamar sendiri juga, ini kan sekarang kamar gue pribadi jadi lo gaboleh asal masuk" Dean hanya mengangguk dan menampilkan ekspresi wajah bosan.
"udah ngomel-ngomelnya? makin mirip mamah lo kalo lagi ngomel kaya gitu"
"iyalah orang gue anaknya, emang lo anak ilang" ledek Deon, setelah itu ia langsung melihat lagi kearah ponselnya. "heh, Adek gue satu-satunya Radeon Ardika. Inget gue abang lo ya walau beda tujuh menit doang gue tetep abang lo"
Deon hanya menanggapinya dengan menjulurkan lidahnya lalu kembali fokus pada ponselnya. Dean yang merasa teracuhkan langsung beranjak dari kursi belajar milik adiknya itu dan dengan cepat mengambil ponsel milik Deon lalu kabur keluar. "AHELAH DEAN BAU!" dengan cepat Deon langsung berlari ke arah pintu yang baru saja di tutup oleh kakaknya. Saat ia masuk ia melihat Dean sedang memainkan ponselnya.
"sebagai kakak yang baik nanti gue bantuin deketi Hana deh, kasian dah adek gue" Dean menyodorkan ponsel Deon dan langsung di ambil paksa oleh si-empunya. "An, liat aja gue bales beneran lo. Tungguin aja"
"seterah lo, tapi daripada galau gara-gara di cuoekin mulu sama yayang Hana lo itu. Mending lo bantuin gue milih fot-foto yang tadi, bantu abang dapet pahala inget itu Yon" Deon bukannya tidak bisa menolak permintaan Dean hanya saja ia juga sedang bingung ingin melakukan apa. Akhirnya ia duduk di samping Deon yang sedang melihat-lihat gambar di kameranya.
Setelah sekian lama akhirnya mereka menyerah dan membanting tubuh mereka ke kasur. "Yang jelek cuma yang rada blur doang Yan, mereka terlalu cocok buat dipilih satu-satu. Bahkan foto yang ga sengaja lo jepret tadi yang mereka lagi ngobrol aja keliatannya paling bagus Yan"
"untung gue milih Kak Aya sama Bang El yang jadi modelnya, makannya bagus semua. Coba lo sama Hana, pasti hasilnya muka lo flat semua gara-gara grogi"
Selagi mereka asik berbincang, seseorang masuk dan menatap mereka takjub dengan pemandangan di depannya. "kalian berdua ngapain di kamar gue!" ucap orang itu yang membuat kedua anak kembar itu langsung berdiri dan menunduk. Laki-laki itu langsung meletakkan barangnya di meja miliknya dan melipat tangannya, menunggu jawaban dari salah satu dari kedua orang di depannya.
"maafin kita bang, itu salah si Dean yang tiba-tiba ngambil hp gue terus lari ke kamar Bang Surya. Ya mau gamau gue kejar lah dia"
"gue bilangin ya, kalian gabisa seenaknya masuk kamar orang oke. Mau ini rumah kalian sendiri tapi kan setiap kamar udah ada yang nyewa. Untung yang kalian masukin kamar gue, coba kamarnya Mas Dewa kalo ga Bang Julian abis beneran kalian berdua" ucap Surya, bukannya ia tidak bisa memarahi kedua anak pemiliki kos-an tersebut, hanya saja kalau ia marah mungkin hanya akan membuatnya sakit kepala.
"iya bang" ucap keduanya kompak. "yaudah ngapain masih disini? sono balik ke kamar"
"gini deh bang, sebagai tanda permintaan maaf gue kasih unjuk hasil pemotretan tadi"
"gapenting buat gue, lagi juga mau lo unjukin ke gue itu juga gue gakenal orangnya. Suka ngaco nnih bocah kadang" ucap Surya yang sudah mendudukkan dirinya di kursi belajar dan membuka laptopnya.
"ya ngapain gue ngasih lo unjuk kalo lo gakenal bang, ini foto Bang El sama guru privat gue"
Surya yang tadinya acuh, mendengar kata El ia jadi penasaran. Masalahnya sebelumnya, sahabatnya itu jika diajak foto bersama saja susahnya bukan main. Sekarang Dean bilang barusan, ia jadi penasaran dengan hasil yang didapatkan Dean. "kok lo bisa si nyuruh dia, suruh foto bareng temen-temennya aja susahnya minta ampun mau-maunya dia suruh foto bareng cewek lagi, ceweknya tau bisa diamuk entar dia"
"yah lo gatau perjuangan gue buat bujuknya si bang, kaya orang debat pilkada ruweuh" ucap Deon membanggakan dirinya sendiri, ya memang benar ia yang membujuk El untuk mengikuti pemotretan kakaknya.
Mereka bertiga asik melihat kamera Dean dengan berbagai komentar disetiap gambarnya. Kadang dengan komentar konyol dan kadang mengagumi hasil jepretan Dean serta kecocokan pasangan itu. "De, lo kayanya kalo mau pemotretan couple lagi harus ngajak mereka lagi deh De"
"engga boleh, nanti kalo ada lagi biar gue sama Hana yang jadi model" bantah Deon yang langsung membuat kedua orang di dalam sana tertawa terbahak-bahak.
"ini kayanya yang paling bagus De, keliatan natural banget"
Kedua anak kembar itu mengangguk bersama, mereka juga setuju itu yang paling bagus. Ditambah lagi jepretan dari kamera Dean sudah tidak diragukan lagi. "tau ga sih bang tadi kita ngambilnya gimana"
"coba ceritain"
"jadi...
flashback on
"Yon, bagus semua ini jepretan gue. Berbakat kan ya abang lo ini jadi footografer"
Deon menggerlingkan matanya bosan, ia membiarkan Dean memuji dirinya sendiri. Saat ini ia tidak berminat untuk membalas Dean karena ia lelah terus di suruh melakukan ini itu olehnya ditambah lagi cuaca saat ini sedang sangat panas. "Yan, beli es kelapa sono duit lo kan banyak. Capek gue"
Dean yang biasanya disuruh tidak mau, kali ini dikarenakan sedang bahagia dia jadi langsung meluncur ke penjual es kelapa dan membelikan dua plastik yang satu untuknya dan yang satu lagi untuk Deon. Saat sampai di tempat Deon ia melihat adik kembarnya itu sedang fokus melihat sesuatu. "Yan, foto yang itu. Lo nyesel kalo ga foto yang itu" Deon menunjuk objek yang ia pinta untuk dipotret oleh kakaknya.
Dean yang faham dengan segera mencari angel foto yang bagus dan memotret kedua insan tersebut dengan bagus.
Ternyata yang dipotret oleh Dean adalah Aya dan El yang sedang bercanda sambil meminum Es dan melihat danau. Keduanya ternyata sudah kembali seperti sebelumnya, karena setelah tahu siapa yang akan dipasangkan dengan siapa keduanya jadi canggung dan membuat Dean serta Deon sedikit sulit untuk menemukan gestur yang cocok.
flashback off
"gitu bang ceritanya, keren kan gue" kembali Deon memuji dirinya sendiri. "asal jangan sampai ceweknya El tau, kasian gue sama dia"
Mereka berdua langsung mengacungkan ibu jari, lagipula keduanya bahkan tidak pernah bicara kepada kekasihnya El. "loh kok kalian disini, gue cariin di kamar kalian gaada" ucap El yang tiba-tiba memasuki kamar sahabatnya itu, danmembuat kedua anak kembar itu panik lalu menyembunyikan alat foto Dean.
mati gue - Dean & Deon
KAMU SEDANG MEMBACA
LA PAM PAM ✔
RandomTanpa aku menyadarinya, perasaan itu semakin besar dan semakin lama semakin menyiksa. Aku ingin kau tahu perasaanku tapi di sisi lain semua itu membuatku terus takut. Selalu ada beberapa pertanyaan di kepalaku, seperti; Apa kau mendengar degup ja...