La Pam Pam 28

263 33 11
                                    






















Atensi beberapa orang yang awalnya sedang sibuk menonton acara olahraga di televisi kini beralih ke sosok yang sedari tadi terus melakukan hal yang sama berulang kali. Mulai dari berjalan ke pintu lalu kembali lagi masuk dan berjalan lagi ke pintu lalu kembali hingga beberapa kali. Penampilannya terlihat lebih rapih tetapi wajahnya sangat kusut dan tak jarang orang-orang di sekitarnya mendapati umpatan keluar dari bibir nya. Seseorang bangkit dari duduknya dan kini berada di belakang manusia bingung yang sedang berdiri di pintu, ketika hendak berbali orang itu terkejut karena tiba-tiba ada yang berdiri di belakangnya.

"Untung gue gak punya riwayat stroke, lo ngapain berdiri di belakang gue si bang?" Sebuah sentilan mengenai dahinya yang kini tertutupi poni yang sudah sedikit memanjang. 

"Ada juga gue yang nanya, lo mau ngapain dari tadi bolak balik sih? Ganggu pemandangan. Kalau mau keluar yaudah sana, gak usah kayak orang bingung gitu kenapa sih, El."

Senyum canggung terbentuk di bibirnya lalu disusul dengan kakinya yang melangkah keluar. Saat sudah sampai luar, bukannya langsung pergi ke tempat tujuannya ia malah berjongkok sambil memetik ranting kecil dari pohon yang terdapat beberapa daun di sana. "Kasih tau, enggak, kasih tau, enggak, kasih tau, enggak. Yaudah enggak kan, gue mending balik tidur lagi, pikirin amat."

El kembali bangkit dari posisinya dan berniat masuk, otak dan hatinya saat ini sedang tidak dapat di ajak bekerja sama hingga membuatnya bingung seperti ini. Dengan berat hati El mengurungkan niat nya untuk kembali berbaring dan malah mengeluarkan motor miliknya dari garasi. Sebelum itu ia mengetikkan sebuah pesan dari ponselnya, tak lama setelah motor berhasil keluar dari rumah kos, pagar rumah kos Putri di samping terbuka dan menunjukkan seorang perempuan yang masih memakai pakaian yang El tebak dipakai untuk tidur semalam, wajahnya masih basah dan rambutnya sedikit berantakan.

"Apa?!" Tanyanya dengan nada yang sama sekali tidak santai.

El memberikan helm nya kepada perempuan itu, tentu saja tidak langsung di terima karena alasan El sendiri tidak jelas. El menggerlingkan matanya kesal dan dengan cepat langsung memakaikan helm kepada perempuan itu dengan paksa. "Buruan!"

"Mau kemana si?!"

El melihat ke arah jam tangan berwarna hitam yang tersemat di pergelangan tangannya dan langsung memberikan death glare kepada perempuan itu. "Buruan Ya! Keburu telat!" Kesalnya kali ini sudah membuncah karena perempuan itu –Aya tidak segera menaiki motornya.

"Ya tapi apaan dulu?!" Sama kesalnya dengan El kini Aya mulai meninggikan suaranya juga. Tatapan El berubah menjadi sendu kemudian mendengus napas pasrah. "Kalau gue kasih tau sekarang lo histeris, jadi cepet naik dan gak usah khawatir gue ngambil lo dari cowok lo oke?"

"Tapi gue belum mandi,"

"Gue pilek, lagu juga gak ada yang mau deket-deket sama lo jadi cepet naik." Akhirnya dengan segala paksaan Aya menaiki motor itu juga. Dengan cepat El membawanya membelah jalan raya yang cukup padat karena hari ini hari libur dan orang-orang keluar untuk berlibur entah kemana. Aya terus berfikir apa yang ingin El lakukan kepadanya, ia juga cukup malu karena hanya memakai kaos dan celana tidur sedangkan El kini sudah rapih dan wangi. 

"Mau kemana sih?" Tanya Aya,

El tidak menjawabnya entah karena suara motor yang bising jadi dia tidak mendengarnya atau memang tidak ingin menjawabnya, mood Aya langsung hancur karena paginya sudah diganggu oleh tetangga kos sebelah dengan menculiknya entah kemana di tambah lagi ia tidak diajak untuk bicara dari awal. Perjalanan dari wilayah kos-an ke tempat yang akan mereka tuju memakan waktu cukup lama, kepala Aya seketika penuh dengan berbagai pertanyaan saat El menghentikan motornya di salah satu tempat yang bahkan tidak Aya bayangkan El akan membawanya ke tempat ini.

LA PAM PAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang