La Pam Pam 11

340 47 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Setelah sampai ke tempat kos, Aya bukannya langsung menuju kamarnya untuk beristirahat. Ia malah memilih untuk masuk ke kamar Nana yang letaknya tak jauh dari kamarnya sendiri. Aya langsung membanting dirinya ke ranjang dan mengejutkan si empu-nya kamar. Nana yang sedang mengerjakan tugas, menatap Aya heran.

"Kenapa lo? Bukannya mandi abis pergi, malah mampir kamar gue"

Aya membalas tatapan Nana dengan ekspresi yang menurut Nana menyebalkan. Ia menghela nafas berat lalu mendudukkan dirinya. Ia kembali merebahkan dirinya tapi kepalanya ia letakkan diatas punggung Nana.

"Kenapa si Ya?"

"Gue bingung harus seneng apa kesel Massa!!!!" Jangankan Aya sendiri, Nana yang mendengarnya saja ikut bingung. Bahkan sebelum Aya memberi tahu apa kejadian yang sebenarnya kepala perempuan itu sudah pusing.

"Cerita cerita, kalo gamau cerita buruan mandi terus ngerjain tugas kalo ada. Tapi lo mah gamungkin gapunya tugas"

Aya menceritakan semua kejadian yang ia alami hari ini dengan orang yang ia sukai. Nana mendengarnya dalam diam sambil sesekali bertanya. Saat Aya sudah selesai menjelaskan Nana langsung tertawa, ia tertawa karena plot twist yang terjadi pada temannya ini sangat unik. Ia jadi kasihan pada Aya karena semakin anak itu mencoba melupakan perasaannya pada El semakin juga ia sering dipertemukan dengan orang itu.

Aya kesal mendapati tanggapan tidak enak dari Nana dan langsung menepuk betis Nana yang tidak jauh dari tangannya. "Nana mahhh"

"Sorry sorry, lagian ada aja deh lo mah. Jodoh kali lo sama dia Ya, coba bayangin dari lo malem-malem yang dititipin tugas sa dia kemaren. Gue inget-inget pasti ada aja yang bikin kalian ketemu"

"Ngawur lo, gatau ah pokoknya gue bingung" Aya beranjak dari kasur Nana. "Ya, jangan gitu lah malah makin sering ketemu sama dia loh ntar" ucap Nana untuk terakhir kali sebelum kena timpuk boneka miliknya yang berada di tangan Aya.

Aya keluar dengan perasaan yang cukup lega. Ia melihat Kak Lena-nya sedang duduk di sofa ruang tengah sambil mengurut Batang hidungnya. Dari wajahnya nampak kalau ia sedang memikirkan sesuatu, dari pakaiannya kelihatannya ia ingin pergi atau malah ia baru saja sampai rumah. Lalu ia berjalan keluar untuk mengambil benda yang tidak sengaja ia jatuhkan tadi di depan rumah. Di depan gerbang ia melihat seseorang yang sangat tidak asing lagi baginya sedang menunggu.

"Mas Dewa mau cari siapa?" Aya menghampiri sepupunya itu yang nampak menunggu. "Nyari Kak Lena yaaa, ciee"

"Berisik ah, orang ini juga gue abis nganterin Lena. Dia ga kenapa-kenapa kan Ya?" dari raut wajahnya sudah tampak sekali bahwa Dewa sedang khawatir. Aya hanya terus mengingat apa yang ia lihat tadi dan mengangguk-angguk, pasti ini ada hubungannya sama Mas Dewa kurang lebih seperti itulah pendapat Aya.

"hayoo ngaku, Mas abis ngapain Kak Lena sampe nanyain itu ???"

"sembarangan, udah ah gue mau balik ke kos-an" ia kembali menaiki motornya dan masuk ke kos-an sebelah. Aya masuk ke dalam kos-an tidak ambil pusing dengan kisah asmara antara sepupunya dan pemilik kos-an ini.

Paginya saat Aya sedang terburu-buru untuk berangkat karena jam sudah mepet, ia melihat pemilik kos ini sedang mengintip ke luar lewat jendela. Aya yang bingung mencoba untuk memanggil perempuan itu, namun ia malah mengagetkannya. "ih kamu mah Ya, kakak kan jadi kaget" Aya hanya meringis saja mendengarnya.

"ada apaan kak? itu Mas Dewa udah nunggu di depan"

"mas? kamu adenya Dewa?"

Aya menggeleng kuat. "kita sepupu" Lena hanya mengangguk faham. Ia lalu melihat lagi keluar dan memegang tangan Aya.

"dek, kalau Dewa nanyain aku ada apa engga bilang aja aku udah berangkat oke"

"eh emang kenapa kak?"

"tolongin aja ya, please"

Aya mau tidak mau hanya bisa menuruti apa yang diminta Lena, ia tidak berani bertanya lebih jauh lagi dari ini. Karena ini urusan pribadi keduanya. Tapi Aya hanya heran saja, Dewa dan Lena sepertinya tidak memiliki hubungan khusus namun selalu bersama, tapi kali ini sepertinya ada sedikit masalah antara keduanya.

Benar saja saat Aya sampai depan Dewa langsung menanyakan dimana Lena sekarang. Ya tentu saja karena ia sudah bilang pada Lena unutk mengatakan bahwa Lena sudah berangkat lebih dulu, Dewa dengan ekspresi yang tidak dapat di tebak itu langsung melajukan motornya dan pergi menuju kampus.

Aya mengacungkan jempolnya lalu langsung menaiki ojol yang sudah ia pesan tadi. Sampai di kampus ia merasa sedikit tenang karena ia masih tepat waktu. "Ya lo abis dari mana kok ngos-ngosan gitu si"

"tadi kesiangan makannya buru-buru, beneran kan ini belum waktunya"




"tadi kesiangan makannya buru-buru, beneran kan ini belum waktunya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LA PAM PAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang