Memiliki dua saudara laki-laki dan hanya memiliki ayah sebagai seorang orangtua serta kedua sahabatnya sejak kecil adalah laki-laki menjadikan seorang perempuan berdarah Minang bernama Sinta Febyana menjadi anak yang lebih tangguh dalam artian ia adalah seorang anak perempuan yang sifatnya seperti laki-laki karena di keliling oleh para laki-laki. Semenjak usianya menginjak angka lima, ibunya dijemput oleh yang mahakuasa dengan tragedi kecelakaan pesawat saat sang ibu menuju kampung halamannya karena ingin merawat orangtua yang sedang sakit parah. Sinta kecil tidak tahu bahwa yang disebut orang-orang bahwa sang ibu pergi ke rumah asalanya adalah sisi yang maha kuasa, bocah itu hanya tahu bahwa sang ibu atau yang kerap ia sebut 'mama' itu sedang berada di rumah kakek dan neneknya yang ada di Minangkabau dan kerap kali merengek bahkan sampai menangis karena ingin melihat sang ibu.
Semakin bertambahnya umur Sinta kecil akhirnya paham bahwa wanita yang sudah melahirkannya itu tidak akan kembali lagi ke muka bumi bahkan hanya sedetik saja. Saat memahaminya Sinta benar-benar tidak keluar dari kamar dan hanya memeluk figura berisi foto dirinya dan sang ibu sambil menangis. Akhirnya ia berhasil mau keluar karena kedua sahabatnya yaitu Gavin dan Chandra mengetuk-ngetuk jendelanya sambil membawa seekor anak kucing yang kebasahan, Sinta tau pasti dua bocah itu baru saja bermain di sungai yang jaraknya tak jauh dari rumah dan tiba-tiba menemukan anak kucing. Sinta keluar sambil membawa handuk kecil lalu mengeringkan tubuh anak kucing yang akhirnya ia rawat itu. Gavin, Chandra, dan Sinta. Tiga orang sahabat yang kedekatannya sudah seperti saudara. Sosok ibu berhasil Sinta temukan di diri bunda Gavin dan Ummi Chandra, jedua wanita itu kerap kali mengomeli anak-anaknya jika terjadi sesuatu kepada satu-satu nya anak gadis mereka —karena keduanya hanya memiliki seorang anak laki-laki. Mulai dari TK, SD, SMP bahkan sampai kuliah pun mereka masih ditempat yang tidak pernah terpisah.
Sama hal nya seperti Dewa dan Lena yang tidak terlepas dari cinta antar sahabat Gavin dan Sinta pun mengalami hal yang serupa. Tidak ada yang berbeda dari kisah keduanya, sama-sama memendam perasaan agar satu sama lain tidak mengetahuinya dan berakhir salah satu sama lain mencari pasangan agar berhasil melupakan perasaan satu sama lain dan bermain normal layaknya sahabat seperti biasa. Bedanya di kasus Gavin dan Sinta ini adalah Gavin berhasil menemukan tambatan hatinya dan melupakan perasaan lebihnya terhadap sahabat perempuannya sedangkan di kasus Dewa dan Lena keduanya mungkin memiliki tambatan hati baru tapi tidak pernah bisa melupakan satu sama lain sekeras apapun mereka berusaha. Sinta sakit se sakitnya saat ia melihat Gavin menggandeng seorang perempuan yang bahkan tidak ia kenali asal usulnya, padahal saat mereka masih duduk di kursi sekolah menengah Sinta tidak sampai se sakit ini.
"Sin, lo, gue, sama Gavin itu udah sama-sama dari belajar jalan. Gue bisa bedain kalau perasaan lo ke Gavin itu bukan cuma perasaan antar sahabat tapi perasaan lebih sebaga perempuan ke laki-laki yang dia sayang, gue bener kan?" Sinta rasa percuma ia melanjutkan untuk berbohong kepada Chandra, toh pada akhirnya si calon psikolog itu akan langsung mengetahui gelagatnya karena sudah terlalu lama mengenal. Sinta menghembuskan napasnya pasrah sambil menundukkan kepala, tidak perlu menjawab saja Chandra bisa memastikan bahwa tebakannya itu benar dari gerakan Sinta yang seperti saat ini. Ia sudah sangat hafal baik buruk kedua sahabatnya ini, jadi bukan hal sulit untuk menebak apakah mereka berbohong atau tidak.
"Ungkapin ke manusia nya langsung. Kalau lo tahan, sampai lebaran monyet pun hati lo gak akan tenang." Titah Chandra yang selanjutnya hanya menambah pikiran Sinta setelahnya.
Sinta ingat betul saat di mana ia patah hati, muncul seorang laki-laki humoris yang dengan senang hati menghiburnya. Pemuda yang supel dan pantang menyerah walau dijawab dengan ketus oleh Sinta. Pemuda itu tak lain adalah salah satu penghuni kos sebelah yang bernama Surya Prasaja. Semakin lama hubungan mereka semakin akrab dan Surya selalu berhasil menghiburnya saat ia sedang letih entah karena tugas ataupun karena kesesakan di dadanya yang disebabkan oleh perasaan dirinya terhadap sang sahabat. Sinta mulai menganggapnya sebagai sahabat dan tidak pernah menyangka bahwa laki-laki itu rupanya menyimpan perasaan spesial kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LA PAM PAM ✔
LosoweTanpa aku menyadarinya, perasaan itu semakin besar dan semakin lama semakin menyiksa. Aku ingin kau tahu perasaanku tapi di sisi lain semua itu membuatku terus takut. Selalu ada beberapa pertanyaan di kepalaku, seperti; Apa kau mendengar degup ja...